JAKARTA (Waspada.id): Malam Penganugerahan Duta Bahasa Tingkat Nasional 2025 yang digelar Jumat (12/9/2025) di Jakarta, menjadi panggung kebanggaan bagi 31 pasang finalis dari seluruh provinsi di Indonesia. Mereka hadir bukan sekadar sebagai peserta, melainkan sebagai wajah muda bangsa yang membawa misi penting, yaitu menumbuhkan kepedulian, kecintaan, sekaligus kebanggaan pada bahasa dan sastra Indonesia.
Acara yang meriah dan sarat makna itu memperlihatkan kepercayaan diri para finalis dalam berbagai bakat seperti wicara publik, penguasaan bahasa asing, hingga kepekaan terhadap isu-isu kebahasaan dan kesastraan.
Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Atip Latipulhayat, menyampaikan bahwa bahasa bukan sekadar alat komunikasi, melainkan cermin peradaban bangsa.
“Bahasa Indonesia sudah digunakan oleh hampir 280 juta orang dan keberadaannya menjadi representasi peradaban yang makin dewasa. Namun, perkembangan bahasa akan selalu ditentukan oleh capaian kita dalam ilmu pengetahuan dan teknologi,” ujarnya.
Lebih jauh, ia mengingatkan para Duta Bahasa agar menjadi teladan dalam mengamalkan Trigatra Bangun Bahasa, yakni mengutamakan bahasa Indonesia, melestarikan bahasa daerah, dan menguasai bahasa asing. “Kalau itu bisa dilaksanakan dengan baik, bahasa Indonesia akan makin tumbuh, berkembang, dan mendunia,” tambahnya.
Malam penganugerahan ini bukan hanya seleksi untuk memilih sepuluh terbaik dan satu terfavorit, melainkan juga simbol komitmen generasi muda dalam menjaga martabat bahasa. Dengan semangat persatuan dan kebinekaan, para Duta Bahasa Nasional Tahun 2025 diharapkan menjadi wajah baru bagi diplomasi bahasa Indonesia yang mampu menyapa dunia tanpa kehilangan jati diri bangsa serta menebarkan kebanggaan bahwa bahasa Indonesia sanggup menjadi bahasa yang hidup, dinamis, dan berdaya saing. Dari panggung inilah lahir generasi muda yang tidak hanya fasih berbahasa, tetapi juga teguh dalam menjaga kedaulatan bangsa melalui bahasa.
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Hafidz Muksin, menegaskan tujuan besar dari ajang ini. “Pemilihan Duta Bahasa Nasional bertujuan untuk memilih generasi yang mampu melaksanakan tugas pemasyarakatan kepedulian, kecintaan, dan kebanggaan pada bahasa serta sastra Indonesia. Mereka juga diharapkan dapat melestarikan bahasa daerah dan meningkatkan perannya sebagai generasi pejuang bangsa,” ujarnya pada acara yang juga disiarkan langsung melalui kanal YouTube Badan Bahasa, Jumat (12/9).
Ia menambahkan, keberadaan Duta Bahasa tidak hanya berhenti pada seremoni semata, tetapi juga membawa semangat Trigatra Bangun Bahasa dalam pengutamaan bahasa Indonesia, pelestarian bahasa daerah, dan penguasaan bahasa asing. “Dengan penampilan para Duta Bahasa, saya yakin dunia tidak hanya berguncang, tetapi juga akan menari dengan kreativitas mereka,” ucap Hafidz dengan penuh optimisme.
Sebelum mencapai malam puncak, para finalis telah melewati rangkaian pembekalan sejak 20—23 Agustus 2025 secara daring, lalu dilanjutkan dengan penilaian luring pada 8—12 September 2025. Dalam proses ini, mereka mendapat arahan langsung dari para pakar kebahasaan, praktisi wicara publik, hingga tokoh sastra. “Kami harapkan mereka mampu meningkatkan jejaring kerja sama karena yang terpilih adalah putra-putri terbaik dari seluruh provinsi. Mereka akan berbagi pengalaman, praktik baik, dan wawasan dalam rangka pembinaan, pelindungan, dan pengembangan bahasa,” tutur Hafidz.
Penilaian dalam Pemilihan Duta Bahasa Tingkat Nasional mencakup beragam aspek, mulai dari kemampuan berbahasa asing, teknik wicara publik, penyusunan konten, penulisan artikel, penampilan talenta, penyusunan dan presentasi krida kebahasaan dan kesastraan, hingga tes kepribadian dan psikologi. Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) turut memberikan pembekalan langsung sebagai bentuk dukungan penuh bagi para peserta. Hadir sebagai dewan juri kehormatan, antara lain Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Atip Latipulhayat, Masmidah Abdul Mu’ti, dan Chacha Annisa, Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Kepresidenan. Mereka memberikan sentuhan akhir dalam penilaian yang telah berlangsung sejak awal.
Dari proses panjang tersebut, dipilih sepuluh terbaik dan satu pasangan favorit yang dinobatkan sebagai pemenang dalam Pemilihan Duta Bahasa Tingkat Nasional Tahun 2025. Dalam malam penganugerahan yang penuh kehangatan, pasangan dari Provinsi Bali berhasil meraih predikat Terbaik I. I Komang Astama Wiguna dan I Gusti Ayu Chintya P. tampil memukau dengan penguasaan bahasa, keanggunan sastra, serta gagasan segar dalam memajukan literasi. Keduanya menjadi representasi generasi muda Bali yang bangga dan cakap dalam berbahasa Indonesia sekaligus berbahasa daerah.
Sementara itu, pasangan Terbaik II diraih oleh Provinsi Jawa Timur melalui Akhdan Muhammad Z. W. dan Nursan’ah Almasta G. Keduanya menginspirasi lewat komitmen dalam memasyarakatkan bahasa Indonesia dan memperkaya jejaring kebahasaan di tingkat nasional. Dengan semangat khas arek Jawa Timur, mereka membuktikan bahwa bahasa mampu menjadi jembatan untuk persatuan. Selanjutnya, predikat Terbaik III diberikan kepada Dimas Cahya Ramadhan dan Shabrina Yasmin dari DKI Jakarta. Penampilan mereka mencerminkan keberagaman ibu kota sekaligus kekuatan anak muda dalam menyampaikan ide-ide inovatif mengenai pelestarian bahasa dan sastra.
Selain tiga besar, berbagai pasangan finalis dari provinsi lain juga menorehkan prestasi membanggakan dengan menampilkan karya dan gagasan yang sarat makna. Seluruh finalis dipandang sebagai Duta Bahasa yang akan terus menggelorakan Trigatra Bangun Bahasa di lingkungannya masing-masing. “Semoga (kegiatan ini) akan menghasilkan Duta Bahasa Tingkat Nasional Tahun 2025 yang membanggakan kita semuanya,” ungkap Hafidz menutup laporannya.
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.