
Ukuran Font
Kecil Besar
14px
MADINA (Waspada.id): Diva Febriani itu namanya. Seorang calon anggota Paskibra Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Natal (Madina) yang meninggal tragis di tangan tetangganya sendiri.
Peristiwa itu tidak saja menjadi duka yang dalam bagi keluarga dan segenap anggota Paskibra secara nasional, tapi juga mengundang amarah dari masyarakat Indonesia.
Scroll Untuk Lanjut Membaca
IKLAN
Diva telah tiada dan kini abadi bahagia bersama yang maha kuasa. Namun, kisahnya tidak berhenti hanya dengan balutan kain kapan putih itu. Tuntutan keadilan untuk Diva hingga kini terus bergulir. Nyawa dibalas nyawa sepertinya menjadi sebuah harga yang dipertahankan publik.
Tuntutan hukuman mati bagi pelaku menjadi cambuk bagi pihak polisi yang menerapkan KUHP dengan maksimal hukuman penjara seumur hidup. Masyarakat tidak menerima dan akhirnya bergerak, praktisi hukum mengejar, anggota legislatif “mengutuk”, begitu juga dengan organisasi perlindungan anak yang terus bersuara lantang.
Semua itu berjalan alami tanpa komando, dan hanya untuk atas nama kehormatan dan keadilan untuk Diva. Pemkab Madina pun bergerak dalam sunyi menggenggam erat hati ahli bait. Tidak ada kata pamungkas untuk membalut duka keluarga selain adab dan waktu.

Malam resepsi kenegaran di Rumah Dinas Bupati Madina tahun ini terasa ada yang sakral, hanya bisa dirasa tanpa bersapa dalam raut wajah para undangan yang hadir. Tawa dan canda tetap terdengar meski lirih, sorot duka terpancar di mata bupati, wakil bupati, para OPD, unsur Forkopimda, masyarakat, serta anggota Paskibraka Kabupaten yang terlihat menarik napas dalam atas kehadiran kedua orang tua almarhumah Diva Febriani yang menjadi undangan khusus malam itu.
Bupati Mandailing Natal (Madina) H. Saipullah Nasution menepati janjinya terhadap orang tua almarhumah Diva Febriani, yang malam itu pun diangkat menjadi Anggota Kehormatan Paskibraka Kabupaten Mandailing Natal tepat pada Malam Resepsi Kenegaraan di Rumah Dinas Bupati, Desa Parbangunan – Panyabungan, Minggu, (17/8/25).
Di hadapan Forkopimda, ketua-ketua partai politik, anggota DPRD, OPD, tokoh agama, dan masyarakat Madina dari berbagai elemen, kedua orang tua almarhumah Devi Febriani pun menerima tanda kehormatan dan tali asih dari Pemkab Madina dengan penuh air mata.
“Kami atas nama Pemkab Madina dan seluruh elemen masyarakat kembali menyampaikan ungkapan belasungkawa atas berpulangnya ananda Diva Febriani. Untuk itu mari kita hadiahkan Alfatihah,” ucap bupati hingga suasana mendadak sunyi.
Penghormatan terakhir terhadap almarhumah Diva Febriani dengan mengundang orang tuanya secara khusus merupakan janji bupati saat mengunjugi rumah duka almarhumah pada 15 Agustus 2025 beberapa hari lalu. Bupati Madina H. Saipullah Nasution bersama Pj. Sekda M. Sahnan Pasaribu dan sejumlah kepala OPD, secara khusus berkunjung ke kediaman orang tua almarhumah Diva di Desa Sikara-kara 4, Kecamatan Natal.
Diva Febriani adalah salah satu anggota Paskibra Kecamatan Natal. Dia ditemukan meninggal dengan jenazah terkubur di sebuah perkebunan sawit, setelah dua hari sebelumnya, dia dilaporkan hilang usai mengikuti latihan Paskibra untuk tampil pada Peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia di Kecamatan Natal.
Selamat jalan Diva Febriani pahlawan Paskibra dari Natal untuk Indonesia. Semoga kisahmu ini menjadi pijakan dalam dunia Paskibra yang semakin baik ke depan di semua tingkatan.(id.55).
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.