Investor Wajib Buka Mata Lebar-lebar, Tarif Trump Perlu Dicermati

1 day ago 8

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada pekan depan, sentimen baik dari dalam maupun luar negeri akan kembali memengaruhi pasar keuangan domestik.

Perang dagang yang melibatkan Amerika Serikat dan China patut terus dipantau oleh investor. Selain itu beberapa negara juga akan merilis soal suku bunga acuannya. Sedangkan dari dalam negeri, data dari Bank Indonesia (BI) pun perlu dicermati.

Pada Senin (14/4/2025), BI akan merilis data cadangan devisa (cadev) untuk periode Maret 2025.

Sebelumnya pada periode Februari 2025, cadev Indonesia cadangan devisa Indonesia turun menjadi US$154,5 miliar pada Februari 2025, dari rekor tertinggi US$156,1 miliar di bulan sebelumnya. Ini merupakan level terendah sejak November 2024.

Faktor penyebab penurunan yakni pembayaran utang luar negeri oleh pemerintah serta intervensi Bank Indonesia untuk menstabilkan nilai tukar di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Namun demikian cadangan devisa masih cukup untuk membiayai 6,6 bulan impor, atau 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri atau jauh melebihi standar kecukupan internasional, yaitu sekitar 3 bulan impor.

Esok harinya pada Selasa (15/4/2025), BI kembali merilis data penting yakni Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) periode Maret 2025.

Sebelumnya pada Februari 2025, IKK Indonesia terpantau turun ke 126,4 dari 127,2 di Januari. Ini merupakan penurunan dua bulan berturut-turut, mencerminkan melemahnya daya beli masyarakat dan penyusutan kelas menengah. Angka ini juga menjadi yang terendah sejak November 2024.

Penurunan kepercayaan konsumen menunjukkan kekhawatiran masyarakat terhadap prospek pekerjaan dan pendapatan di masa mendatang. Meskipun sebagian indikator jangka pendek menunjukkan sedikit perbaikan, tren keseluruhan tetap mengindikasikan tekanan pada kondisi ekonomi rumah tangga.

Selanjutnya pada Rabu (16/5/2025), China akan merilis data pertumbuhan PDB nya untuk kuartal I-2025 yang secara konsensus akan tumbuh lebih rendah dibandingkan kuartal IV-2024 yakni hanya 5,1% yoy.

Hal ini patut menjadi perhatian karena apabila pertumbuhan ekonomi China tidak begitu tinggi, maka hal ini akan berdampak negatif bagi Indonesia yang merupakan mitra dagang utamanya.

Keesokan harinya, pada Kamis (17/5/2025), Chairman The Fed, Jerome Powell akan memberikan speech di Economic Club of Chicago, Chicago, Ill.

Patut dicermati apa yang menjadi perhatian Powell dan pernyataan-pernyataan lainnya yang dapat memengaruhi kebijakan The Fed, dolar AS, hingga landscape perekonomian AS.

Pada hari yang sama, Turki dan Euro Area akan merilis suku bunga acuannya.

Khusus Euro Area, pasar menilai akan terjadi pemangkasan suku bunga yakni dari 2,65% menjadi 2,4%. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Eropa.

Tarif Trump terhadap China

Di tengah tekanan pasar yang melonjak dan kekhawatiran mendalam dari industri teknologi, pemerintahan Presiden AS, Donald Trump akhirnya mengumumkan pengecualian sejumlah produk elektronik , termasuk smartphone, komputer, dan komponen teknologi penting lainnya dari tarif balasan atau resiprokal yang diberlakukan terhadap barang impor asal China.

Kebijakan ini diungkapkan melalui panduan resmi yang dirilis U.S. Customs and Border Protection (CBP) pada Jumat (11/4/2025) malam waktu setempat. Panduan tersebut memberikan kejelasan bahwa 20 kategori produk elektronik tidak akan dikenakan tarif 145% yang sebelumnya diumumkan sebagai bagian dari kebijakan dagang Trump terhadap China.

Produk-produk tersebut juga bebas dari tarif dasar 10% untuk negara lain, meskipun tarif 20% atas semua barang China tetap berlaku.

Langkah ini merupakan angin segar bagi raksasa teknologi seperti Apple, yang memproduksi mayoritas produknya di China. Menurut analis dari Evercore ISI, sekitar 80% iPad dan lebih dari separuh Mac komputer diproduksi di China.

Sepanjang pekan depan, pelaku pasar tetap perlu mencermati hal-hal atau kebijakan yang akan diambil Trump, China, maupun negara lainnya soal tarif dagang ini karena akan berdampak bagi Indonesia dan pasar keuangan domestik.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |