Jakarta, CNBC Indonesia - Pengembangan AI lebih lanjut berdampak besar pada sektor tersebut. Setidaknya Forbes mencatat ada lebih banyak orang kaya baru berkat AI.
Laporan Forbes terdapat lebih dari 50 miliarder baru tercipta tahun 2025. Ini semua berasal dari kesuksesan banyak startup mengambil alih sektor tersebut.
Salah satunya DeepSeek asal China yang mengguncang pasar global. Model buatan perusahaan yang merupakan sumber terbuka berhasil menyaingi model sumber tertutup yang telah tersedia sebelumnya.
Keberhasilan DeepSeek berhasil menambah pundi-pundi kekayaan pendirinya, Lian Wenfeng. Forbes mencatat kekayaan bersihnya kini mencapai sekitar US$11,5 miliar (Rp 192,3 triliun).
Talenta AI yang mumpuni juga mulai terlihat beberapa tahun terakhir. Misalnya Alexandr Wang yang menjadi miliarder pada 2022, merupakan CEO dan salah satu pendiri Scale AI yang kini juga bergabung dengan Meta.
Meta diketahui membeli 49% saham di startup pelabelan data itu dengan nilai lebih dari US$14 miliar. Kekayaan Wang terus melonjak karena kepemilikannya sahamnya di Scale.
Bukan hanya Wang, kesepakatan ini juga membuat Lucy Guo, pendiri lain di Scale AI juga menjadi miliarder wanita termuda dunia. Wanita 31 tahun itu mengantongi kekayaan US$1,4 miliar (Rp 234 triliun).
Guo tidak lagi bekerja di Scale setelah meninggalkannya pada 2018. Namun dia masih mempertahankan sahamnya di sana.
Keberhasilan Scale AI juga membuka gerbang kesuksesan lain pada startup pelabelan data. Salah satunya Surge AI dengan valuasi US$24 miliar (Rp 401,4 triliun), serta pendirinya Edwin Chen memiliki kekayaan mencapai US$18 miliar (Rp 301 triliun)
Begitu juga Mercor dengan valuasi US$10 miliar (Rp 167,2 triliun) bulan Oktober lalu, berkat putaran pendanaan US$250 juta. Ketiga pendirinya yakni Brendan Foody, Adarsh Hiremath dan Surya Midha mengantongi kekayaan masing-masing US$2,2 miliar (Rp 36,7 triliun).
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]

3 hours ago
2

















































