Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam tinjauan ekonomi akhir tahun yang dirilis pemerintah, India menyebut perekonomian nasionalnya telah melampaui Jepang dan kini menempati posisi keempat terbesar di dunia, sekaligus membidik Jerman sebagai target berikutnya dalam beberapa tahun ke depan.
Dalam perhitungan pemerintah India, nilai produk domestik bruto (PDB) negara itu kini mencapai US$4,18 triliun. Dengan angka tersebut, India dinilai telah melampaui Jepang dan berpotensi naik ke peringkat ketiga dunia dalam dua setengah hingga tiga tahun mendatang, jika tren pertumbuhan saat ini dapat dipertahankan.
"India termasuk di antara negara dengan pertumbuhan ekonomi utama tercepat di dunia dan berada dalam posisi yang kuat untuk mempertahankan momentum ini," demikian bunyi catatan pengarahan ekonomi pemerintah yang dirilis pada Senin malam, sebagaimana dilansir AFP.
"Dengan PDB senilai US$4,18 triliun, India telah melampaui Jepang untuk menjadi ekonomi terbesar keempat dunia, dan siap menyingkirkan Jerman dari peringkat ketiga dalam dua setengah hingga tiga tahun ke depan, dengan proyeksi PDB mencapai US$7,3 triliun pada 2030," tulis dokumen tersebut.
Meski demikian, pengakuan resmi atas perubahan peringkat ekonomi global itu masih menunggu rilis data final PDB tahunan pada 2026. Dana Moneter Internasional (IMF) sendiri memperkirakan India baru akan benar-benar melampaui Jepang tahun depan.
Proyeksi IMF untuk 2026 menempatkan ekonomi India di angka US$4,51 triliun, sedikit lebih tinggi dibandingkan Jepang yang diperkirakan berada di level US$4,46 triliun.
Optimisme New Delhi muncul di tengah kekhawatiran ekonomi global dan tekanan eksternal. Pada Agustus lalu, Washington memberlakukan tarif besar terhadap India terkait pembelian minyak Rusia, sebuah langkah yang sempat memicu kekhawatiran akan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi negara tersebut.
Meski demikian, pemerintah India menilai laju pertumbuhan yang berlanjut menunjukkan "ketahanan" ekonomi nasional di tengah ketidakpastian perdagangan global yang masih berlangsung.
Namun, indikator lain memberikan gambaran yang lebih kompleks. Dari sisi demografi, India memang telah melampaui China sebagai negara dengan populasi terbesar di dunia pada 2023. Akan tetapi, kekuatan ekonomi tersebut belum sepenuhnya tercermin dalam kesejahteraan per kapita.
Menurut data terbaru Bank Dunia, PDB per kapita India pada 2024 berada di level US$2.694. Angka ini sekitar 12 kali lebih kecil dibandingkan Jepang yang mencapai US$32.487, dan bahkan 20 kali lebih rendah dari Jerman dengan US$56.103.
Tantangan demografi juga menjadi sorotan utama. Lebih dari seperempat dari total 1,4 miliar penduduk India berusia antara 10 hingga 26 tahun, berdasarkan data pemerintah. Di saat yang sama, India masih kesulitan menciptakan lapangan kerja bergaji layak bagi jutaan lulusan muda yang memasuki pasar tenaga kerja setiap tahunnya.
"Sebagai salah satu negara dengan populasi termuda di dunia, kisah pertumbuhan India dibentuk oleh kemampuannya menciptakan lapangan kerja berkualitas yang mampu menyerap tenaga kerja yang terus bertambah secara produktif serta menghadirkan pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan," demikian catatan ekonomi tersebut.
Sepanjang tahun ini, Perdana Menteri Narendra Modi meluncurkan serangkaian kebijakan untuk mendorong perekonomian, termasuk pemangkasan besar pajak konsumsi dan reformasi undang-undang ketenagakerjaan. Langkah-langkah itu diambil setelah pertumbuhan ekonomi India menyentuh titik terendah dalam empat tahun pada periode 12 bulan yang berakhir 31 Maret.
Di pasar keuangan, tekanan juga masih terasa. Nilai tukar rupee India sempat menyentuh rekor terendah terhadap dolar AS pada awal Desember, setelah melemah sekitar lima persen sepanjang 2025.
Pelemahan tersebut dipicu kekhawatiran berkelanjutan terkait belum tercapainya kesepakatan dagang dengan Amerika Serikat serta dampak tarif terhadap ekspor barang-barang India.
India sebelumnya naik ke posisi kelima ekonomi terbesar dunia pada 2022, ketika PDB-nya melampaui Inggris, bekas penguasa kolonialnya, menurut data IMF.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]

2 hours ago
1

















































