FOTO Internasional
Reuters, CNBC Indonesia
04 September 2025 19:20

Bentrokan terjadi di Yerusalem pada Rabu malam waktu setempat antara pengunjuk rasa dan polisi dalam demonstrasi besar di luar kediaman Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu. (REUTERS/Ronen Zvulun)

Aksi ini menjadi puncak dari gelombang protes sehari penuh di mana ribuan orang juga berbaris di dekat Knesset, berharap pemerintah mendengar tuntutan mereka. Dalam pernyataannya, Netanyahu mengecam para pengunjuk rasa dengan menyebut mereka "milisi fasis" yang di luar kendali, ia menuduh mereka mengancam dirinya serta keluarganya. (REUTERS/Ronen Zvulun)

Petugas polisi menahan demonstran dari jalan selama protes menuntut pembebasan segera para sandera. Meski demikian, aksi demonstrasi terus meluas, didorong oleh kemarahan publik terhadap kebijakan pemerintah dalam perang Gaza. (REUTERS/Jamal Awad)

Massa juga terlibat adu fisik dengan petugas polisi saat hendak menahan seorang demonstran. Keluarga sandera yang masih ditahan Hamas sebelumnya menyampaikan terima kasih kepada masyarakat atas dukungan publik. Mereka terus meningkatkan tekanan agar pemerintah segera mencapai kesepakatan yang dapat membebaskan 48 sandera yang tersisa, 20 di antaranya diyakini masih hidup. (REUTERS/Jamal Awad)

Bahkan pihak polisi menggunakan meriam air untuk mengurai massa. Sejak perang Gaza dimulai pada 7 Oktober 2023, lebih dari 63.000 warga Palestina dilaporkan tewas akibat serangan Israel, menurut otoritas kesehatan setempat. Selain itu, krisis kemanusiaan memburuk dengan sedikitnya 367 orang, termasuk 131 anak-anak, meninggal karena kekurangan pangan akut. (REUTERS/Jamal Awad)

Hamas sendiri menawarkan pembebasan sebagian sandera dengan imbalan gencatan senjata sementara, serta kesepakatan untuk membebaskan seluruh sandera dengan syarat perang diakhiri dan pasukan Israel ditarik. Namun, hingga kini pemerintah Israel belum memberikan tanggapan resmi atas tawaran tersebut. (REUTERS/Ronen Zvulun)