Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman meminta perbankan untuk tidak hanya mengejar keuntungan, tetapi juga berkontribusi menekan angka kredit macet atau Non-Performing Loan (NPL) di sektor UMKM. Menurutnya, menyisihkan sebagian kecil keuntungan untuk pendampingan bisa menjadi kunci menjaga kualitas kredit UMKM tetap sehat.
Adapun data sepanjang tahun 2024 menunjukkan, rata-rata tingkat NPL UMKM di perbankan mencapai 4%. Namun, angka tersebut jauh lebih rendah di PT Permodalan Nasional Madani (PNM), yakni hanya 1%. Maman menilai keberhasilan PNM ini bisa menjadi contoh.
"Pertanyaan sederhana, kalau PNM saja bisa, NPL-nya 1%, masa bank-bank nggak bisa? Kuncinya cuma satu Pak, dari margin keuntungan Bapak kurangi sedikit untuk pendampingan," kata Maman dalam acara Penandatanganan Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) 2025 di Jakarta, Jumat (25/4/2025).
Maman menekankan, pendampingan kepada pelaku UMKM terbukti mampu menurunkan risiko kredit bermasalah. Karena itu, ia mendorong bank-bank untuk menyisihkan sekitar 1-2% dari margin keuntungannya guna menjalankan program tersebut.
"Jadi kalau misalnya marginnya kurang lebih 5% atau 10%, ya masa nggak mau sih kurangi 1-1,5% atau bahkan 2%, supaya menekan NPL, itu cuma itu," ujarnya.
Tak hanya itu, Maman juga menyinggung pentingnya digitalisasi dalam penyaluran KUR agar prosesnya lebih efisien dan tepat sasaran. Hal ini, katanya, sejalan dengan target pemerintah untuk menjangkau 2,4 juta nasabah baru dan membantu 1,1 juta UMKM naik kelas.
"Atau yang kedua, mulai masuk ke dalam sistem digitalisasi atau modernisasi sistem. Jadi supaya kita sama-sama, kalau kata orang itu target pemerintah tercapai, Bapak-Bapak juga berjalan dalam menjalankan sistem program KUR ini juga enak ke depannya," pungkasnya.
(dce)
Saksikan video di bawah ini:
Video:Menteri Maman Soal Rentenir "Cekik" UMKM Hingga Hapus Utang UMKM
Next Article Tiru China-Korea Selatan, Menteri Maman Mau Bikin Holding UMKM