Waspada! Impor BBM dan LPG ke AS Harganya Lebih Tinggi

3 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Indonesia untuk OPEC (2015-2016) Widhyawan Prawiraatmadja menilai jika Indonesia menambah porsi impor minyak dan gas bumi (migas) dari Amerika Serikat (AS), maka biaya yang akan dikeluarkan akan lebih besar dibandingkan jika melakukan impor dari negara-negara Timur Tengah.

Hal itu dikatakannya menanggapi rencana pemerintah untuk menyeimbangkan neraca dagang Indonesia dengan AS dengan menambah porsi impor dari AS.

Widhyawan memperingatkan bahwa dari jarak antara Indonesia dengan AS terhitung jauh. Dia membandingkan, jarak tempuh Indonesia jika mengimpor dari AS terhitung mencapai 20 hari. Sedangkan, jarak antara Indonesia dengan negara-negara Timur Tengah hanya memakan waktu hingga 10 hari.

"Jauh itu berarti kalau bawa dari sana ke sini tuh takes time. Jadi dua kali lebih panjang," ujarnya kepada CNBC Indonesia dalam program Energy Corner, Rabu (30/4/2025).

Nah, dengan jarak yang jauh tersebut nantinya juga akan menambah biaya yang harus dikeluarkan untuk transportasi. "Artinya kan selain transportation cost-nya lebih tinggi, itu juga ada biaya persediaan yang kita harus sediakan. Karena yang tadinya cukup 10 hari, persediaannya ini harus 20 hari, karena waktunya agak lama," kata Widhyawan.

Kendati demikian, Widhyawan menilai jika memang hal tersebut terlaksana, harus bisa lebih menguntungkan Indonesia, maka penambahan porsi impor migas dari AS bisa saja dilakukan menimbang penambahan portofolio oleh perusahaan dengan catatan tidak tergantung dengan satu negara sumber saja.

"Kalau ini terpaksa mengandalkan satu tempat, pada saat dia (harga) naik tinggi, sebenarnya opportunity untuk mengambil dari tempat lain lebih murah, itu terus kemudian jadi hilang. Kalau misalnya kontraknya menjadi kontrak jangka panjang. Nah ini kan harus punya strategi," tambahnya.

Widhyawan juga menilai bahwa perusahaan dalam hal ini perusahaan pelat merah sektor migas di RI yakni PT Pertamina (Persero) cukup andal dalam mempertimbangkan berbagai kesempatan untuk bisa terus melakukan operasinya.

"Dan biasanya perusahaan, Pertamina itu sophisticated kok dari sisi melihat international trading opportunities, gitu ya," tandasnya.


(pgr/pgr)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Pramono Turunlam Pajak BBM Jadi 5% - China Mulai Ditinggalkan

Next Article Ada B40, Kuota Biodiesel di 2025 Naik 20% Jadi 15,62 Juta KL

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |