3 Tahun Perang Rusia-Ukraina, Harga Beras - Minyak Goreng Melambung!

2 weeks ago 18

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang Rusia-Ukraina yang telah berlangsung selama tiga tahun tidak hanya menimbulkan dampak geopolitik, tetapi juga mengguncang stabilitas ekonomi global, terutama dalam sektor pangan.

Sebagai catatan, perang Rusia-Ukraina dimulai sejak 24 Februari 2022, dan sebentar lagi pada Senin depan (24/2/2025) akan resmi menginjak tahun ketiga dua negara itu terus mengalami konflik.

Sudah tiga tahun, dampaknya masih terasa, terutama pada sektor pangan.

Ukraina, sebagai salah satu eksportir utama gandum, jagung, dan minyak bunga matahari, menghadapi gangguan besar dalam produksi dan distribusi akibat perang.

Blokade pelabuhan di Laut Hitam dan rusaknya infrastruktur pertanian membuat ekspor pangan dari negara tersebut menurun drastis, menyebabkan lonjakan harga di pasar internasional.

Selain itu, sanksi terhadap Rusia, salah satu produsen utama pupuk dan energi, memperburuk krisis dengan meningkatkan biaya produksi pangan secara global. Petani menghadapi harga pupuk yang semakin mahal, sehingga biaya produksi meningkat dan berujung pada kenaikan harga beras serta komoditas pertanian lainnya

Efek perang dari dua negara itu membuat harga bahan pokok yang diimpor Indonesia, seperti beras, gandum, dan gula naik.

Harga Beras

Mulai dari harga beras, dalam tiga tahun ini sudah terbang cukup tajam.

CNBC Indonesia memantau berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) sejak tiga tahun yang lalu, harga beras kualitas medium 1 masih berada di level Rp11.000 per kilo gram (kg) dan saat ini harga sudah melambung ke atas Rp15.000 per kg.

Angka itu sudah menunjukkan kenaikan harga nyaris 40%.

Sebagai catatan, impor komoditas beras ini dari tahun ke tahun terus mengalami kenaikan.

Per akhir tahun lalu, Indonesia tercatat mengimpor sebanyak 4,52 juta ton beras. Jumlah impor beras tersebut naik sekitar 47,38% dari catatan pada 2023 yang sebanyak 3,06 juta ton.

Mengutip catatan Badan Pusat Statistik (BPS), total impor beras pada 2024 itu menjadi yang tertinggi dalam tujuh tahun terakhir.

Harga Gula

Beralih ke gula, komoditas ini mayoritas masih di impor, bahkan RI tercatat menjadi paling juara impor gula di dunia.

Berdasarkan data dari Departemen Pertanian Amerika Serikat (AS) atau United States Department of Agriculture (USDA) hingga Mei 2024, Indonesia mengimpor gula hingga 5,55 juta ton.

Angka ini lebih tinggi dari China yang mengimpor gula sebanyak 5 juta ton. Adapun volume tersebut yakni impor gula mentah (raw sugar) baik untuk konsumsi maupun rafinasi, serta impor gula konsumsi yang ditugaskan pemerintah.

Mengutip data PIHPS, kalau kita menarik harga sejak tiga tahun lalu, harga gula kini sudah terbang sampai 38,54% dari posisi awal Rp13.700 per kg menjadi Rp19.050 per kg.

Harga Minyak Goreng

Beralih ke minyak goreng, terutama yang berasal dari sawit juga terpantau mengalami kenaikan, meskipun cukup modorat. Berbeda dengan tiga komoditas di atas yang banyak impor, untuk minyak goreng merupakan produk lokal dan sebaliknya kita banyak melakukan ekspor.

Menurut data PIHPS pada 2022 harga minyak goreng untuk jenis yang bermerk kemasan sempat melambung sampai Rp27.000 per kg.

Namun, jika di tarik mundur dalam tiga tahun ini kenaikan berkisar 5% dari Rp21.000 per kg menjadi Rp22.050 per kg.

CNBC INDONESIA RESEARCH 

Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(tsn/tsn)

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |