- Pasar keuangan Indonesia ambruk pada perdagangan kemarin
- Wall Street kembali ambruk menjelang pengumuman tarif resiprokal
- Sentimen perang dagang, respon pemerintah, dan inflasi menjadi penggerak pasar hari ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia ditutup sangat mengecewakan pada Selasa (8/4/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambles, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) anjlok, dan Surat Berharga Negara (SBN) dijual investor.
Pasar keuangan diperkirakan masih akan sangat volatil mengingat hari ini akan ada pengumuman soal tarif dagang dari AS. Selengkapnya mengenai proyeksi dan sentimen pasar bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 7,9% ke level 5.996,14 pada penutupan perdagangan kemarin, Selasa (8/4/2025). Sebanyak 672 saham turun, 30 saham naik, dan 95 saham stagnan.
Nilai transaksi hingga akhir perdagangan mencapai Rp 20,95 triliun dengan melibatkan 22,78 miliar saham dalam 1,43 juta kali transaksi. Investor asing mencatat net sell sebesar Rp 3,87 triliun.
Secara sektoral, seluruhnya mengalami depresiasi dengan penurunan paling tajam yakni sektor basic industry yang ambles 10,54%, kemudian diikuti dengan technology yang anjlok 10,23%, dan cyclical yang turun 8,82%.
Sementara dari pasar mata uang, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Selasa (08/4/2025) ditutup pada posisi Rp16.860/US$, rupiah atau melemah 1,84%. Depresiasi pada rupiah kemarin berbanding terbalik dengan penutupan perdagangan 27 Maret 2025 yang menguat 0,12%.
Kebijakan tarif Trump memicu ketidakpastian global hingga saling serang perang dagang. Dampak yang bisa dirasakan rupiah diperkirakan akan besar mulai dari kaburnya investor asing di pasar keuangan Tanah Air hingga gejolak eksternal yang tinggi
Indonesia menjadi korban baru dalam perang dagang Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Indonesia akan dikenai tarif resiprokal atau timbal balik hingga 32% karena besarnya defisit AS ke Indonesia.
Kendati demikian, BI melakukan intervensi saat pembukaan pasar demi mendukung stabilisasi nilai tukar rupiah. Terlihat kurs bergerak stabil pada level Rp16.850. "Kami intervensi & alhamdulillah nilai tukar stabil di 16.800-an sejak market buka," ungkap Direktur Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI, R. Triwahyono kepada CNBC Indonesia, Selasa (8/4/2025).
Selanjutnya, beralih pada imbal hasil SBN yang bertenor 10 tahun terpantau melesat naik dari 6,98% menjadi 7,084%.
Perlu diketahui, hubungan yield dan harga pada SBN ini berbanding terbalik, artinya ketika yield naik berarti harga obligasi turun, hal ini menunjukkan investor mengurangi porsinya dalam aset SBN.
Pages