7 Update Perang Dagang Trump: Korban Baru di RI-Mulai Jadi Bumerang

5 hours ago 2
Daftar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terus mengobarkan tarif baru kepada sejumlah negara, terutama China. Hal ini memiliki pengaruh yang berat terhadap perekonomian global.

Hingga saat ini, mulai banyak pihak yang mengaku resah dengan langkah presiden Partai Republik itu. Mereka meminta tarif dihentikan.

Berikut perkembangan terbarunya dikutip dari berbagai sumber, Rabu (16/4/2025):

1. China Tahan Pesanan di Boeing

Perang dagang yang dikobarkan Presiden AS Trump terhadap China telah menjadi bumerang bagi industri aviasi di Negeri Paman Sam. Terbaru, Pemerintah China dilaporkan meminta maskapainya untuk menunda pemesanan pesawat dari produsen AS, Boeing.

Mengutip AFP yang melansir Bloomberg, Selasa (15/4/2025), Beijing disebut meminta maskapai penerbangan untuk menghentikan pengiriman pesawat Boeing karena tarif yang tinggi. Permintaan ini juga berlaku untuk suku cadang pesawat.

"Beijing juga telah memerintahkan maskapai penerbangannya untuk menangguhkan pembelian peralatan dan suku cadang terkait pesawat dari perusahaan AS," menurut laporan media itu.

Langkah ini datang di tengah perang tarif yang makin memanas antara Beijing dan Washington, yang telah berlangsung sejak Presiden Donald Trump resmi menjabat pada Januari lalu. Kedua negara saling balas menerapkan bea masuk tinggi terhadap berbagai produk, dengan AS saat ini mengenakan tarif hingga 145% untuk impor asal China.

Menanggapi hal itu, Beijing mengambil tindakan balasan dengan memberlakukan bea masuk sebesar 125% terhadap produk asal AS, serta menegaskan bahwa peningkatan tarif lebih lanjut dianggap sebagai tindakan yang sia-sia dan tidak membawa hasil.

2. Perang Trump Gunting Permintaan Minyak.

Badan Energi Internasional (IEA) menyebutkan bahwa perang dagang dengan tarif yang dikobarkan Trump akan menurunkan permintaan minyak global. Hal ini karena meningkatnya ketegangan perdagangan membebani prospek ekonomi.

IEA menyebut sementara impor minyak, gas, dan produk olahan AS telah dibebaskan dari tarif Presiden Donald Trump, pungutan lainnya telah meningkatkan kekhawatiran inflasi dan resesi, mendorong harga minyak mentah ke posisi terendah dalam empat tahun.

"Setelah periode yang relatif tenang, pasar minyak global diguncang oleh rentetan pengumuman tarif perdagangan pada awal April," kata badan yang berpusat di Paris itu dalam laporan bulanan. Badan itu menurunkan perkiraannya untuk pertumbuhan permintaan minyak sebesar 300.000 barel per hari (bph), turun dari lebih dari satu juta bph dalam laporannya di bulan Maret menjadi 730.000.

Trump memberlakukan tarif global sebesar 10% bulan ini tetapi menghentikan pungutan yang lebih tinggi pada sejumlah negara selama 90 hari.

"Dengan negosiasi perdagangan yang sulit yang diperkirakan akan berlangsung selama penangguhan tarif selama 90 hari mendatang dan mungkin setelahnya, pasar minyak akan mengalami masa sulit dan ketidakpastian yang cukup besar menghantui prakiraan kami untuk tahun ini dan tahun depan,"tambah IEA.

3. Dibayangi Trump, Xi Jinping Sambangi Tetangga RI

Presiden China Xi Jinping tiba di Malaysia pada hari Selasa untuk kunjungan kenegaraan. Hal ini dilakukan saat Beijing memerangi perang dagang yang meningkat dengan AS, dan di tengah upaya China mencari partner dagang baru.

Pemimpin China itu mendarat di bandara di ibu kota Malaysia, Kuala Lumpur, di mana ia disambut oleh Perdana Menteri Anwar Ibrahim. Menurut Kementerian Luar Negeri Malaysia, Xi dan Anwar akan menyaksikan penandatanganan sejumlah perjanjian bilateral.


"China akan bekerja sama dengan Malaysia... untuk memerangi arus bawah konfrontasi geopolitik dan berbasis kubu, serta arus balik unilateralisme dan proteksionisme," tulis Xi dalam sebuah artikel untuk surat kabar Malaysia, The Star, pada Selasa.

4. Produsen Alat Telekomunikasi Ketar-ketir

Raksasa peralatan telekomunikasi Swedia Ericsson membukukan lonjakan laba bersih kuartal pertama 2025. Meski begitu, perusahaan itu memperingatkan bahwa pihaknya tidak "kebal" dari perang dagang yang dikobarkan Trump.

Ericsson mengatakan laba setelah pajaknya mencapai 4,2 miliar kroner (Rp 7,3 triliun) dalam tiga bulan pertama tahun ini, melonjak 61% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2024. Secara khusus, penjualannya di wilayah Amerika melonjak 20%, mengimbangi penurunan di bagian lain dunia.

"Di Amerika Utara, penjualan di Jaringan tumbuh pesat, diuntungkan dari perolehan kontrak sebelumnya dan percepatan investasi jaringan oleh pelanggan lain, sebagian mencerminkan ketidakpastian tarif," kata Ericsson.

5. Utusan Tarif Jepang Akan Sambangi Washington

Utusan Jepang untuk pembicaraan tarif mendatang akan berangkat ke Washington untuk bertemu dengan pejabat senior AS pada hari Rabu. Hal ini terjadi setelah Negeri Sakura masuk dalam daftar tarif Trump.

"Menteri Revitalisasi Ekonomi Ryosei Akazawa akan berangkat pada tanggal 16 April ke AS dan akan kembali pada tanggal 18," kata juru bicara kantornya.

Juru bicara itu tidak memberikan rincian lebih lanjut tetapi Akazawa diperkirakan akan bertemu dengan Menteri Keuangan Scott Bessent dan Perwakilan Perdagangan Jamieson Greer.


Kunjungan tersebut dilakukan setelah Trump mengisyaratkan bahwa ia dapat mengendalikan sektor otomotif, seraya menambahkan bahwa ia "sangat fleksibel" dan "berupaya membantu beberapa perusahaan mobil" yang terkena tarif 25% atas semua impor.

Di sisi lain, perusahaan Jepang merupakan investor terbesar di AS. Tahun lalu sektor otomotif Negeri Sakura menyumbang sekitar 28% dari 21,3 triliun yen (Rp 2.383 triliun) ekspor Jepang ke AS.

Di sisi lain, Trump mengatakan bulan lalu bahwa Jepang dan Korea Selatan termasuk di antara negara-negara yang ingin bekerja sama dengan AS pada jaringan pipa LNG di Alaska. Diketahui, proyek itu sempat terhambat akibat biaya yang besar serta kesulitan logistik.

6. Gelombang Baru Serangan Tarif, Trump 'Bom' 2 Sektor Ini.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kemungkinan bakal mengumumkan tarif baru lagi. Hal ini terkait teknologi tingkat tinggi dan farmasi. Mengutip AFP, Rabu (16/4/2025), dua sektor itu dibidik Trump setelah menteri perdagangan AS secara resmi mengumumkan penyelidikan "keamanan nasional" terhadap impor farmasi dan semikonduktor. 

"Sebagai bagian dari penyelidikan, Departemen Perdagangan akan menyelidiki kelayakan peningkatan kapasitas semikonduktor domestik untuk mengurangi ketergantungan pada impor dan apakah langkah-langkah perdagangan tambahan, termasuk tarif, diperlukan untuk melindungi keamanan nasional," muat laman itu.

"Investigasi tersebut mencakup berbagai macam barang. Termasuk komponen chip seperti wafer silikon, peralatan pembuatan chip, dan produk hilir yang mengandung semikonduktor,".

Hasil investigasi akan jadi dasar pemberlakuan tarif. Komentar publik diizinkan dalam pernyelidikan, diajukan paling lambat 21 hari sejak Rabu.

"Departemen Perdagangan Trump mengutip penyelidikan tersebut berdasarkan Pasal 232 Undang-Undang Perluasan Perdagangan tahun 1962, yang dapat mengizinkan presiden AS untuk mengenakan tarif atas dasar keamanan nasional," lapor CNBC International.

"Pembenaran tersebut digunakan untuk investigasi serupa terhadap obat-obatan dan bahan-bahan farmasi, yang juga diungkapkan pada hari Senin."

Perlu diketahui AS sangat bergantung pada teknologi semikonduktor yang diimpor dari pasar-pasar seperti Taiwan, Korea Selatan (Korsel), dan Belanda. Namun, selama bertahun-tahun, Washington telah menerapkan kebijakan yang bertujuan untuk memindahkan lebih banyak rantai pasokan semikonduktor ke dalam negeri, termasuk melalui kebijakan industri seperti Undang-Undang CHIPS dan Sains senilai US$280 miliar.

Nvidia , pembuat chip yang menggerakkan sebagian besar ledakan kecerdasan buatan, mengumumkan pada hari Senin sebuah rencana untuk merancang dan membangun pabrik yang, untuk pertama kalinya, akan memproduksi superkomputer AI NVIDIA sepenuhnya di AS. Bulan lalu, Taiwan Semiconductor Manufacturing , pabrik pengecoran chip terbesar di dunia, mengumumkan niatnya untuk meningkatkan investasinya yang ada dalam manufaktur semikonduktor canggih di AS sebesar US$100 miliar tambahan.

7. Pabrikan AS di RI Cs Jadi Korban Baru

Harga sepatu kets Nike, celana jins Levi, dan kaus Gap hampir pasti akan naik di AS karena tarif yang merugikan pusat-pusat pabrik Asia yang menopang industri pakaian global.

Pada tahun 2024, pabrik-pabrik di China, Vietnam, dan Indonesia memproduksi 95 persen dari semua alas kaki Nike. Trump telah memberlakukan tarif 145% terhadap China sementara Vietnam dan Indonesia saat ini menghadapi tarif 10%, yang dapat naik pada bulan Juli jika mereka tidak berhasil mencapai kesepakatan dagang dengan Washington.

Vietnam, khususnya, dipandang sebagai sumber tidak langsung utama impor China, baik dengan mengalihkan barang-barang China melalui pelabuhan-pelabuhan Vietnam maupun dengan menggunakan suku cadang China dalam ekspornya ke AS.

Gap juga sangat rentan terhadap proses produksi di Vietnam. Sejak pengumuman tarif "timbal balik" Trump pada tanggal 2 April, saham Gap telah turun sebesar 14%. Untuk Nike, turun sebesar 14,7%. Di tempat lain, harga saham Levi's anjlok hingga 10,6%.


(tps/tps)

Saksikan video di bawah ini:

Video: China Desak AS Batalkan Tarif Resiprokal 145%

Next Article G20 Brasil: RI CS Jadi Primadona-Kembalinya Trump

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |