Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah ditutup melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pertama pekan ini, Senin (15/9/2025).
Melansir dari Refinitiv, mata uang garuda ditutup melemah 0,18% di posisi Rp16.405/US$, hal ini berbalik setelah pada perdagangan sebelumnya, Jumat (12/9/2025) rupiah berhasil menguat 0,49% di level Rp16.375/US$.
Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) pada pukul 15.00 WIB tengah mengalami penguatan 0,04 di level 97,586.
Tekanan pada rupiah datang seiring dengan rilis terbaru Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia. Bank Indonesia (BI) mencatat posisi ULN pada Juli 2025 sebesar US$432,5 miliar, turun dari Juni 2025 yang sebesar US$434,1 miliar.
Secara tahunan, ULN tumbuh 4,1% (yoy), melambat dibandingkan pertumbuhan 6,3% (yoy) pada Juni 2025.
"Perkembangan tersebut terutama bersumber dari perlambatan pertumbuhan ULN sektor publik. Posisi ULN Juli 2025 juga dipengaruhi oleh faktor penguatan dolar AS terhadap mayoritas mata uang global, termasuk rupiah," tulis BI dalam siaran pers, Senin (15/9/2025).
Dengan rasio ULN terhadap PDB yang turun menjadi 30,0% dari 30,5% pada Juni 2025, pasar melihat adanya perbaikan struktur utang, meski sentimen pelemahan rupiah tetap terasa.
Dari eksternal, rupiah turut tertekan oleh pergerakan dolar AS yang cenderung menguat menjelang keputusan Federal Reserve (The Fed) pada Rabu (17/9/2025) waktu AS.
Investor menilai rapat ini akan menjadi momen penting karena diperkirakan The Fed akan memulai siklus pemangkasan bunga pertama di tahun ini.
Menurut CME FedWatch Tool, peluang The Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin mencapai 93%, yang akan menurunkan suku bunga federal funds ke kisaran 4,00%-4,25%. Meski demikian, sebagian kecil pelaku pasar masih membuka kemungkinan adanya pemangkasan lebih agresif hingga 50 basis poin.
Jika benar terealisasi, langkah The Fed ini sebetulnya berpotensi menjadi katalis positif bagi rupiah dalam beberapa waktu mendatang, terutama dengan ekspektasi aliran modal asing yang bisa kembali masuk ke pasar negara berkembang.
(evw/evw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Rupiah Menguat Tajam, Nilai Tukar Dolar AS Turun Jadi Rp16.385