
LANGKAT (Waspada): Sebuah video yang telah tersebar luas di media sosial tentang ungkapan keresahan dari pihak perusahaan UD Aquaris di Desa Pantai Gemi, Kec. Stabat, Kab. Langkat, sontak menjadi viral.
Dalam video viral yang berdurasi 02:03 menit tersebut terdengar suara seorang perempuan menyampaikan keresahannya atas intimidasi dari salah satu Ormas dan organisasi serikat pekerja.
Scroll Untuk Lanjut Membaca
IKLAN
Wanita yang diduga bagian dari manajemen perusahaan dalam video yang di-upload-nya tidak menampakkan bagian wajah dan ia juga tidak menjelaskan nama dan apa jabatannya dalam manajemen perusahaan dimaksud.
Di video tersebut hanya terlihat visual tentang situasi pabrik yang lagi tidak beroperasi dan sejumlah unit mobil box terparkir. Beberapa pria yang berada di lingkungan pabrik tampak duduk tanpa menjalankan aktivitas.
“Mohon Bapak Presiden, Panglima, Kapolri, Pangdam BB, Kapolda Sumut, dan Kapolres Langkat. Kami UD Aquaris bidang usaha pembuatan es kristal, kami sudah tertekan,” demikian suara yang terdengar dari video tersebut.
“Kami punya usaha ditutup, tidak bisa beroperasi, mesin dimatikan. “Tolonglah kami Bapak Presiden, kami sudah diintimidasi. Kami ada bayar pajak usaha, izin lengkap,” ujar suara wanita yang ditayangkan dalam video.
Dalam video tersebut, terdengar suaran wanita seperti memelas agar usahanya bisa kembali beroperasi. “Mohon bantuan agar pabrik kami bisa beroperasional lagi. Karyawan kami lagi mogok kerja, kami tidak dibolehkan buka mesin untuk bekerja,” keluhnya.
Pasca beredarnya video ini, belakangan kembali muncul video dalam status WhatsApp salah seorang anggota Polri, terlihat sesosok wanita mengaku dari perusahaan UD Aquaris menemui Kapolres Langkat AKBP David Triyo Prasojo, SH, SIK, M. Si.
Wanita berpenampilan rapi mengenakan jas dan celana panjang warnai hitam ini tampak berdiri di sebelah Kapolres. Wanita ini yang tak menyebutkan namanya ini menyampaikan statment atas video yang ia buat sebelumnya.
Dalam rekaman video pertemuan dengan Kapolres, wanita berkulit putih dengan fostur tubuh agak kurus mengucapkan terimakasih kepada Kapolres Langkat dan Kapolsek atas tanggapannya terhadap video yang dibuatnya.
“Saya banyak mengucapkan terimakasih kepada bapak-bapak yang sudah menanggapi video yang sudah dibuat kemarin,” ujar wanita yang mengaku dari perusahaan UD Aquaris tersebut.
Jika video yang tersebar benar ada intimidasi dan penghentian operasional pabrik es kristal ini benar, maka peristiwa ini dapat berdampak negatif terhadap minat investor menanamkan investasinya di Langkat.
Jika investor enggan menanamkan investasi di Langkat karena adanya aksi yang bergaya premanisme, maka yang dirugikan bukan hanya Pemkab Langkat dari sektor PAD, tapi juga masyarakat yang sangat membutuhkan ketersedian lapangan kerja.
Untuk menciptakan iklim berusaha yang aman, kondusif dan jauh dari gangguan aksi bergaya premanisme, maka pihak kepolisian, termasuk Bupati Langkat harus bersikap tegas terhadap oknum yang melanggar norma hukum.
Kasi Humas Polres Langkat AKP Ranjendra Kesuma tidak merespon saat dikonfirmasi Waspada terkait intimidasi yang dialami perusahaan. Begitu juga Kapolsek Stabat, AKP Sisbudianto, tidak mengangkat selulernya saat dihubungi, Sabtu (19/4).
Sementara Camat Stabat, Bambang Eko Winarno, S.STP, dikonfirmasi Waspada menyatakan, perusahaan ini dilengkapi izin, namun menyangkut persolan intimidasi yang dialami perusahaan, hal itu tupoksinya pihak kepolisian.
Dia menjelaskan, masalah ini sudah diambil alih oleh Kapolres Langkat. “Kapolres sudah menyarankan perusahaan agar kembali beroperasi dan Kapolres menjamin keamanan dan telah menempatkan personel ke lokasi pabrik,” ujarnya.(a10)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.