Tetangga RI Mendekat ke China, Amerika Kasih Peringatan Keras

1 hour ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Raksasa telekomunikasi China, Huawei dan ZTE, memenangkan kontrak pengadaan alat 5G di Vietnam. Hal ini menandai hubungan yang makin erat antara negara tetangga Indonesia dengan Beijing.

Di saat bersamaan, kesepakatan tersebut juga memicu kekhawatiran dari para pejabat Washington, menurut 7 sumber dalam yang diwawancara Reuters, dikutip Senin (1/12/2025).

Sebagai informasi, Vietnam selama bertahun-tahun enggan menggunakan teknologi China untuk pengembangan infrastruktur sensitif di negaranya. Vietnam juga dikenal memiliki hubungan dekat di Amerika Serikat (AS) yang merupakan 'musuh bebuyutan' China.

Namun, dalam beberapa bulan terakhir, Vietnam mulai terbuka untuk menjalin kerja sama dengan raksasa teknologi China, seiring hubungan yang kian memburuk dengan AS gara-gara kebijakan tarif impor Donald Trump terhadap barang-barang Vietnam.

Ericsson dan Nokia yang berasal dari Eropa sebenarnya telah mengamankan kontrak untuk infrastruktur inti 5G di Vietnam. Sementara itu, produsen chip asal AS, Qualcomm, menyediakan alat jaringan untuk negara tersebut.

Raksasa China mulai memenangkan tender skala kecil dengan operator-operator yang dibekingi pemerintah setempat. Memang belum signifikan, tetapi menandai dinamika politik yang mulai berubah antara China dan Vietnam.

Sebelumnya, konsorsium yang meliputi Huawei, memenangkan kontrak bernilai US$23 juta untuk alat 5G di Vietnam, setelah Gedung Putih mengumumkan tarif untuk barang-barang Vietnam.

ZTE sudah memenangkan setidaknya 2 kontrak, salah satunya yang diteken pekan lalu, dengan nilai total US$20 juta untuk antena 5G.

Vietnam yang secara formal tidak berpihak pada salah satu kubu, merupakan medan pertempuran krusial dalam persaingan pengaruh global. Kedekatannya dengan China telah menjadikannya pusat industri utama bagi perusahaan multinasional seperti Apple, Samsung, dan Nike, yang bergantung pada komponen China dan konsumen Barat.

Di bawah tekanan AS, Vietnam selama ini mengambil pendekatan 'wait-and-see' untuk teknologi China, kata Nguyen Hung, spesialis rantai pasok dari RMIT Vietnam.

Hanoi dan Beijing baru-baru ini juga membuat kemajuan pada proyek-proyek sensitif lainnya, termasuk jalur kereta api lintas-perbatasan dan zona ekonomi khusus di dekat perbatasan China, yang sebelumnya diabaikan Vietnam karena dianggap sebagai risiko keamanan.

AS Beri Peringatan

Kesepakatan antara Vietnam-China, menurut laporan Reuters, telah menjadi bahan diskusi dalam dua pertemuan pejabat senior Barat di Hanoi dalam beberapa pekan terakhir, menurut sumber dalam.


Dalam salah satu pertemuan, pejabat AS memperingatkan bahwa kesepakatan tersebut dapat merusak kepercayaan terhadap jaringan Vietnam dan membahayakan akses terhadap teknologi canggih AS.

Dalam pertemuan bulan ini, para pejabat menjajaki apakah area yang menggunakan teknologi China dapat ditutup dari jaringan lainnya untuk mencegah kebocoran data, kata salah satu sumber.

Namun, pemasok antena dan peralatan masih dapat memperoleh akses ke data jaringan, kata Innocenzo Genna, seorang pengacara telekomunikasi, yang mencatat bahwa kontraktor Barat mungkin menghadapi prospek yang sulit karena harus bekerja sama dengan perusahaan yang tidak mereka percayai.

(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |