Tafakur Imam Ibnu Ruslan: Ulama Syafi’iyah Ahli Fiqh Dan Ushul Fiqh Abad Ke-8 Hijriah Dari Ramallah – Palestina

1 month ago 17

Oleh Dr. Tgk. H. Zulkarnain, MA (Abu Chik Diglee)

Imam Ibnu Ruslan seorang ulama yang ahli dalam bidang ilmu ushul fiqh, fiqh, bahasa Arab, sirah nabawiyah, dan qira’at Al Qur’an, yang lahir di Ramallah – Palestina pada tahun 773 Hijriah dan wafat di Masjid Al Aqsha pada tanggal 24 Sya’ban tahun 844 Hijriah dalam usia 71 tahun. Selain itu, Imam Ibnu Ruslan memiliki nama lengkap al Imam al ‘Allamah Syihabuddin Ahmad Bin Husein Bin Hasan Bin Ali Bin Yusuf bin Ali Bin Arsilan al Ramli al Syafi’i (الامام العلامة شهاب الدين احمد بن حسين بن حسن بن علي بن يوسف بن علي بن ارسلان الرملي الشافعي).

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Kota Ramallah (رام الله) tempat Imam Ibnu Ruslan dilahirkan terletak di bagian tengah tepi Barat Palestina berjarak 10 kilometer sebelah Utara Yerusalem. Saat itu, kota Ramallah merupakan pusat pemerintahan dan administrasi Otoritas Nasional Palestina yang memiliki keindahan yang mirip dengan kota Birmingham (Britania Raya) dan kota Trondheim (Norwegia).

Catatan ulama tentang keilmuan Imam Ibnu Ruslan, beliau telah hafal Al Qur’an di saat berumur 10 tahun. Kemudian Imam Ibnu Ruslan mulai mendalami ilmu nahwu, dalil dalil sya’ir, nazham, dan berbagai ilmu alat lainnya yang menyangkut dengan bahasa Arab. Selanjutnya Imam Ibnu Ruslan mempelajari kitab al Hawi dari Syekh Syamsuddin al Qalqasyandi dan dilanjutkan mendalami kitab Shahih al Bukhari kepada Syekh Syihabuddin Abu al Khair Bin al ‘Ala.

Adapun kitab al Muwatha’ Imam Malik riwayat Yahya Bin Bukair dipelajarinya dari Imam Abu Hafs Umar Bin Muhammad Bin Ali al Shalihi (Ibnu al Zaratini). Imam Ibnu Ruslan juga mempelajari kitab Sunan al Tirmidzi, kitab Sunan Ibnu Majah, kitab al Syifa’ dan kitab Sirah Ibnu Hisyam dari Syekh Abu al Abbas Ahmad Bin Ali Bin Sanjar al Mardini.

Di samping itu, Imam Ibnu Ruslan mempelajari sebagian besar hal penting dari kitab Shahih al Bukhari melalui Imam Jalaluddin al Bulqini yang kemudian merekomendasikan Imam Ibnu Ruslan boleh berfatwa dalam bidang fikih. Di dalam ilmu faraidh dan ilmu falaq, Imam Ibnu Ruslan belajar kepada Syekh Syihabuddin Ibn Haim. Ilmu tashawuf dipelajari oleh Imam Ibnu Ruslan dari gurunya yang bernama Syekh Jalaluddin al Busthami, Syekh Syihabuddin Ibnu al Nashih, Syekh Muhammad al Qarmi, dan Syekh Muhammad al Qadiri.

Adapun guru-guru Imam Ibnu Ruslan yang lain adalah Imam Abu Bakar al Maushuli, Imam Abu Hurairah Ibn al Dzahabi, Imam al Tanukhi, Imam Nasim Bin Abi Sa’id al Daqaq, Imam Sirajuddin al Bulqini, Imam Syihabuddin al Hisbani, dan lain-lainnya.

Sebagai seorang ulama yang terkemuka, Imam Ibnu Ruslan tentunya memiliki banyak murid di antaranya adalah Abu Abdillah Bin al Bayyi’ al Dhabbi al Thahmani al Naisaburi, al Imam al Hafidz al Mutqin Abu Muhammad Abdul Ghani Bin Ali Bin Sa’id Bin Basyar al Azadi al Mishri. Syekh al Islam Ahmad Bin Abdullah Bin Ahmad Bin Ishaq Bin Musa al Asbahani, dan lain-lainnya.

Sebagai seorang ulama, Imam Ibnu Ruslan memiliki banyak karya ilmiah, di antaranya adalah kitab Syarh Sunan Abu Daud, kitab Syarh al Hawi, kitab Syarh Jam’u al Jawami’, kitab Syarh Mukhtashar Ibnu al Hajib, kitab Nihayatul al Sul Syarh Minhaj al Ushul, kitab Syarh Shahih al Bukhari, kitab Ta’liqah “Ala al Syifa’ Imam al Qadhi al ‘Iyyadh, kitab Syarh al Bahjah al Wardiyah Ibnu al Wardi, kitab Tanqih al Adzkar Imam al Nawawi, kitab Mukhtashar al Minhaj Imam al Nawawi, kitab Thabaqat al Fuqaha al Syafi’iyyah, kitab Syarh Tarajim Ibnu Abi Hamzah, kitab al Raudhah al Ardhiyyah Fi Qismi al Faridhah, kitab Sutur al A’lam, kitab Syarh Muqaddimah al Zahid, kitab Shafwatu al Zubad, kitab I’rab al Alfiyah Imam Ibnu Malik al Andalusi, kitab Mukhtashar Hayatu al Hayawan Imam al Damiri, kitab Mandzumah Fi al Tsalatsi al Qira’at al Za’idah ‘Ala al ‘Asyri, kitab Mandzumah Fi al Tsalatsi al Qira’at al Za’idah ‘Ala al Sab’i, dan lain-lainnya.

Adapun hal menarik lainnya dari Imam Ibnu Ruslan adalah tulisan beliau tentang kitab Matan Al Zubad (متن الزبد) atau lengkapnya kitab Matan Al Zubad Fi ‘Ilmi al Fiqh ‘Ala Madzhabi Al Imam Al Syafi’i (متن الزبد فى علم الفقه على مذهب الاءمام الشافعي).

Jarang sekali ada ulama menulis kitab sebelum Imam Ibnu Ruslan dalam bentuk nazham yang berisi kajian fikih, ushuluddin, dan tashawuf. Nazham yang berisi kajian fikih, ushuluddin, dan tashawuf karya Imam Ibnu Ruslan sangat populer di dunia Islam termasuk di Indonesia dan di negara negara melayu di kawasan Asia Tenggara khususnya di pesantren pesantren.

Kitab Matan Al Zubad disusun oleh Imam Ibnu Ruslan dalam bentuk rajaz sebagimana yang sering digunakan dalam kitab kitab mandzumah. Meskipun berbentuk nazham, kitab Matan Al Zubad mudah dipahami oleh para santri. Jika diibaratkan dalam ilmu fikih, nazham-nazham di dalam kitab Matan Al Zubad seperti kajian di dalam kitab Fathul Qarib atau jika diumpamakan di dalam kitab ushul fikih, seperti kitab Waraqat, dimana kedua kitab tersebut biasa dibaca oleh para santri di pondok pondok pesantren.

Imam Ibnu Ruslan menulis di dalam Muqaddimah kitab Matan Al Zubadnya sebagai berikut : يسهل حفظها على الاطفال نافعة لمبتدي الرجال تكفي مع التوفيق للشتغل با لعمل. Artinya, mudah bagi anak-anak menghafalnya dan bermanfaat bagi para pemula dari kalangan orang dewasa.

Nazham ini mencukupi bersama dengan taufik (bimbingan) bagi orang yang menyibukkan diri (untuk membaca dan mempelajarinya), jika dipahami dan diikuti dengan amal. Di dalam kitab Matan Al Zubad, Imam Ibnu Ruslan juga menguraikan tentang ushuluddin (pokok-pokok agama Islam) dan juga menjelaskan tentang tashawuf.

Secara ringkas, Imam Ibnu Ruslan menyebutkan bahwa tashawuf itu di dalamnya mengajarkan tentang menghindari perkara-perkara yang hina dan memperbanyak hal-hal yang mulia serta melakukan hal yang bersifat mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Menurut Imam Ibnu Ruslan, Maqamat (tangga mendekatkan diri kepada Allah Swt) di antaranya ada tiga, yaitu: Tobat Wara’, dan Tawakal. Adapun tentang Ahwal, Imam Ibnu Ruslan menjelaskan tentang adanya Khauf, Raja’, dan Ikhlas. Sedangkan kitab Matan Al Zubad berisi 1.000 lebih bait nazham.

Selanjutnya, sebagai ulama, Imam Ibnu Ruslan telah banyak meninggalkan karya dan jejak keilmuan bagi dunia Islam. Oleh karenanya, Imam Ibnu Ruslan sangat layak untuk diberikan apresiasi dan kita do’akan semoga Allah Swt senantiasa memberikan pahala yang melimpah kepada Imam Ibnu Ruslan. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamiin. Wallahua’lam. WASPADA.id

Penulis adalah Dosen Hadist Ahkam dan Hukum Keluarga Islam di Asia Tenggara Pascasarjana IAIN Langsa

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |