Ukuran Font
Kecil Besar
14px
JAKARTA (Waspada.id): Dalam lima tahun terakhir Indonesia menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi dan keuangan digital tercepat di dunia.
“Capaian tersebut sejalan dengan lahirnya Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (SPI) pada 2019,” ujar Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam acara Festival Ekonomi dan Keuangan Digital (FEKDI) x Indonesia Fintech Summit & Expo (ISEF) di Jakarta, Kamis (30/10/2025).
Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN
Blueprint tersebut, lanjutnya, menjadi panduan dalam upaya digitalisasi sistem pembayaran nasional yang hingga kini terus mengalami pertumbuhan dan ekspansi.
“Pada 17 Agustus 2019, kita menyatukan satu bahasa QRIS (Quick Response Indonesia Standard). Dan Alhamdulillah, QRIS menyelamatkan Indonesia dari Covid-19 karena membantu distribusi bantuan sosial dan lainnya,” paparnya.
Saat ini pengguna QRIS sudah hampir 60 juta, di antaranya 40 juta merupakan pelaku UMKM. Terlebih lagi QRIS dinilai merupakan simbol kedaulatan negara yang mendorong Indonesia menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan e-commerce tercepat di dunia.
“Ekonomi keuangan digital Indonesia saat ini mencatat volume transaksi sebesar 37 miliar transaksi per tahun, dengan nilai lebih dari Rp 500 ribu triliun untuk e-commerce. Sementara transaksi digital—termasuk online banking, mobile banking, dan penggunaan QRIS—sudah mencapai 13 ribu transaksi dengan nilai hampir Rp60 ribu triliun,” jelas Perry.
Ia melanjutkan, layanan BI-Fast juga mencatat pertumbuhan signifikan. Dengan tarif hanya Rp2.500 per transaksi, masyarakat banyak memanfaatkannya karena tergolong sangat murah. Bahkan, untuk transaksi hingga Rp500 ribu bagi pelaku UMKM, tarif yang dikenakan adalah Rp0.
“Semua ini merupakan bagian dari Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia yang menyatukan ke satu visi, satu strategi, dan satu program,” ujar Perry.
Uji Coba
Dalam kesempatan tersebut, BI mulai melakukan uji coba penggunaan Quick Response Indonesia Standard (QRIS) Cross Border dengan Korea Selatan (Korsel).
“QRIS Cross Border sudah kita sambungkan dengan Malaysia, Singapura, Thailand, Jepang, China, dan hari ini kita launching dengan Korea Selatan, uji coba sandboxing,” ungkap Perry.
Dengan dilakukannya uji coba penggunaan QRIS Cross Border dengan Korea Selatan, dipastikan implementasinya bisa segera direalisasikan pada 2026.
Diharapkan dengan adanya peluncuran uji coba QRIS Cross Border tersebut, sistem pembayaran antarkedua negara bisa lebih mudah dan efisien. BI berkomitmen terus menguatkan akseptasi digital melalui penggunaan QRIS Cross Border yang kian didongkrak.
“Kedepan, BI akan berekspansi dalam melakukan kerja sama QRIS Cross Border dengan berbagai negara lainnya, antaranya debgan India dan Arab Saudi,” urai Perry. (Id88)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.






















































