Energi, Ilmu, dan Jalan Menuju Indonesia Maju

3 hours ago 6

Catatan: Artikel ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi CNBCIndonesia.com

Indonesia sedang berada di persimpangan sejarah. Gejolak sosial, volatilitas pasar, dan perdebatan politik beberapa pekan terakhir menunjukkan satu hal: mimpi Indonesia maju tak bisa hanya ditopang oleh kebijakan ad hoc atau narasi populis. Kita butuh fondasi yang lebih dalam: energi dan ilmu pengetahuan sebagai inti strategi nasional.

Sektor energi dan sumber daya mineral (ESDM) sering dipandang sebagai urusan teknis, harga BBM, subsidi listrik, atau izin tambang. Padahal, ESDM adalah urat nadi peradaban. Dari listrik yang menyalakan sekolah, tambang yang menopang industri, hingga transisi hijau yang menentukan posisi kita di rantai pasok global.

Pertanyaan utamanya: apakah kita ingin terus menjadi penonton, atau berani menjadikan energi sebagai jalan kemajuan? Jawaban ada pada keberanian menempatkan ilmu sebagai infrastruktur.

Negara maju bukan hanya membangun jalan tol dan pelabuhan, tapi juga politeknik energi di daerah tambang, riset bioenergi tropis, serta ekosistem inovasi di desa dan kampus.

Inilah strategi yang membalik logika pusat-pinggiran: pembangunan dimulai dari bawah, berbasis pengetahuan, dan berorientasi pada keadilan.

Kedaulatan energi juga berarti kedaulatan rakyat. Masyarakat berhak tahu, belajar, dan berpartisipasi dalam arah kebijakan energi.

Konsep ini saya sebut Epistemic Energy Sovereignty. Intinya energi bukan sekadar komoditas atau fiskal jangka pendek, melainkan hak sosial dan ruang demokrasi.

Presiden bisa menyebut inilah "jalan saya" menuju Indonesia maju: hilirisasi yang menghasilkan transfer teknologi, transisi energi yang benar-benar berpihak pada inovator lokal, serta kebijakan yang tidak hanya menjaga angka pertumbuhan, tapi juga membuka ruang partisipasi publik.

Target pertumbuhan 8% bukan lagi sekadar angka di kertas, melainkan kompas moral menuju ekonomi bernilai tambah dan berkeadilan. Indonesia butuh kepemimpinan yang berani menempatkan energi dan ilmu di jantung strategi pembangunan.

Tanpa itu, kita hanya akan menjadi eksportir bahan mentah dan pengimpor teknologi, terjebak dalam jebakan negara kelas menengah. Dengan itu, Indonesia bisa melompat menjadi negara maju: mandiri secara energi, unggul dalam inovasi, dan adil dalam pembangunan.

Energi adalah masa depan. Ilmu adalah jalannya. Dan Indonesia maju hanya mungkin jika keduanya kita satukan dalam visi bersama.


(miq/miq)

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |