
Ukuran Font
Kecil Besar
14px
ACEH TIMUR (Waspada.id): Tim Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Samudra (PKM Unsam) melaksanakan pelatihan ecoprint pada mug bagi ibu-ibu PKK Gampong Bayeun, Kecamatan Birem Bayeun, Kabupaten Aceh Timur di Meunasah Gampong Bayeun, Rabu-Kamis, 30-31Juli 2025.
Kegiatan dibuka Pj Geuchik Gampong Bayeun diwakili Kaur Pembangunan Desa, Nurmayani, S.Pd mendapat antusias tinggi dari peserta.
Scroll Untuk Lanjut Membaca
IKLAN
Tim PKM Dosen Unsam diketuai Ketua Tim Pengabdian, Dr. Nur Ismanidar, SE., M.Si didampingi dua anggotanya Riny Chandra, SE., M.Si. dan Salman, SE., M.Si melibatkan sejumlah mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Samudra, sebagai bagian dari pelaksanaan Program PKM yang mendorong mahasiswa terlibat aktif dalam kegiatan nyata di masyarakat.

Ketua Tim Pengabdian, Dr. Nur Ismanidar, SE., M.Si, kegiatan ini merupakan bagian dari hibah Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) tahun 2025 yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas perempuan dalam usaha kreatif dan ramah lingkungan berbasis sumber daya lokal.
Selain itu, pelatihan ini bertujuan memperkenalkan teknik ecoprint kepada ibu-ibu PKK dengan pendekatan praktis berbasis potensi lokal. Di mana, dalam pelatihan ini, peserta belajar langsung mencetak motif alami dari daun dan bunga ke permukaan mug keramik melalui proses pengukusan tanpa bahan kimia sintetis.
Menurut Nur Ismanidar, proses pembuatan ecoprint dimulai dengan pemilihan daun-daun lokal yang memiliki pigmen tinggi, seperti daun jati, daun jarak, dan daun jambu.
Langkah selanjutnya adalah mordanting, yaitu perendaman kain katun menggunakan larutan tawas, cuka makan, atau tunjung. Kain hasil rendaman inilah yang digunakan sebagai kain blanket untuk membungkus mug dalam proses pencetakan.
“Daun-daun yang sudah dipilih disusun rapi di permukaan mug keramik, kemudian dibalut dengan kain blanket yang sudah dimordanting. Mug yang telah dibungkus lalu diikat secara presisi menggunakan kombinasi tali, lakban tahan panas, dan wrapping agar daun tetap menempel erat,” jelasnya.
Setelah itu, mug dikukus selama 1,5 jam menggunakan alat pengukus khusus agar pigmen alami dari daun dapat berpindah dengan maksimal ke permukaan mug. Jenis mug yang digunakan adalah keramik bersublimasi (sublim coated) agar hasil motif dapat menempel dengan baik dan tahan lama.
“Dalam pelatihan ini, peserta tidak hanya diajarkan teknik pembuatan ecoprint, tetapi juga diberi pengetahuan mengenai cara merawat produk agar awet serta strategi pemasaran digital. Peserta dibimbing untuk memahami cara memasarkan produk melalui media sosial dan platform e-commerce guna memperluas jangkauan pasar,” ujarnya.
Kemudian, jelasnya lagi, setiap mug yang dihasilkan memiliki pola yang unik dan tidak dapat diulang persis sama, menjadikannya produk bernilai seni tinggi dan berpotensi sebagai suvenir khas daerah. Ecoprint pada mug dinilai tidak hanya sebagai karya kreatif, tetapi juga sebagai peluang ekonomi yang menjanjikan bagi ibu rumah tangga di pedesaan.

Program pelatihan ini juga mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) poin 8 dan 12 yang menekankan pentingnya pertumbuhan ekonomi inklusif serta konsumsi dan produksi yang berkelanjutan.
“Dengan mengangkat kearifan lokal dan potensi lingkungan sekitar, kegiatan ini diharapkan mampu memperkuat ekonomi sirkular dan mendukung perkembangan UMKM kreatif di daerah,” ujarnya.
Sementara Ketua PKK Gampong Bayeun, Nursiah menyambut baik pelatihan ini dan menyampaikan rasa terima kasihnya kepada tim pengabdian.
“Kami sangat bersyukur dan berterima kasih atas pelatihan ini. Ibu-ibu jadi punya keterampilan baru yang bisa langsung dimanfaatkan untuk meningkatkan ekonomi keluarga. Bahannya pun mudah didapat dari sekitar rumah,” terang Nursiah.(id74)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.