Harga Emas Meroket Saat Isu Pergantian Gubernur The Fed Mencuat, IHSG Dibuka Menguat

1 hour ago 1
Ekonomi

Harga Emas Meroket Saat Isu Pergantian Gubernur The Fed Mencuat, IHSG Dibuka Menguat

Ukuran Font

Kecil Besar

14px

MEDAN (Waspada.id): Harga emas dunia melonjak tajam pada awal pekan ini seiring mencuatnya rencana pergantian Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve). Di saat yang sama, pasar keuangan nasional menunjukkan respons positif, terutama dari kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Pengamat Pasar Keuangan Sumatera Utara, Gunawan Benjamin, menjelaskan bahwa pekan ini pelaku pasar akan disuguhkan sejumlah rilis data ekonomi penting dari dalam negeri, mulai dari inflasi, neraca perdagangan, hingga data manufaktur.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

“Data manufaktur sudah dirilis dan mengalami kenaikan menjadi 53,3. Ini merupakan kabar positif bagi pasar keuangan kita, karena menunjukkan ekspansi sektor manufaktur yang lebih kuat,” ujar Benjamin, Senin (1/12/2025).

IHSG pada sesi pembukaan diperdagangkan menguat di level 8.541. Menurut Benjamin, penguatan tersebut turut ditopang oleh kinerja mayoritas bursa saham Asia yang bergerak positif. Namun, ia mengingatkan bahwa pasar masih perlu mewaspadai sentimen negatif dari Tiongkok.

“Ekonomi China kembali menunjukkan kontraksi ke level 49,9. Kabar ini dapat mengganggu momentum penguatan pasar saham di awal pekan,” jelasnya.

Sementara itu, mata uang rupiah tercatat bergerak stabil di sekitar Rp16.650 per dolar AS. Benjamin menilai stabilitas rupiah akan diuji oleh padatnya agenda rilis data ekonomi, baik dari Indonesia maupun Amerika Serikat dalam sepekan ke depan.

Di sisi lain, harga emas dunia terpantau melonjak ke level US$4.248 per troy ons, atau setara sekitar Rp2,3 juta per gram. Kenaikan signifikan ini dipicu isu pergantian Gubernur The Fed yang semakin menguat.

“Pelaku pasar menilai kandidat pengganti Gubernur The Fed memiliki kecenderungan lebih dovish. Ekspektasi inilah yang mendorong emas bergerak naik dan berpotensi terus menguat hingga tahun depan,” ungkap Benjamin.

Menurutnya, sikap dovish tersebut berpotensi menciptakan kebijakan moneter yang lebih longgar, sehingga meningkatkan minat investor untuk masuk ke aset aman, termasuk emas. (id09)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |