RI Kantongi Pendanaan US$ 60 Juta untuk Proyek PLTS Terapung Saguling

3 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia mengantongi komitmen pendanaan senilai US$ 60 juta atau Rp 1.008 miliar (kurs Rp 16.800 per dolar AS) dari tiga mitra internasional untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Saguling di Bandung, Jawa Barat.

Adapun mitra tersebut a.l. lembaga pembiayaan pembangunan Jerman (DEG), lembaga pembiayaan pembangunan Prancis (PROPARCO) dan Standard Chartered Bank. Komitmen ini menjadi bagian dari kemitraan Just Energy Transition Partnership (JETP) yang merupakan upaya bersama antara Pemerintah Indonesia dan International Partners Group (IPG), termasuk Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ).

Pembentukan JETP Indonesia yang diluncurkan pada tahun 2022 tersebut bertujuan memobilisasi pendanaan untuk mempercepat transisi energi ramah lingkungan di Indonesia dan memfasilitasi penerapan energi yang ramah lingkungan dan terjangkau sehingga dapat memberikan manfaat signifikan bagi perekonomian Indonesia.

Dalam rangka implementasi kemitraan tersebut, akan dilakukan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Saguling yang dikembangkan oleh PLN Indonesia Power dan ACWA Power.

"Investasi di PLTS Terapung Saguling bukan sekadar proyek pembangkit listrik tenaga surya. Ini merupakan simbol semangat kolaboratif antara Pemerintah Indonesia, masyarakat internasional, dan sektor swasta untuk mempercepat transisi menuju energi bersih sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan," ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara Penandatanganan Investasi PLTS Terapung Saguling di Kantor Kemenko Perekonomian, Selasa (29/4/2025).

Berlokasi di Jawa Barat, pembangkit listrik tersebut memiliki kapasitas terpasang sebesar 92 MWp dan diharapkan dapat mengurangi emisi karbon dalam sistem ketenagalistrikan di Indonesia setidaknya hingga 63.100 ton per tahun. Selain itu, pengembangan PLTS Terapung Saguling juga disinyalir akan mampu meningkatkan produksi listrik dari tenaga surya di Indonesia hingga sekitar 13%.

Lebih lanjut, Menko Airlangga menyampaikan apresiasi atas kepercayaan dan dukungan dari para investor dan lembaga keuangan internasional seperti DEG dari Jerman, PROPARCO dari Prancis, dan Standard Chartered Bank dari Inggris yang telah menunjukkan keyakinannya terhadap potensi energi terbarukan di Indonesia.

Ke depan, Menko Airlangga menyebutkan Pemerintah Indonesia akan terus berkomitmen untuk dapat mendorong terciptanya iklim investasi yang kondusif bagi pengembangan energi terbarukan. Reformasi regulasi, pemberian insentif, dan penguatan kemitraan antara sektor publik dan swasta menjadi bagian integral dari strategi nasional untuk mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060 mendatang.

"Saya ingin mengajak semua pihak untuk terus memperkuat kolaborasi, terus berinovasi, dan menjaga semangat optimisme dalam perjalanan kita menuju masa depan energi yang bersih, berkelanjutan, dan adil bagi Indonesia," pungkas Menko Airlangga.

Dalam kesempatan tersebut, Duta Besar Prancis Untuk Indonesia Fabien Penone yang turut menyaksikan penandatanganan investasi juga menyampaikan bahwa Prancis hingga kini secara aktif terus mendukung transisi energi di Indonesia melalui JETP. Pembiayaan yang dilakukan oleh lembaga keuangan pembangunan Prancis PROPARCO untuk PLTS Terapung Saguling menunjukkan komitmen Prancis untuk mengembangkan energi terbarukan yang inovatif di Indonesia.

Selain itu, Duta Besar Inggris Untuk Indonesia Dominic Jermey juga menyampaikan bahwa proses transisi energi yang saat ini dilakukan Indonesia terus menunjukkan perkembangan dan Inggris juga berkomitmen untuk mendukung upaya transisi energi yang dilakukan Indonesia, salah satunya melalui kemitraan strategis JETP.

Sebagai informasi, Pemerintah Kanada, Denmark, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Norwegia, dan Uni Eropa membentuk IPG yang berkomitmen untuk mendukung JETP Indonesia melalui pendanaan pembangunan. Selanjutnya, IPG tersebut bekerja sama dengan GFANZ yang merupakan koalisi global dimana terdiri dari lembaga-lembaga keuangan terkemuka. Pada awal tahun 2025, Jerman mengambil alih kepemimpinan IPG di JETP Indonesia bersama Jepang. Melalui kelompok kerja yang dibentuk oleh GFANZ, lembaga keuangan terkemuka seperti Standard Chartered, berkomitmen untuk memobilisasi pendanaan swasta dan memfasilitasi investasi guna mendukung transisi energi Indonesia bersama dengan IPG. Kolaborasi IPG dan sejumlah lembaga keuangan tersebut akan memobilisasi pendanaan hingga US$ 20 miliar.


(haa/haa)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Hasil Negosiasi Dagang RI ke AS - Meta PHK Karyawan Lagi

Next Article 'Janji Manis' AS Cs ke RI Cuma Omon-Omon!

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |