Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) memperkenalkan instrumen baru bernama Patriot Bond, dengan target dana hingga Rp 50 triliun. Instrumen ini ditawarkan secara terbatas kepada sejumlah taipan besar Indonesia, dengan tujuan membiayai proyek konversi sampah menjadi energi.
Policy and Program Director Prasasti Center for Policy Studies (Prasasti) Piter Abdullah menyebut Patriot Bond diterbitkan untuk mengundang investor berkontribusi di dalam negeri.
Menurut dia Patriot Bond menawarkan imbal hasil lebih rendah dibandingkan dengan surat utang lain. Hal ini karena Patriot Bond ditujukan untuk berkontribusi terhadap negara.
"Kalau menggunakan ukuran imbal hasil memang ini selisih terlalu besar dengan rate market. Tapi kalau pakai rate market, bukan patriot. Justru kalau patriot itu rela tidak mendapatkan rate market," ungkap Piter dalam Closing Bell CNBC Indonesia, Senin (8/9/2025).
Patriot Bond merupakan instrumen pembiayaan strategis berupa surat utang, yang diterbitkan dengan mekanisme private placement.
Dalam mekanisme private placement kali ini, Patriot Bond yang diterbitkan oleh Danantara akan ditawarkan secara langsung kepada sekelompok kecil investor terpilih, dalam hal ini kepada konglomerat dan kelompok usaha besar di Indonesia dan bukan kepada masyarakat umum. Dengan kata lain, surat utang ini tidak tersedia secara bebas dan tidak bisa diserap oleh investor ritel.
Total emisi yang diterbitkan senilai Rp 50 triliun dan ditawarkan dalam dua tenor berbeda yakni 5 dan 7 tahun. Sementara itu kupon atau imbal hasil yang ditawarkan berada di level 2%.
Piter menjelaskan para investor tersebut mencari keuntungan dari dalam negeri, tetapi keuntungan tersebut ditempatkan di luar negeri. Sehingga adanya Patriot Bond bisa menarik dana tersebut untuk pembangunan negara.
"Mereka mendapatkan dari berbagai kemudahan, kekayaan yang dikelola di dalam negeri dan ditempatkan di luar negeri. Itu konsepnya tidak patriot," tegas Piter.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan Patriot Bond bukan hal baru sebab negara lain pun menawarkan surat utang semacam itu. Hanya saja surat utang tersebut diterbitkan suatu negara yang tengah dalam masa-masa krisis.
"Bahkan di Amerika namanya sama (Patriot Bond). Di negara lain berbeda. Bedanya adalah kalau di negara lain itu dilakukan pada masa krisis. Kita tidak dalam kondisi krisis dan kita yang melakukan Danantara untuk investasi," pungkas Piter.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Fenomena di Balik Masyarakat Berbondong-bondong Beli Emas