
Ukuran Font
Kecil Besar
14px
MEDAN (Waspada): Fiki Alan Nuriansyah selaku Kabid Pendidikan dan Riset Badko HMI Sumut Periode 2024-2026, meminta Kapolrestabes Medan menangkap otak pelaku tindak kekerasan terhadap kader HMI di Kejatisu saat melakukan aksi damai.
Dia, menyampaikan keprihatinan mendalam atas tindakan kekerasan yang menimpa salah satu kader terbaik kami, Muhammad Aulia, usai melakukan aksi damai di depan Kantor Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara pada, Senin (21/7).
Scroll Untuk Lanjut Membaca
IKLAN
Aksi tersebut merupakan bentuk kepedulian dan keberanian Muhammad Aulia dalam menyuarakan dugaan korupsi pada pengadaan Alat Pelindung Diri (APD) Covid-19 di Dinas Kesehatan Sumut tahun 2020.
Namun sangat disayangkan, keberanian dalam menyampaikan aspirasi justru dibalas dengan tindakan kekerasan dan penganiayaan, yang diduga kuat dilakukan oleh orang suruhan oknum yang terlibat dalam kasus tersebut.
Akibat penganiayaan tersebut, Muhammad Aulia mengalami luka serius pada bagian wajah, termasuk pendarahan di mulut dan hidung. Tindakan ini jelas merupakan bentuk teror terhadap gerakan moral mahasiswa serta penghinaan terhadap nilai-nilai demokrasi yang dijunjung tinggi oleh bangsa ini sejak era reformasi.
Disampaikannya, Fiki Alan Nuriansyah sebagai Ketua Bidang Pendidikan dan Riset Badko HMI Sumut periode 2024-2026 mengecam keras tindakan kekerasan yang terjadi dan mendesak agar aparat penegak hukum tidak hanya menangkap pelaku lapangan, tetapi juga mengungkap dan menangkap dalang intelektual di balik kejadian ini.
Kemudian, dia minta Kapolrestabes Medan untuk melakukan pengembangan dan penyelidikan menyeluruh terhadap motif dan keterlibatan aktor lain, terutama jika ada keterlibatan oknum pimpinan organisasi kepemudaan (OKP) di Sumut.
Mendesak Kejaksaan Tinggi Sumut untuk bersikap profesional, terbuka, dan adil dalam menangani kasus dugaan korupsi dana Covid-19 ini agar tidak ada pihak yang mencoba mengintervensi proses hukum melalui cara-cara premanisme dan kekerasan.
Mengajak seluruh elemen masyarakat sipil, mahasiswa, dan pers untuk mengawal kasus ini agar terang benderang, dan tidak menjadi preseden buruk bagi demokrasi Indonesia.
Tindakan kekerasan terhadap mahasiswa yang menyuarakan kebenaran adalah kemunduran besar bagi demokrasi. Negara tidak boleh kalah oleh teror dan kekerasan. Demokrasi harus tetap hidup dan tumbuh subur di tengah-tengah masyarakat.
“Hidup mahasiswa. Hidup rakyat Indonesia. Lawan penindasan dan kezaliman.Yakin usaha sampai,” pungkasnya.(m22)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.