Resmi Dilantik, Ery Suhaymi Pimpin IDI Sumut Dengan Visi Etika Dan Adaptasi Sistem Kesehatan

6 hours ago 3

MEDAN (Waspada): Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Sumatera Utara periode 2025–2028 yang diketuai Dr. dr. Ery Suhaymi, S.H., M.H., M.Ked (Surg), Sp.B, FINACS, FICS resmi dilantik Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) saat ini adalah DR. Dr. Slamet Budiarto, SH., MH.Kes., Sabtu (8/11) di Aula Serbaguna Gedung Bank Danamon, Medan.

Didukung oleh 29 cabang IDI, 10 universitas, serta 38 perhimpunan seminat dan perhimpunan spesialis, dr. Ery menyampaikan rasa terima kasih atas amanah dan kepercayaan yang diberikan oleh para ketua cabang dan sejawat di seluruh Sumatera Utara.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

“Pencapaian ini bukanlah milik individu, melainkan wujud dari doa, harapan, dan soliditas para sejawat. Jabatan bukanlah ukuran, yang utama adalah kemanfaatan yang mampu kita hadirkan bagi masyarakat Sumatera Utara,” tegas dr. Ery.

dr. Ery menekankan bahwa IDI Sumut akan fokus pada dua tugas utama yakni pembenahan tentang organisasi dan berkolaborasi bersinergi serta membangun kesehatan masyarakat Sumatera Utara.

Dr. Ery juga menyoroti karakter dan komitmen para dokter di Sumatera Utara yang tersebar di seluruh kabupaten/kota, dari pesisir utara Langkat hingga pelosok Tapanuli.

“Meski bekerja dengan fasilitas yang belum ideal, para dokter tetap melayani jiwa dan masyarakat. Kerja-kerja kebaikan tidak boleh kalah oleh keterbatasan,” ucapnya penuh haru.

Ia juga mengajak seluruh anggota IDI untuk tetap teguh dan istiqomah dalam menjalankan program-program strategis, serta mengingatkan agar tidak membenci secara berlebihan, karena bisa saja yang dibenci hari ini menjadi yang dicintai di masa depan.

Di akhir pidatonya, dr. Ery memohon doa dan dukungan agar kepengurusan IDI Sumut dapat menjalankan amanah dengan baik, serta menjadi mitra strategis pemerintah dalam mewujudkan masyarakat yang sehat, berdaya, dan berkarakter.

“Doakan kami agar tetap teguh dalam perjuangan. Kami akan terus berkarya, beradaptasi, dan menjaga marwah profesi dokter di Sumatera Utara,” tutupnya.

Empat Pilar

Sementara itu, Ketua PB IDI, DR. Dr. Slamet Budiarto, SH., MH.Kes., menegaskan empat pilar utama IDI yakni menjaga etika dan kompetensi dokter, menjaga stabilitas kesehatan nasional, membantu pemerintah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, serta menjalankan fungsi organisasi secara kolektif dan adaptif di tingkat wilayah.

“IDI bukan sekadar organisasi profesi, tapi penjaga etika dan penggerak sistem kesehatan. Kita dibentuk sejak zaman Bung Karno, dan hari ini kita harus menjawab tantangan zaman dengan inovasi dan keberpihakan pada rakyat,” ujar dr. Slamet.

Dr. Slamet juga menyoroti ketimpangan distribusi dokter di Indonesia. Dari total 220.000 anggota IDI, 80% merupakan dokter umum dan 20% dokter spesialis. Namun, penyebaran masih terpusat di kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung, sementara ratusan Puskesmas di daerah terpencil masih kekurangan tenaga medis.

“Rasio WHO tidak bisa diterapkan mentah-mentah di Indonesia. Faktor geografis dan pembiayaan harus jadi pertimbangan utama. Jangan sampai lulusan dokter jadi tukang bakso karena sistem tidak siap menyerap mereka,” tegasnya.

Dalam perbandingan dengan negara tetangga, dr. Slamet menyebut bahwa kualitas dokter Indonesia sangat baik, namun terkendala oleh minimnya pembiayaan dan teknologi.

“Di Indonesia, hari ini ke Puskesmas bisa langsung ketemu spesialis. Tapi waktu konsultasi hanya 5–10 menit. Di luar negeri, bisa tunggu 2 minggu sampai 3 bulan. Kita harus pahami konteks ini sebelum membandingkan,” jelasnya.

IDI Pusat juga tengah mengembangkan aplikasi digital untuk menjangkau 220.000 anggota dan keluarganya, sebagai bagian dari terobosan kolektif. Dr. Slamet menekankan bahwa kepemimpinan IDI bersifat kolektif-kolegial, bukan eksekutif tunggal.

“Saya tidak pernah memutuskan sendiri. Semua dijalankan bersama. Dan saya harap dr. Ery bisa membawa semangat ini ke Sumatera Utara,” ujarnya.

Di akhir pidatonya, dr. Slamet menyampaikan harapan agar keputusan Mahkamah Konstitusi terkait regulasi profesi dapat keluar dalam waktu dekat, dan IDI Wilayah Sumut mampu beradaptasi dengan perubahan tersebut.

“Saya tidak optimis 100%, tapi kalau separuh saja bisa berubah, atau seperempat saja itu sudah cukup. Yang penting, IDI tetap menjadi mitra strategis Kementerian Kesehatan dan penjaga marwah profesi dokter,” tutupnya.

Di akhir pelantikan, dilakukan penyerahan buku secara simbolisi tentang perjalanan IDI di Sumut yang ditulis Dr. dr. Rustam Effendi Ys Sp.PD, KGEH, FINASIM.(id20)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |