Too Much Risk! Awas, Guncangan Voting Shutdown-Ambruknya Harga Minyak

1 hour ago 2
  • Pasar keuangan Tanah Air ditutup beragam kemarin. Pasar saham menguat sementara rupiah melemah.
  • Wall Street bergerak beragam, Dow Jones pesta dan rekor
  • Voting shutdown, data inflasi AS dan harga minyak akan menjadi penggerak pasar hari ini

Jakarta, CNBC Indonesia- Pasar keuangan Tanah Air ditutup beragam kemarin. Pasar saham menguat sementara rupiah melemah.

Pasar keuangan Indonesia diharapkan bangkit pada hari ini. Selengkapnya mengenai proyeksi sentimen hari ini bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona hijau pada perdagangan kemarin Rabu (12/11/2025). Indeks ditutup naik 0,26% atau 22,06 poin ke level 8.388,57. Sebanyak 343 saham naik, 323 turun, dan 147 tidak bergerak.


Nilai transaksi mencapai Rp 22,3 triliun, melibatkan 51,3 miliar dalam 2,6 juta kali transaksi. Kapitalisasi pasar pun naik menjadi Rp 15.303 triliun.

Investor asing mencatat net buy sebesar Rp 1,23 triliun. 

Mengutip Refinitiv, konsumer non-primer naik paling kencang, yakni 1,41%. Kemudian diikuti oleh teknologi (1,32%) dan properti (0,85%).

Saham yang menjadi penopang utama adalah emiten Prajogo Pangestu, yaitu Barito Pacific (BRPT) yang berkontribusi 15,61 indeks poin. BRPT pada perdagangan kemarin naik 7,08% ke level 3.780.

Beralih ke pasar valuta asing, nilai tukar rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan  Rabu (12/11/2025).

Melansir Refintiv, kurs rupiah terhadap dolar AS ditutup di zona merah dengan pelemahan sebesar 0,09% ke level Rp16.695/US$. Rupiah bergerak di rentang level Rp16.680 - Rp16.725/US$ pada perdagangan hari ini.

Pelemahan rupiah ini terjadi seiring dengan menguatnya indeks dolar AS (DXY). Indeks yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap enam mata uang utama dunia tersebut pada pukul 15.00 WIB terpantau menguat walau hanya tipis 0,06% di posisi 99.505.

Tekanan terhadap rupiah terjadi di tengah kehati-hatian pelaku pasar global menjelang pemungutan suara di DPR AS (House of Representatives) yang dijadwalkan berlangsung pada Rabu (12/11/2025) sore waktu AS.

Voting tersebut akan menentukan apakah government shutdown terpanjang dalam sejarah AS yang telah berlangsung sejak 1 Oktober 2025 akhirnya berakhir atau justru berlanjut.

Ketidakpastian ini membuat investor cenderung menahan posisi di aset berisiko, termasuk mata uang negara berkembang seperti rupiah, dan memperkuat permintaan terhadap dolar AS sebagai aset lindung nilai (safe haven).

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) menegaskan akan terus berada di pasar untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

Dari pasar obligasi, imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) melandai tipis ke 6,15% pada perdagangan kemarin, dari 6,16% pada hari sebelumnya. Melandainya imbal hasil menandai harga SBN tengah naik karena diburu investor.

Pages

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |