Dolar Sempat Rp17.000, Luhut: Ini Dalam Batas Normal!

4 days ago 13

Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan pergerakan rupiah terhadap dolar AS yang sempat menembus Rp 17.000 dinilai masih dalam batasan normal. Hal ini dipaparkan oleh Luhut dalam acara Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden Republik Indonesia di Menara Mandiri, Jakarta, Selasa (8/4/2025).

Dilansir dari Refinitiv, pada Minggu (6/4/2025), nilai tukar mata uang Garuda sempat mencapai Rp17.059/US$ atau merupakan posisi terendah sepanjang sejarah. Nilai tukar rupiah di pasar NDF jauh lebih lemah dibandingkan pada penutupan perdagangan reguler terakhir sebelum libur Lebaran, Kamis (27/3/2025) rupiah berada pada posisi Rp16.555/US$ atau menguat 0,12%. Pada hari ini, Selasa (8/4/2025), rupiah tetap melemah dan ditutup pada level Rp. 16.860 per dolar AS.

"Dengan tadi rupiah yang kita diduga takut lebih dari Rp 17 ribu, sebenarnya ini juga masih dalam batas-batas yang normal sehingga itu juga bisa menjadi bagian penyerapan daripada tarif yang dibebankan oleh pemerintah Amerika," kata Luhut.

Luhut mengungkapkan jika perang dagang ini berkembang secara luas di level global, maka tekanan terhadap Indonesia akan cukup besar, terutama efek second round dari perlambatan ekonomi China.

"Yang kita tahu ekonomi Tiongkok sampai hari ini juga belum membaik, seperti yang mereka harapkan," kata Luhut.

DEN telah melakukan simulasi potensi dampak penerapan tarif resiprokal terhadap ekonomi Indonesia di mana perekonomian tanah air akan mengalami tekanan karena dampak kontraksi.

"Tadi sudah dijelaskan Menko Perekonomian dan volume perdagangan dunia akibat tarif resiprokal dari AS dan retaliasi dari beberapa negara lain seperti China dan Jepang, Uni Eropa," kata Luhut.

"Dampak terhadap PDB Indonesia akibat tarif resiprokal AS juga diperkirakan akan terbatas. Kami melakukan simulasi-simulasi yang sangat intensif selama lebaran ini, kami melihat bahwa porsi ekspor Indonesia terhadap PDB relatif rendah sekitar 23,8% dan porsi ekspor ke AS juga hanya 10% dari total ekspor Indonesia," tegasnya.


(haa/haa)

Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Sempat Koreksi Tajam, Airlangga: Fundamental RI Masih Baik

Next Article Perkembangan Ekonomi RI Selama 100 Hari Kerja Prabowo

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |