
Ukuran Font
Kecil Besar
14px
MEDAN (Waspada.id): Gunungan sampah dan limbah industri yang menggenangi Sungai Bederah membuat para nelayan tradisional di Kelurahan Terjun dan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan terkendala mencari nafkah.
Para nelayan tradisional memintah Camat Medan Marelan untuk mengatasi masalah sampah dan limbah sehingga para nelayan bisa melewati alur sungai menuju muara untuk mencari nafkah di perairan laut Belawan.
Scroll Untuk Lanjut Membaca
IKLAN
“Kami meminta Camat Medan Marelan berkolaborasi dengan Pemko Medan untuk membersihkan sampah-sampah dan limbah industri yang dibuang ke aliran Sungai Bederah. Sungai Bederah ini juga sebagai tempat mencari nafkah bagi para nelayan tradisional,” ujar Jumadi, salah seorang nelayan tradisional kepada Waspada.id, Kamis (14/8).
Dijelaskan Jumadi, sejumlah nelayan tradisional beberapa hari sebelumnya sudah melayangkan surat untuk beraudiensi dengan Camat Medan Marelan namun pihak Kantor Camat tidak ada memberi jawaban.
“Karena kondisi sampah dan limbah menyiksa para nelayan tradisional, terpaksalah kami datang ke Kantor Camat Medan Marelan dengan membawa 10 goni berisi sampah dan limbah, supaya Pak Camat melihat sampah-sampah yang berasal dari Sungai Bederah,” sebut Jumadi.
Ironisnya, tambah Jumadi, saat para nelayan datang, agenda untuk bertemu dengan Camat tidak ada, apalagi surat permohonan audiensi ternyata tidak sampai ke meja camat.
“Kami kecewa dengan kinerja staf kecamatan berencana akan menutup alur Sungai Bederah apabila Camat Medan Marelan tidak serius untuk menyelesaikan masalah sampah dan limbah di Sungai Bederah,” ancam Jumadi seraya beranjak meninggalkan Kantor Camat Medan Marelan.
Sementara itu, Ketua DPC Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Medan Rahman Gafiqi SH menyebutkan, masalah sampah dan limbah di Sungai Bederah ini memang sudah menjadi masalah yang sangat signifikan bagi para nelayan tradisional yang berada di Kelurahan Terjun dan Kelurahan Paya Pasir.
“Limbah dan sampah hampir memenuhi Sungai Bederah ini telah puluhan tahun tidak terselesaikan. Jadi, dengan datangnya masyarakat nelayan ke kantor camat dengan membawa bukti sampah dalam puluhan goni menunjukkan bahwasannya masyarakat nelayan tradisional sudah hampir mati mata pencahariannya khususnya nelayan pencari udang, kepiting, dan ikan yang ada di Sungai Bederah,” ungkap Rahman.
Oleh sebab itu, tambah Rahman, DPC HNSI Kota Medan berharap kepada Wali Kota Medan dan Camat Medan Marelan untuk sesegera mungkin menyelesaikan permasalahan nelayan tersebut karena sungai adalah sumber kehidupan dan penghidupan bagi nelayan.(id15))
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.