Jakarta, CNBC Indonesia - Aktivitas perdagangan di pasar obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) mengalami perubahan. Dari transaksi secara elektronik, namun kini perdagangan manual justru kembali meningkat.
Di tengah dominasi platform elektronik yang selama bertahun-tahun mengubah pola transaksi di Wall Street, perdagangan manual atau voice trading justru kembali meningkat di pasar Treasury senilai hampir US$30 triliun atau setara dengan Rp498.000 triliun atau Rp 498 kuadriliun (asumsi kurs Rp16.630/US$1).
Menurut data Crisil Coalition Greenwich yang dikutip dari Financial Times, pada 2025 porsi transaksi obligasi AS yang dilakukan secara elektronik turun menjadi 54% yang sekaligus menjadikan level terendah dalam delapan tahun terakhir dan jauh di bawah puncaknya yang sempat menyentuh 67% pada 2019 silam.
Artinya, hampir setengah dari seluruh transaksi obligasi pemerintah AS kini kembali dilakukan melalui telepon atau pesan langsung antar pedagang (trader).
Foto: Financial Times
Volume Transaksi Obligasi Elektronik
Lonjakan Package Trades Dorong Kembalinya Voice Trading
Kembalinya voice trading di pasar Treasury tidak terjadi begitu saja. Para peneliti dan pelaku pasar sepakat bahwa peningkatan transaksi manual terutama didorong oleh melonjaknya package trades, yakni strategi perdagangan berlapis yang semakin populer di kalangan hedge fund.
Strategi seperti basis trade yang memanfaatkan perbedaan harga antara obligasi dan kontrak futures hingga rangkaian transaksi interest rate swap serta berbagai skema multi-leg leveraged lainnya, kini menjadi bagian penting dari dinamika pasar.
Transaksi jenis ini biasanya berukuran sangat besar dan memiliki struktur berlapis sehingga terlalu kompleks untuk dijalankan oleh algoritma elektronik. Karena itu, pelaksanaannya membutuhkan negosiasi harga langsung antara dua pihak.
Kevin McPartland dari Coalition Greenwich menekankan bahwa lonjakan volume voice trading terutama berasal dari paket transaksi besar yang tidak dapat dijalankan melalui platform elektronik.
"Pertumbuhan volume ini sebagian besar datang dari paket transaksi besar yang dieksekusi secara manual," ujarnya dikutip dari Financial Times.
Kondisi ini menggambarkan bahwa meskipun teknologi perdagangan terus berkembang, kebutuhan akan eksekusi manual tetap tinggi ketika transaksi memasuki situasi yang sangat kompleks dan berskala besar.
Hedge Fund Kian Dominan, Risiko Pasar Meningkat
Dominasi hedge fund dalam strategi arbitrase kini menjadi salah satu pendorong utama meningkatnya porsi transaksi manual di pasar Treasury. Salah satu strategi yang paling menonjol adalah basis trade, yaitu memanfaatkan selisih harga antara obligasi Treasury dan kontrak futures.
Meski selisih tersebut biasanya sangat kecil, hedge fund memperbesar potensi keuntungannya melalui leverage yang sangat tinggi, sehingga posisi yang tampak kecil di permukaan dapat berubah menjadi taruhan bernilai miliaran dolar. Kompleksitas inilah yang membuat eksekusi transaksi tidak dapat sepenuhnya mengandalkan sistem elektronik.
Menurut Darrell Duffie, profesor dari Stanford University, struktur tiga-langkah basis trade membuat transaksi tersebut hampir pasti membutuhkan voice trading. "Eksekusi tiga leg secara terpisah menjadikan voice trading lebih dominan," katanya.
Namun, peningkatan aktivitas hedge fund yang sangat leveraged juga meningkatkan risiko volatilitas. Banyak analis menilai bahwa strategi hedge fund yang agresif turut memperburuk turbulensi pasar Treasury setelah gelombang tarif liberation day Presiden Donald Trump pada April lalu.
Perlambatan Elektronifikasi di Pasar Obligasi
Meski perdagangan elektronik terus berkembang, pasar treasury atau obligasi ini masih bergerak lebih lambat dalam proses digitalisasi dibandingkan pasar saham. Karakteristik pasar obligasi yang unik membuat sebagian besar transaksi terutama yang bernilai besar tetap membutuhkan sentuhan manusia.
Alhasil, meski teknologi menyediakan infrastruktur yang makin canggih, voice trading tetap bertahan sebagai bagian penting dari mekanisme pasar.
Dua dekade lalu, transaksi obligasi di atas US$50 juta wajib dilakukan via telepon. Kini batas tersebut telah naik menjadi sekitar US$250 juta, namun tetap saja volume transaksi manual meningkat lebih cepat daripada volume transaksi elektronik.
Apa Artinya bagi Stabilitas Pasar Global?
Peningkatan kembali voice trading membawa implikasi besar bagi pasar keuangan global. Di satu sisi, ketergantungan pada eksekusi manual menunjukkan bahwa likuiditas pasar treasury belum sepenuhnya didukung oleh sistem yang sepenuhnya otomatis. Di sisi lain, kondisi ini dapat memperbesar sensitivitas pasar terhadap gejolak, terutama ketika strategi berleverage tinggi seperti yang digunakan hedge fund kembali mendominasi aktivitas perdagangan.
Namun, platform seperti Tradeweb tetap optimistis bahwa tren jangka panjang menuju elektronifikasi tidak berubah, dengan pertumbuhan volume elektronik yang meningkat lima kali lipat sejak 2017.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(evw/evw)

53 minutes ago
1

















































