Sumber Duit Baru Telkom Bakal Setara Telkomsel, Ini Namanya

1 hour ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. dalam waktu dekat akan punya "sumber duit" baru yang diyakini bisa menyamai kontribusi Telkomsel. Perusahaan tersebut diberi nama Infranexia.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom, Arthur Angelo Syailendra menyatakan nilai dari aset yang ditransfer ke Infranexia mencapai Rp 130 triliun saat pembelian. Setelah melalui depresiasi, NBV aset Infranexia diperkirakan Rp 90 triliun. 

Dia mengungkapkan bahwa aset fiber optik yang akan diserahkan ke Infranexia sangat besar, yaitu 173.00 kilometer atau setara 4 kali keliling Bumi.

Pendapatan Infranexia saat ini mencapai Rp 2,7 triliun yang mayoritasnya, yaitu 88 persen, berasal dari perusahaan lain di Telkom Group. Sisanya berasal dari perusahaan internet di luar grup Telkom, termasuk operator internet lokal.

RUPSLB Telkom yang diselenggarakan bulan ini akan menyetujui pemindahan aset dari Telkom ke Infranexia. Sekitar 60 persen aset fiber optik Telkom akan beralih ke Infranexia, begitu juga sebagian besar karyawan terkait. Sisa aset 40 persen akan sepenuhnya pindah ke Infranexia pada pertengahan 2026.

"Kini sudah ada PT sendiri, asetnya yang punya Telkom, yang mengoperasikan mereka. Baru Desember tahun ini, hingga pertengahan tahun depan, mereka jadi pemilik aset," kata Angelo.

Direktur Strategic Business Development Portfolio Telkom, Seno Soemadji menjelaskan bahwa Infranexia lahir dari proses perubahan struktur Telkom, terutama dalam proses transformasi menjadi perusahaan holding strategis.

Dalam strategi yang diberi nama sebagai TLKM 30, Telkom merapikan perusahaan-perusahaan di dalam grup agar tidak tumpang tindih. Perusahaan-perusahaan Telkom akan dibagi ke dalam empat bisnis utama yaitu B2C, B2B infrastruktur, B2B internasional, dan B2B layanan ICT.

Bisnis B2C Telkom kini sepenuhnya dikelola oleh Telkomsel, sedangkan B2B internasional dikelola oleh Telin. Perusahaan yang mengelola bisnis B2B infrastruktur adalah Mitratel, Telkomsat, NeutraDC, dan Infranexia. Adapun, perusahaan B2B ICT services bakal dibentuk pada 2026.

"Selama ini, KPI mereka tumpang tindih, ada anak perusahaan ini dirugikan, itu diuntungkan. Kita hilangkan. Holding hanya jadi wasit. Wasit ini punya playbook," kata Seno.

Salah satu tujuan dari transformasi ini adalah optimalisasi aset yang dimiliki oleh Telkom dalam memberikan return bagi pemegang saham, terutama di bisnis infrastruktur digital. Aset infrastruktur yang tadinya ada di Telkom, ditransfer ke anak perusahaan.

"Kami ingin capex betul-betul ke-utilize. Fiber optik misalnya, jika utilisasinya masih rendah, kami ingin agar optimal hingga capex return-nya optimal," kata Seno.

(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |