Tok! Perang Dagang Trump Dimulai 4 Maret, Ini 3 'Korban' Pertamanya

2 weeks ago 13
Daftar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali mempertegas tabuhan genderang perang dagangnya dengan mengumumkan tarif baru terhadap Meksiko dan Kanada sebesar 25% akan mulai berlaku pada 4 Maret, sementara China akan dikenakan tambahan tarif 10% pada tanggal yang sama. Keputusan ini memperkuat kebijakan proteksionisme ekonomi yang menjadi ciri khas pemerintahannya, sekaligus menambah ketidakpastian di pasar global.

Kebijakan tarif ini sebelumnya sempat ditangguhkan pada 3 Februari untuk jangka waktu satu bulan, yang menyebabkan kebingungan tentang apakah tarif akan kembali diberlakukan atau tidak setelah periode penundaan berakhir.

Dalam sebuah unggahan di Truth Social pada Kamis(27/2/2025), Trump memastikan bahwa tarif tersebut akan berjalan sesuai jadwal.

Dalam pernyataannya, Trump mengeklaim bahwa perdagangan narkotika ilegal dari Meksiko dan Kanada ke AS masih berada pada tingkat yang sangat tinggi dan tidak dapat diterima, meskipun kedua negara telah berjanji untuk meningkatkan pengawasan di perbatasan mereka.

"Kami tidak bisa membiarkan ancaman ini terus merusak AS. Oleh karena itu, hingga masalah ini berhenti atau setidaknya sangat dibatasi, tarif yang dijadwalkan untuk diberlakukan pada 4 Maret akan tetap berlaku, seperti yang telah dijadwalkan sebelumnya," tulis Trump, sebagaimana dikutip dari CNBC International.

Selain itu, ia mengumumkan bahwa China yang saat ini sudah dikenai tarif 10% akan menghadapi tambahan tarif 10% lagi, sehingga total tarif yang dikenakan terhadap impor China akan meningkat menjadi 20% mulai 4 Maret.

Trump juga menegaskan bahwa tanggal 2 April akan tetap menjadi hari berlakunya kebijakan tarif timbal balik (resiprokal) yang ia canangkan.

Investor Cemas

Setelah pengumuman Trump, Dow Jones Industrial Average sempat mengalami penurunan dalam perdagangan berjangka sebelum kembali naik saat pasar dibuka. Kebijakan tarif yang agresif sering kali menciptakan ketidakpastian bagi investor, terutama karena dampaknya terhadap hubungan dagang dan rantai pasokan global.

Kebingungan semakin meningkat setelah Direktur Dewan Ekonomi Nasional AS, Kevin Hassett, memberikan penjelasan yang sedikit berbeda hanya satu jam sebelum unggahan Trump di Truth Social.

Hassett mengacu pada pernyataan Trump dalam rapat kabinet pada Rabu, di mana presiden AS itu mengatakan bahwa ia akan mengambil keputusan tentang "kebijakan tarif untuk semua negara" setelah mengevaluasi sebuah studi yang dijadwalkan rilis pada 1 April.

"Dalam pertemuan itu, presiden menyampaikan bahwa kita akan menangani tarif terhadap Meksiko dan Kanada, mungkin bersamaan dengan keputusan tarif terhadap negara lain," kata Hassett.

Pernyataan ini bertolak belakang dengan pengumuman Trump yang menegaskan bahwa tarif akan berlaku pada 4 Maret, sehingga menimbulkan ketidakjelasan di kalangan investor dan mitra dagang AS.

Senjata Politik

Kebijakan tarif telah menjadi pilar utama dalam agenda ekonomi Trump, baik sebagai alat untuk meningkatkan pendapatan negara maupun sebagai ancaman terhadap negara-negara lain dalam negosiasi perdagangan.

Selain tarif terhadap China, Meksiko, dan Kanada, Trump juga telah memerintahkan tarif global sebesar 25% terhadap impor baja dan aluminium, yang akan berlaku mulai 12 Maret.

Pada 13 Februari, Trump menandatangani memorandum presiden yang memerinci rencana untuk menerapkan tarif timbal balik terhadap negara-negara yang memberlakukan bea masuk tinggi pada produk-produk AS. Dalam kebijakan ini, tidak hanya tarif yang akan diterapkan, tetapi juga kebijakan-kebijakan lain seperti pajak pertambahan nilai (VAT) akan dianggap sebagai praktik perdagangan tidak adil yang perlu dibalas dengan tarif resiprokal.

"Amerika telah diperlakukan tidak adil oleh negara-negara yang menerapkan tarif tinggi dan pajak tersembunyi terhadap produk-produk kami. Kami tidak akan tinggal diam," ujar Trump dalam salah satu pidatonya.

Dampak Global

Keputusan Trump diperkirakan akan memicu reaksi keras dari Meksiko, Kanada, dan China, serta mendorong tindakan balasan dari negara-negara tersebut.

Meksiko dan Kanada, sebagai mitra dagang utama AS dalam Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (USMCA), kemungkinan akan membalas dengan kebijakan serupa atau mencari alternatif perdagangan dengan negara lain.

China, yang sudah berada dalam perang dagang berkepanjangan dengan AS, kemungkinan akan menerapkan tarif balasan terhadap produk-produk Amerika. Kebijakan ini juga bisa memperburuk ketegangan di bidang lain, termasuk persaingan teknologi dan geopolitik.

Uni Eropa dan negara-negara lain kemungkinan akan ikut bereaksi terhadap kebijakan Trump yang makin proteksionis, yang bisa berdampak pada stabilitas ekonomi global.


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Tarif Dimulai! Trump Pasang Tarif 25% ke Kanada-Meksiko

Next Article Perang Dagang Jilid 2 Trump Dimulai, 3 Negara Resmi Jadi Sasaran

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |