Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai merek (brand value) Tesla terus merosot selama dua tahun terakhir. Bahkan nilainya di bawah merek Toyota yang memiliki produk sejuta umat Avanza.
Laporan Brand Finance menyebutkan brand value Tesla berkisar US$43 miliar (Rp 696 triliun). Angka itu turun 26% dari sebelumnya US$58,3 triliun pada awal 2024, begitu juga pada 2023 sebesar US$66,2 miliar.
Nilai merek Tesla juga kalah dari Toyota dan Mercedes, dengan masing-masing memiliki brand value US$64,6 miliar dan US$53 miliar.
Sebagai informasi, Brand Finance membuat laporan berdasarkan jawaban dari 175 ribu responden di seluruh dunia. Termasuk 16 ribu orang dengan pandangan serupa mengenai Tesla.
CEO Brand Finance, David Heigh, menilai retorika politik dan kepribadian publik Musk memiliki kelemahan.
"Ada orang yang menganggap dia luar biasa, tapi banyak juga yang tidak," kata Haigh.
"Jika Anda membeli kendaraan listrik, kepribadian CEO kemungkinan besar akan memengaruhi keputusan untuk membeli salah satu mobil perusahaannya atau tidak. Namun, itu hanya salah satu dari banyak faktor," ia menuturkan.
Penurunan brand value Tesla, menurut Heigh, bisa mendatangkan petaka besar untuk perusahaan. Jika dibiarkan terus, bisa jadi perusahaan akan kesulitan menjual produk mobilnya lebih banyak dan menjualnya dengan harga tinggi seperti di masa lalu.
"Kecuali Tesla dapat menghasilkan berbagai macam produk baru yang benar-benar menarik konsumen, dan kecuali mereka dapat mengurangi beberapa antagonisme yang disebabkan oleh pemimpin mereka, Tesla akan dianggap telah melewati puncaknya dan akan mulai terpuruk," jelasnya.
(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini: