Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tidak hanya berperan besar dalam menggenjot roda ekonomi tetapi juga ikut dalam pembangunan. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) sebagai BUMN juga berperan besar dalam menopang perekonomian hingga pelosok melalui Agen BRILink.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan hingga akhir tahun 2024 telah terjalin kemitraan dengan 1,06 juta agen BRILink yang tersebar di lebih dari 67.000 desa atau 90% total desa di Indonesia. Agen ini berhasil menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) sepanjang 2024 mencapai Rp 185 triliun dan menjangkau lebih dari 4 juta UMKM di seluruh wilayah Indonesia dan memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
KUR merupakan program pemerintah dengan sumber dana 100% dari bank lewat penghimpunan dan masyarakat, dengan porsi bunga yang harusnya dibayar nasabah dapat subsidi dari pemerintah. Lebih lanjut Sunarso menyampaikan bahwa volume transaksi melalui warung-warung dalam satu tahun mencapai Rp 1.583 triliun.
"Ini bukan jumlah yang kecil," tegas Sunarso belum lama ini.
BRI juga memiliki program bina desa brilian di mana pengembangan dilakukan sesuai dengan potensi spesifik desa, seperti desa wisata, desa masyarakat rajin bisnis kerajinan, desa pertanian dan lainnya. Hingga akhir Desember 2024 BRI telah membina 4.327 desa brilian di seluruh Indonesia.
Sunarso menyebut desa binaan tersebut setiap tahun dilombakan dengan pemenang juara satu memperoleh Rp 1 miliar untuk membantu perekonomian desanya.
"Kita juga membuat platform terintegrasi pasar rakyat (PARI/Pasar Rakyat Indonesia) untuk memberi kemudahan pelaku UMKM yang hingga saat ini memiliki 85.000 user," terang Sunarso.
Bukan cuma itu, integrasi Holding Ultra Mikro yang dipimpin oleh BRI, telah menyalurkan kredit dan pembiayaan kepada 50 juta nasabah UMKM. Sebanyak 36 juta di antaranya merupakan nasabah ultramikro. Tidak hanya pembiayaan, BRI juga fokus mendorong pertumbuhan UMKM di Indonesia dengan melakukan pendampingan dan edukasi.
Menurut Sunarso pendampingan dan edukasi itu bertujuan untuk membiasakan para pelaku UMKM untuk menabung.
"Saat ini BRI melayani 180 juta rekening tabungan nasabah UMKM," katanya.
Di sisi lain, BRI juga menutup hampir 1.000 kantor cabang pembantu (KCP) dalam beberapa tahun terakhir. Adapun untuk menggantikan peran kantor fisik tersebut, BRI menggantinya dengan warung kelontong. Langkah ini sejalan dengan penerapan prinsip sharing economy atau ekonomi berbagi, di mana BRI memanfaatkan warung kelontong sebagai agen BRIlink untuk memperluas layanan perbankan.
"Kerja sama lebih dari 1 juta agen di seluruh indonesia," kata Sunarso.
Jumlah agen tersebut tumbuh sangat kencang, mengingat pada 2015 jumlah agen BRILink masih sekitar 75.000. Dia melanjutkan, transaksi agen BRIlink di warung-warung kelontong tersebut tidak kecil. Sepanjang 2024, volume transaksi telah mencapai Rp1.589 triliun.
Sebelumnya, Sunarso mengatakan hasil riset BRI menunjukkan masyarakat Indonesia belum sepenuhnya digital. Masih banyak kalangan yang menyukai layanan perbankan lewat agen.
(rah/rah)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Layanan Keuangan Mikro BRI-Kesuksesan Microfinance Outlook 2025
Next Article Bukti Nyata Implementasi Asta Cita, BRI Salurkan KUR Rp 175,66 T