Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten pengelola Pizza Hut, PT Sarimelati Kencana Tbk. (PZZA) mencatatkan laba neto tahun berjalan sebesar Rp15,91 miliar pada kuartal III-2025, berbalik dari kerugian Rp96,71 miliar pada periode yang sama setahun sebelumnya. Perolehan laba menandai perbaikan kerja perusahaan yang terus merugi sejak pandemi Covid-19, tepatnya tahun 2020, serta tekanan dari seruan aksi boikot anti Israel.
Berdasarkan laporan keuangan yang berakhir pada periode 30 September 2025, PZZA mencatatkan penjualan neto sebesar Rp2,26 triliun, naik 11,17% secara tahunan atau year on year (yoy). Penjualan terbesar berasal dari lini makanan, yakni sebesar Rp2,14 triliun, dan sisanya berasal dari minuman.
Beban pokok penjualan ikut terkerek naik menjadi Rp690,27 miliar dari setahun sebelumnya sebesar Rp638,93 miliar. Lantas, laba bruto tercatat naik menjadi sebesar Rp1,57 triliun.
PIZZA berhasl menekan beban usaha, seperti beban umum dan administrasi berkurang menjadi Rp137,98 miliar pada kuartal III-2025, dari Rp146,73 miliar setahun sebelumnya. Kemudian, pendapatan operasi lainnya tumbuh menjadi Rp46,19 miliar dari setahun sebelumnya Rp40,52 miliar.
Perbaikan kinerja PZZA ini ditorehkan seiring dengan pengurangan gerai dan karyawan yang dilakukan sepanjang tahun ini. Tercatat, sampai dengan tanggal 30 September 2025, gerai Pizza Hut tersisai 583 di Jakarta dan kota lain di Indonesia. Jumlah itu telah berkurang dari 591 gerai pada akhir tahun lalu.
Sementara jumlah karyawan tetap tersisa 4.245 pada tanggal 30 September 2025. Artinya, PZZA telah memangkas 222 karyawan sejak 31 Desember 2024.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]

1 hour ago
3

















































