Jakarta, CNBC Indonesia- Meski banyak bahasa kuno telah punah, ada sejumlah bahasa yang berhasil bertahan ribuan tahun dan masih digunakan hingga hari ini. Keberlangsungan ini menunjukkan kekuatan tradisi dalam melawan arus globalisasi.
Salah satu yang paling menonjol adalah Bahasa Tamil, sering disebut sebagai bahasa hidup tertua di dunia. Tamil memiliki tradisi sastra lebih dari 5.000 tahun, dengan karya puisi klasik, teks keagamaan, hingga filsafat. Hingga kini, lebih dari 75 juta orang di India Selatan dan Sri Lanka masih menuturkan bahasa ini, bahkan memperluasnya ke komunitas diaspora di seluruh dunia.
Sejajar dengan Tamil, Bahasa Sanskerta juga berusia lebih dari 5.000 tahun. Dikenal sebagai "ibu dari bahasa-bahasa India," Sanskerta menjadi fondasi bagi banyak bahasa modern di Asia Selatan. Walaupun tidak digunakan dalam percakapan sehari-hari, Sanskerta tetap diajarkan di sekolah, digunakan dalam ritual Hindu, dan berpengaruh besar pada perkembangan linguistik regional.
Di belahan dunia lain, Bahasa Yunani dan Bahasa Mandarin menunjukkan warisan panjang yang tak tergantikan. Yunani, dengan catatan tertulis sejak 1450-1350 SM (Linear B), masih hidup melalui Bahasa Yunani Modern yang digunakan oleh lebih dari 13 juta orang. Mandarin, dengan sejarah tulisan lebih dari 3.000 tahun sejak Dinasti Shang, kini menjadi bahasa dengan penutur terbanyak di dunia lebih dari 1 miliar orang.
Bahasa lain yang juga berusia ribuan tahun adalah Ibrani, Arab, dan Aram. Ibrani sempat hampir punah sebagai bahasa percakapan, namun berhasil direvitalisasi dan kini digunakan oleh 9 juta orang di Israel. Arab, yang telah berusia 1.500 tahun, berkembang luas di Timur Tengah dan Afrika Utara sebagai bahasa ilmu pengetahuan, sastra, hingga filsafat. Sementara itu, Aram bahasa yang diyakini dituturkan Yesus Kristus meski kini terancam punah, masih dipertahankan komunitas kecil di Suriah, Irak, dan Turki.
Selain itu, Bahasa Persia (Farsi) yang berusia lebih dari 2.500 tahun terus hidup di Iran, Afghanistan, dan Tajikistan. Sastra klasik dari penyair seperti Rumi dan Hafez meneguhkan posisinya dalam sejarah. Sementara Bahasa Latin, meski tidak lagi dituturkan sebagai bahasa ibu, tetap berpengaruh dalam hukum, ilmu kedokteran, hingga bahasa-bahasa Eropa modern seperti Prancis, Spanyol, dan Italia.
Bahasa Jepng yang berusia lebih dari 2.000 tahun, tetap kokoh digunakan oleh lebih dari 120 juta orang. Kombinasi antara kanji (huruf Tionghoa) dengan hiragana dan katakana menunjukkan adaptasi unik yang memungkinkan bahasa ini bertahan di era modern tanpa meninggalkan akar tradisinya.
Keberlangsungan bahasa-bahasa kuno ini menunjukkan betapa eratnya hubungan antara identitas budaya dan ekspresi linguistik. Keberadaan bahasa kuno yang masih hidup ini menjadi jembatan antara masa lalu, masa kini, dan masa depan peradaban manusia.
CNBC Indonesia Research
(emb/emb)