Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia akhirnya jatuh dan meninggalkan level US$2.900 per troy ons. Harga emas jatuh ke level terendah dalam dua minggu usai indeks dolar Amerika Serikat (AS) menguat pasca data klaim pengangguran AS tercatat naik.
Pada perdagangan Kamis (27/2/2025), harga emas dunia di pasar spot jatuh 1,37% di level US$2.876,19 per troy ons. Penurunan tersebut berhasil membuat harga emas meninggalkan level psikologis US$2.900 per troy ons.
Harga tersebut juga menjadi yang terendah sejak 7 Februari 025 atau dua pekan.
Pada perdagangan hari ini Jumat (28/2/2025) hingga pukul 06.20 WIB, harga emas dunia di pasar spot menguat 0,03% di posisi US$2.877,06 per troy ons.
Harga emas turun ke level terendah dalam lebih dari dua minggu pada perdagangan Kamis karena indeks dolar AS yang melesat hingga level 107,29 pada perdagangan kemarin. Posisi tersebut adalah yang tertinggi dalam delapan hari terakhir.
Dolar AS adalah musuh utama pergerakan emas.
Pembelian emas dikonversi ke dolar sehingga kenaikan dolar AS membuat emas menjadi makin mahal untuk dibeli sehingga mengurangi pembelian.
Lonjakan indeks dolar AS dipicu data klaim pengangguran warga AS serta kebijakan tarif Donald Trump.
Klaim pengangguran untuk minggu yang berakhir pada 22 Februari tercatat 242.000. Angka ini naik 22.000 dari level yang direvisi minggu sebelumnya dan lebih tinggi dari estimasi Dow Jones yang memperkirakan 225.000.
Kenaikan pengangguran terjadi setelah sejumlah laporan ekonomi lainnya baru-baru ini juga mengecewakan dan menunjukkan ekonomi AS melambat. Kondisi ini mengguncang saham dan meningkatkan kekhawatiran tentang kesehatan ekonomi AS.
Kenaikan klaim awal yang lebih besar dari perkiraan kemungkinan besar merupakan akibat dari badai salju di banyak bagian negara tersebut. Data tersebut juga mencakup hari libur Hari Presiden, yang dapat menimbulkan beberapa volatilitas. Belum ada tanda-tanda bahwa PHK massal pegawai pemerintah federal meningkatkan klaim, meskipun hal itu dapat berubah dalam beberapa minggu mendatang karena lebih banyak pekerja yang dipecat.
PHK yang rendah secara historis menjaga ekspansi ekonomi tetap pada jalurnya, memberi ruang bagi The Federal Reserve (The Fed) untuk mempertahankan suku bunga tidak berubah sementara para pembuat kebijakan memantau dampak ekonomi dari kebijakan fiskal, perdagangan, dan imigrasi pemerintahan Trump, yang dipandang sebagai inflasi oleh para ekonom.
Selain itu, fokus investor saat ini beralih ke indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) AS yang akan dirilis pada hari ini Jumat, yang diperkirakan akan tetap di 0,3%.
Setiap penyimpangan signifikan dari data PCE yang diperkirakan dapat memicu reaksi negatif, berdasarkan kekhawatiran bahwa The Fed cenderung tidak menurunkan suku bunga, menurut Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities.
Pasar memperkirakan The Fed akan memberikan setidaknya dua pemotongan suku bunga tahun ini, dengan sekitar 55 basis poin pelonggaran yang diperkirakan akan terjadi pada tahun 2025, emnurut Fedwatch.
Investor juga menunggu wawasan tentang kebijakan moneter AS dari pidato beberapa pejabat yang dijadwalkan pada hari itu.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Kamis bahwa tarif yang diusulkannya untuk impor dari Meksiko dan Kanada akan mulai berlaku pada tanggal 4 Maret sesuai jadwal, dan menambahkan bahwa China akan dikenakan biaya tambahan sebesar 10% pada hari itu.
Alex Ebkarian, kepala operasi di Allegiance Gold. mengatakan harga emas berada pada posisi yang tepat untuk melampaui US$3.000 per troy ons dan ini dapat terjadi dalam 30 hingga 60 hari ke depan, tergantung pada reaksi pasar terhadap tarif tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(saw/saw)