China Melesat, AS di Ambang Kekalahan Mutlak

4 days ago 11

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) tak lagi mendominasi sektor Artificial Intelligence (AI). Negara itu mulai kalah gara-gara kemunculan perusahaan yang bergerak di bidang AI asal China.

Popularitas AI dimulai dari ChatGPT melalui OpenAI asal AS beberapa tahun lalu. Berikutnya sejumlah perusahaan dari negara tersebut, seperti Google, Meta hingga xAI ikut bergabung dalam perlombaan AI.

Laporan Indeks AI dari Institute for Human Centered AI (HAI) Universitas Stanford menunjukkan Open AI dan Google masih bersaing ketat membangun AI.

Namun, yang paling mencolok adalah kehadiran model terbaru DeepSeek dari China, R1. Model tersebut mengguncang dunia pada awal tahun ini dan mengirimkan sinyal buruk ke pasar saham serta perusahaan teknologi AS.

Dalam laporan tersebut, R1 berada di peringkat paling dekat dengan model performa terbaik dari dua perusahaan tersebut.

"Model-model China mengejar ketertinggalan dalam performa dengan model AS. Namun di seluruh dunia, sejumlah pemain baru muncul di ruang tersebut," jelas direktur penelitian di HAI, Vanessa Parli dikutip dari Wired, Selasa (8/4/2025).

Laporan menyebutkan AI China memang tengah dalam lajur peningkatan. Bahkan skornya sama dengan yang dihasilkan perusahaan AS.

China dilaporkan menerbitkan lebih banyak makalah dan paten soal AI ketimbang AS. Kendati demikian, AS masih lebih banyak menghasilkan model AI, yakni 40 berbanding dengan 15 model dari China.

Selain AS dan China, kebangkitan AI mulai juga terdengar di wilayah lain. Misalnya Eropa yang dikabarkan telah menghasilkan tiga model AI. Model AI juga muncul di wilayah Timur Tengah, Amerika Latin hingga Asia Tenggara.

Selain itu, beberapa model AI dilaporkan menggunakan model terbuka atau open weight yang bisa diunduh dan dimodifikasi secara gratis. Salah satunya Meta dengan Llama, begitu juga DeepSeek serta Mistral dari Perancis yang mengadopsi model serupa.

ChatGPT juga mengumumkan akan menggunakan model sumber terbuka pertengahan tahun ini. Hal tersebut menunjukkan makin menipis kesenjangan model terbuka dan menutup di kalangan perusahaan AI.

Tahun lalu dilaporkan kesenjangannya hanya 1,7% berbanding 8% dari sebelumnya. Meskipun mayoritas sebanyak 60,7% masih menggunakan sumber tertutup.


(fab/fab)

Saksikan video di bawah ini:

Video:Perang Dagang Trump Bikin Investor Cemas, IHSG Kena Trading Halt

Next Article DeepSeek Hajar Raksasa AS, Startup Jelata Ketiban Berkah

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |