Salah satu kawasan yang dilanda bajir di Sumut. Waspada.Id/Ist
Ukuran Font
Kecil Besar
14px
MEDAN (Waspada.Id): Jumlah korban terdampak bencana banjir dan tanah longsor di Sumut terus bertambah. Sampai Senin (1/12), tercatat 1.367.760 jiwa terdampak. Dari jumlah itu, 73.199 orang mengungsi, 240 orang meninggal dunia, dan 182 hilang.
Data tentang korban banjir dan tanah longsor yang terjadi di Sumut tersebut, dirilis oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut. Dari rilis tersebut disampaikan bahwa banjir dan tanah longsor di Sumut melanda 17 kabupaten/kota.
Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Sumut Tuahta Ramajaya Saragih mengatakan, hingga 1 Desember 2025 pukul 08:00, tercatat 1.367.760 jiwa terdampak, dengan 73.199 warga mengungsi, 240 korban meninggal dan 182 hilang. Dia menyebutkan bahwa skala bencana tahun ini merupakan salah satu yang terbesar dalam satu dekade terakhir.
Disampaikan Tuahta, situasi bencana banjir dan longsor di Sumut sangat serius. Dia bilang, seluruh kabupaten/kota terdampak berada dalam kondisi darurat dan membutuhkan percepatan bantuan logistik, serta pembukaan akses jalur vital.
“Data yang kami himpun menunjukkan dampak yang sangat luas. Baik dari sisi jumlah warga terdampak, korban jiwa, maupun kerusakan infrastruktur. Kami terus berkoordinasi dengan semua pihak untuk mempercepat penanganan,” ujar Tuahta.
Berdasarkan data BPBD, Tapanuli Tengah (Tapteng), Sibolga, Tapanuli Utara (Taput), Langkat, dan Mandailing Natal (Madina), menjadi wilayah dengan dampak terbesar. Baik dari segi jumlah penduduk terdampak, maupun korban jiwa.
Tapanuli Tengah mencatat 294.924 jiwa terdampak, dengan 508 luka-luka, 82 meninggal, dan 104 hilang. Sibolga 91.747 jiwa terdampak dan 47 meninggal. Langkat menghadapi banjir bandang dengan 502.440 jiwa terdampak, dan ribuan warga masih mengungsi.
Tuahta menegaskan bahwa kondisi medan yang berat, putusnya akses jalan, cuaca ekstrem, serta luasnya daerah terdampak menjadi kendala utama dalam percepatan distribusi bantuan. Jalur transportasi darat banyak yang terputus, terutama di Tapteng, Tapsel, Madina dan Langkat. “Ini menyebabkan proses evakuasi dan distribusi bantuan membutuhkan dukungan peralatan berat dan transportasi udara,” jelasnya.
Data terbaru BPBD Sumut mencatat:
Korban luka-luka: 614 orang, Korban meninggal 240 orang, Korban hilang 182 orang, Pengungsi 73.199 jiwa, Total terdampak 1.367.760 jiwa.
Korban terbanyak, kata Tuahta, berasal dari kawasan Tapanuli dan pesisir barat yang mengalami kombinasi banjir bandang dan longsor.
Tuahta menegaskan bahwa BPBD Sumut bersama TNI/Polri, Basarnas, dan relawan tengah bekerja 24 jam untuk melakukan, evakuasi korban dan pencarian warga hilang, pembukaan akses jalan yang terputus, distribusi bantuan darurat ke lokasi terisolasi dan Pendirian Posko pengungsian dan dapur umum.
“Prioritas kami adalah menyelamatkan warga yang masih terjebak, memastikan suplai makanan dan air bersih sampai ke daerah terisolasi, serta percepatan penanganan medis bagi korban luka,” kata Tuahta.
Disampaikan Tuahta, BPBD Sumut juga meminta tambahan dukungan helikopter, logistik, dan alat berat untuk mempercepat pemulihan darurat. “Skala bencana ini luas. Dukungan nasional sangat kami butuhkan untuk mencegah peningkatan korban dan mempercepat pemulihan,” sebutnya. (id05)
Waspada.Id/Ist
Salah satu kawasan yang dilanda bajir di Sumut.
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.






















































