Tahun Berat Buat Rupiah, Dolar Nyaris Tembus Rp17.000

2 hours ago 2

Big Stories 2025

Elvan Widyatama,  CNBC Indonesia

31 December 2025 09:00

Jakarta, CNBC Indonesia - Tahun ini bukanlah periode yang gemilang bagi performa nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Sepanjang tahun, rupiah harus mengalami tekanan di tengah ketidakpastian global yang tinggi, dan rupiah gagal memanfaatkan momentum pelemahan dolar AS di pasar global.

Melansir data Refinitiv, di awal tahun kurs rupiah terhadap dolar AS berada di level Rp16.090/US$, namun menjelang penutupan tahun 2025 ini, tepatnya pada perdagangan Selasa (30/12/2025) rupiah berada ditutup pada posisi Rp16.755/US$. Secara total rupiah kehilangan nilainya hingga Rp665 perak. 

Dengan demikian, secara kumulatif setahun rupiah tercatat melemah sekitar 4,13% dan menjadi salah satu mata uang dengan kinerja terburuk di bandingkan mata uang negara-negara tetangga khususnya di Asia Tenggara hingga Asia.

8 April 2025 - Pelemahan Terdalam Akibat Penerapan Tarif Trump

Baigan paling dramatis dalam perjalanan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di sepanjang 2025 terjadi pada 8 April 2025.

Rupiah terperosok ke titik terlemahnya sepanjang 2025, setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif global yang agresif. Kebijakan ini diumumkan pertama kali pada 2 April 2025 dan langsung memicu gejolak di pasar keuangan global, termasuk tekanan tajam terhadap nilai tukar rupiah.

Merujuk data Refinitiv, pada Selasa (8/4/2025), rupiah ditutup melemah signifikan sebesar 1,84% ke level Rp16.850/US$. Ini menjadi salah satu pelemahan harian terdalam tahun ini.

Indonesia awalnya dikenai tarif resiprokal hingga 32% karena besarnya defisit perdagangan AS ke Indonesia. Pada 2 April 2025, Presiden AS, Donald Trump mengumumkan tarif global dengan dasar 10% untuk semua impor dan bea masuk yang jauh lebih tinggi untuk beberapa mitra dagang terbesar AS.

Langkah tersebut memicu kekhawatiran serius di pasar keuangan, karena menandai babak baru dalam perang dagang global. Investor asing mulai menarik diri dari pasar keuangan negara berkembang, termasuk Indonesia, dan memicu aliran modal keluar serta meningkatnya volatilitas rupiah.

Ketegangan meningkat lebih jauh ketika pada 8 April, Trump kembali mengancam akan mengenakan tarif tambahan sebesar 50% terhadap impor dari China jika Beijing tidak segera mencabut kebijakan tarif balasannya.

Titik Terlemah Rupiah Sepanjang 2025, Nyaris Tembus Rp 17.000

Namun, masa awal pengumuman resiprokal tarif tersebut baru awal mula, karena setelah itu, rupiah sempat menguat sebentar sebelum akhirnya kembali melemah hingga mencatatkan level terlemah rupiah pada 24 April 2025.

Pada saat itu, rupiah ditutup di level Rp16.865/US$ yang menjadi titik terlemah rupiah di sepanjang 2025. Rupiah bahkan sempet menyentuh Rp 16.970/US$ pada 9 April 2025 pukul 09.40 WIB. Rupiah pun ada di posisi terlemah intraday sepanjang masa.

Fase pelemahan tersebut terjadi di tengah menguatnya indeks dolar AS (DXY) dan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (US Treasury).

Kondisi ini membuat investor global kembali memprioritaskan penempatan dana pada aset berbasis dolar AS, seiring meningkatnya persepsi bahwa ruang pemangkasan suku bunga The Federal Reserve akan lebih terbatas dibandingkan ekspektasi awal pasar.

Penguatan dolar AS dan kenaikan imbal hasil obligasi tersebut secara otomatis mempersempit selisih imbal hasil antara aset negara berkembang dan Amerika Serikat.

Situasi ini menurunkan daya tarik aset keuangan di emerging markets, termasuk Indonesia, dan mendorong terjadinya arus keluar dana asing dari pasar obligasi maupun pasar saham domestik.

Reposisi portofolio oleh investor global menuju aset yang dianggap lebih aman turut meningkatkan tekanan terhadap rupiah. Sepanjang April 2025, volatilitas nilai tukar meningkat tajam, mencerminkan tingginya ketidakpastian pasar dan sensitivitas rupiah terhadap perubahan sentimen global. Pada akhirnya, periode ini tercatat sebagai salah satu fase pelemahan paling dalam dalam perjalanan rupiah sepanjang 2025.

Titik Terkuat Rupiah 2025

Setelah melewati masa-masa yang cukup sulit bagi pergerakan rupiah di April hingga awal Mei, rupiah mampu bergerak menguat hingga mengkoreksi penurunan tajam nya tersebut.

Hingga puncaknya pada 14 Agustus 2025, ketika rupiah berhasil ditutup pada level Rp16.106/US$ yang sekaligus mencatatkan level terkuat sejak awal 2025.

Penguatan rupiah pada saat itu terjadi di tengah meredanya tekanan pasar keuangan global dan pelemahan dolar AS di pasar global yang memberikan ruang bagi mata uang rupiah untuk menguat.

Ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga acuan Federal Reserve (The Fed) semakin menguat. Pelaku pasar memperkirakan bahwa bank sentral AS akan mulai memangkas suku bunga pada September 2025, dengan probabilitas pemangkasan sebesar 25 basis poin meningkat tajam hingga mencapai 95,8% berdasarkan CME FedWatch Tool.

Menguatnya keyakinan terhadap prospek pelonggaran kebijakan moneter tersebut mendorong minat investor kembali ke aset berisiko, termasuk pasar keuangan Indonesia.

Selain faktor eksternal, sentimen positif juga datang dari dalam negeri. Pada bulan yang sama, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II-2025, yang tercatat sebesar 5,14%, melampaui ekspektasi pasar.

Capaian tersebut memperkuat keyakinan bahwa kinerja ekonomi domestik masih solid di tengah ketidakpastian global, sekaligus meningkatkan kepercayaan investor terhadap prospek fundamental Indonesia.

Optimisme tersebut akhirnya terkonfirmasi pada pertemuan FOMC September 2025, ketika The Fed resmi memangkas suku bunga untuk pertama kalinya sepanjang tahun sebesar 25 basis poin.

Namun demikian, momentum penguatan rupiah tidak sepenuhnya berlanjut.

Dalam pernyataannya, The Fed menegaskan bahwa siklus pemangkasan suku bunga akan dilakukan secara terbatas dan bertahap, sehingga ekspektasi pelonggaran yang terlalu agresif kembali terkoreksi. Kondisi ini pada akhirnya membatasi ruang penguatan nilai tukar rupiah.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(evw/evw)

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |