Bahlil Bantah Pasokan Gas RI Megap-Megap

12 hours ago 5

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan bahwa pasokan gas bumi untuk kebutuhan dalam negeri masih mencukupi untuk saat ini. Hal tersebut sebagai respons adanya potensi defisit gas yang dipaparkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (PGN).

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia pun membantah adanya potensi krisis pasokan gas dalam waktu dekat. Bahkan, berdasarkan hasil kunjungannya ke wilayah Kalimantan, lifting gas bumi nasional justru diproyeksikan akan meningkat mulai tahun 2026 hingga 2027.

"Saya kemarin baru pulang dari Kalimantan. Mengecek 2026-2027 lifting kita akan mulai naik. Ya 2025 ini kita belum pernah ada impor gas kok," kata Bahlil ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (2/5/2025).

Ia menjelaskan bahwa peningkatan produksi gas nantinya akan didorong oleh pengembangan sejumlah penemuan sumur baru. Salah satunya yakni proyek Geng North yang dikelola oleh ENI di Kalimantan.

"Penambahannya dari ENI. Kemudian dari Mubadala, dari beberapa sumur-sumur yang ada," kata Bahlil.

Bahlil lantas menegaskan bahwa pihak yang memiliki otoritas dalam memproyeksikan pasokan dan produksi gas nasional yakni Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) dan Kementerian ESDM.

"Yang menangani tentang potensi gas itu adalah SKK Migas dan Kementerian SDM. Kalau PGN itu kan menerima hasilnya," ujarnya.

Sebelumnya, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) memproyeksikan bahwa pasokan gas RI akan mulai mengalami defisit dari periode 2025 hingga 2035. Hal tersebut terungkap dalam profil Gas Balance PGN 2025-2035 yang dipaparkan perusahaan.

Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) Arief Setiawan Handoko mencontohkan bahwa wilayah Sumatera bagian utara dan Sumatera bagian tengah diperkirakan mengalami defisit yang signifikan. Pada 2035 misalnya, wilayah ini diperkirakan mengalami defisit hingga 96 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).

Sementara itu, untuk di wilayah Sumatera bagian Selatan defisit gas diperkirakan jauh lebih besar. Pada tahun 2034 angkanya mencapai 534 MMSCFD kemudian pada 2035 sebesar 513 MMSCFD. Begitu juga dengan wilayah Jawa bagian Timur yang diperkirakan mencapai 194 MMSCFD pada 2035.

"Profil gas balance PGN periode 2025 sampai 2035 mengalami tren penurunan. Di sini yang akan sedikit lebih mengkhawatirkan di mana sejak 2025 short dari gas balance kita dari 2025 sampai ke 2035 itu shortage-nya semakin membesar sampai minus 513," kata Arief dalam RDP bersama Komisi XII DPR RI, Senin (28/4/2025).

Menurut Arief, kondisi ini sudah mulai berlangsung sejak 2025. Adapun, salah satu faktor yang membuat defisit pasokan gas utamanya disebabkan oleh penurunan produksi gas di sektor hulu secara alamiah.

"Ini dipengaruhi atau disebabkan utamanya karena penurunan natural atau natural declining dari pemasok yang belum dapat diimbangi dengan temuan cadangan dan produksi dari lapangan gas bumi baru," ujar Arief.


(wia)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Indonesia Dihantui Krisis Gas, Pembatasan Ekspor Jadi Solusi?

Next Article Dalam 2 Bulan Produksi Minyak RI Nanjak Lagi, Tembus 600.000 Barel

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |