Sejarah Tercipta! Terbang 3,6%, Harga Emas Masuki Level Baru US$3.300

2 days ago 9

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas semakin menggila dengan kembali mencetak rekor harga tertinggi sepanjang masa. Level psikologis US$3.300 per troy ons kini sudah dicapai, bukan tidak mungkin emas bisa mencapai target pertama di US$3.500 per troy ons. Ancaman tarif tinggi pun menjadi kekhawatiran utama akan perlambatan ekonomi, yang pada akhirnya mendorong permintaan terhadap safe haven.

Pada perdagangan kemarin, Rabu (16/4/2025), harga emas dunia di pasar spot terbang 3,58% ke USS$3.343,22 per troy ons. Penutupan perdagangan tersebut menjadi level tertinggi sepanjang masa. Emas secara resmi memasuki level psikologis baru yakni US$ 3.300 per troy ons.

Kenaikan sebesar 3,58% juga menjadi yang tertinggi sejak 17 Maret 2023 yakni 3,59%. Pada saat itu emas terbang setelah krisis perbankan di Amerika Serikat (AS) memaksa tiga bank tutup.

Pada perdagangan hari ini Kamis (17/4/2025) hingga pukul 06.10 WIB, harga emas dunia di pasar spot kembali menguat 0,2% di posisi US$3.3549,94 per troy ons.

Harga emas memperpanjang rekornya pada Rabu hingga menembus level US$3.300 per troy ons, karena dolar yang lebih lemah dan meningkatnya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dengan China yang mendorong investor beralih ke aset safe haven.

Setelah Amerika Serikat (AS) mengenakan tarif impor sebesar 145% untuk barang asal China dan dibalas dengan tarif 125%, kini Washington mengancam Beijing dengan tarif hingga 245%.

Hal itu tertuang dalam lembar fakta yang dirilis Gedung Putih, Selasa (15/4/2025) waktu setempat.

"China kini menghadapi tarif hingga 245% atas impor ke Amerika Serikat sebagai akibat dari tindakan pembalasannya," tulis pernyataan Gedung Putih.

Sebelumnya, China selalu membalas tarif tinggi yang diberlakukan oleh AS. Terakhir, China memberlakukan tarif sebesar 125%.

Namun, setelah mengumumkan hal tersebut, China menyatakan tidak akan bertindak lebih jauh terkait peningkatan tarif.

"Emas tetap sangat didukung oleh dolar yang secara umum lebih lemah, ketidakpastian seputar pengumuman tarif, dan kekhawatiran tentang resesi global," ujar Lukman Otunuga, analis riset senior di FXTM.

"Harga emas di atas US$3.300 per troy ons, semuanya tentang level psikologis harga emas. Para investor mungkin menargetkan US$3.400 hingga US$3.500 per troy ons, dan seterusnya. Namun, aksi ambil untung atau perkembangan positif perdagangan AS-China dapat memicu aksi jual," tambah Otunuga.

Presiden AS Donald Trump pada hari Selasa memerintahkan penyelidikan terhadap kemungkinan tarif pada semua impor mineral penting AS, yang menandai eskalasi lain dalam perselisihannya dengan mitra dagang global dan upaya untuk menekan China.

Meningkatnya ketegangan terbaru antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut merusak sentimen di pasar keuangan yang lebih luas, sehingga mendorong investor beralih ke aset safe haven seperti emas.

Sementara itu, dolar melemah terhadap mata uang lainnya hingga bertahan di dekat level terendah tiga tahun yang dicapai minggu lalu, membuat emas lebih menarik bagi pemegang mata uang lainnya.
Indeks dolar AS melemah ke 99,38 pada perdagangan kemarin, terlemah sejak April 2022 atau tiga tahun terakhir. 

Emas telah naik hampir US$700 tahun  ini, didukung oleh perselisihan tarif, ekspektasi penurunan suku bunga, dan pembelian bank sentral yang kuat.

"Reli telah menjadi sedikit tidak terkendali, sehingga berisiko mengalami koreksi. Namun, selama lebih dari setahun ini kami telah melihat koreksi yang cukup dangkal," ujar Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank.

Fed Dukung Emas Semakin Terbang?

Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) mulai gamang menghadapi dampak perang dagang.

Chairman The Fed, Jerome Powell, mengatakan The Fed kini dihadapkan pada dilemma dalam menentukan kebijakan ke depan karena dampak perang dagang akan mempengaruhi laju inflasi hingga pertumbuhan ekonomi,

Berbicara dalam acara Economic Outlook di Economic Club of Chicago, Chicago, Rabu waktu AS (16/4/2025), Powell mengatakan perang dagang membuat The Fed terjebak dalam dilema antara mengendalikan inflasi dan mendukung pertumbuhan ekonomi.

"Jika itu terjadi, kami akan mempertimbangkan sejauh mana ekonomi sudah menjauh dari targetnya. (Sejauh mana) jangka waktu yang berbeda dari kesenjangan tersebut diperkirakan bisa tertutup," ujar Powell dikutip dari CNBC International,

Powell tidak memberikan indikasi mengenai arah suku bunga. Dia menegaskan The Fed akan menunggu dampak lebih lanjut sebelum melakukan perubahan kebijakan,

Dengan ketidakpastian yang tinggi terkait dampak tarif yang diterapkan oleh Presiden Trump, Powell mengatakan The Fed memperkirakan perang dagang akan membuat laju inflasi lebih tinggi dan menekan pertumbuhan. Namun, dia mengatakan masih belum jelas dimana The Fed harus memfokuskan perhatiannya.

Pelaku pasar sendiri memperkirakan The Fed akan mulai menurunkan suku bunga lagi pada Juni dan melakukan pemotongan sebesar tiga atau empat poin persentase kuartalan hingga akhir tahun 2025.

Suku bunga yang rendah akan semakin membuat harga emas terbang karena dolar semakin melemah dan imbal hasil turun. Pembelian emas dikonversi dalam dolar sehingga melemahnya dolar membuat permintaan naik. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga melemahnya imbal hasil US Treasury akan menguntungkan emas.


CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |