Jakarta, CNBC Indonesia - Ribuan warga Israel memadati kompleks Cinema City Glilot di Ramat Hasharon setelah kabar bahwa Kedutaan Besar Portugal membuka kesempatan pendaftaran langsung untuk layanan kewarganegaraan dan pembaruan paspor memicu antrean yang mengular hingga ke area parkir bawah tanah.
Langkah kedutaan yang mengizinkan warga datang tanpa membuat janji terlebih dahulu untuk mendapatkan slot pada Desember dan Januari itu langsung menarik perhatian publik. Biasanya, layanan serupa hanya bisa diakses melalui sistem daring yang kerap penuh dan sulit diakses, sehingga pengumuman tersebut dianggap momentum langka bagi para pemohon.
Kedutaan Besar Portugal sebelumnya mengumumkan acara khusus bertajuk "Old times are back", sebuah inisiatif sementara untuk melewati sistem reservasi online yang selama ini dikenal sangat padat. Dalam pengumuman melalui halaman Facebook resminya, kedutaan menyatakan bahwa acara ini "terbuka untuk semua warga Portugal."
Informasi itu dengan cepat menyebar, menyebabkan jumlah peminat jauh melampaui kapasitas lokasi. Banyak warga sudah datang sebelum fajar demi mengamankan posisi, sementara sebagian lainnya memilih pulang setelah melihat panjangnya antrean.
Menurut unggahan lanjutan di Facebook, pihak kedutaan menyebut bahwa "ribuan" warga telah dilayani dan memastikan bahwa "tidak ada yang diabaikan."
Melansir Times of Israel, Senin (1/12/2025), gelombang pemohon ini juga dipicu oleh rencana pemerintah Portugal yang akan memperpanjang masa berlaku paspor dari 5 tahun menjadi 10 tahun mulai Mei 2026. Meski demikian, mereka yang mendaftar pada Jumat tetap akan menerima paspor dengan masa berlaku lima tahun sesuai aturan saat ini.
Minat masyarakat Israel terhadap kewarganegaraan Portugal meningkat signifikan sejak negeri itu menerbitkan law of return pada 2015, yang memberi hak pengajuan kewarganegaraan kepada keturunan Yahudi Sefardim yang terdampak Inkuisisi pada abad ke-16.
Program itu awalnya dianggap sebagai langkah pemulihan sejarah oleh pemerintah Portugal.
Pada Desember 2023, pemerintah Portugal mengumumkan rencana menghentikan kebijakan tersebut, dengan alasan bahwa tujuan reparasinya telah "terpenuhi."
Namun, alih-alih menutupnya sepenuhnya, aturan itu direvisi menjadi lebih ketat, di antaranya dengan mensyaratkan pemohon menunjukkan keterikatan yang lebih kuat pada Portugal, seperti tinggal di negara tersebut selama minimal 3 tahun.
Selain faktor sejarah, kewarganegaraan Portugal diminati karena membuka akses bebas bergerak di wilayah Uni Eropa serta memberikan keuntungan finansial. Portugal dikenal memiliki pajak dan biaya hidup yang lebih rendah dibanding Israel, meski pendapatan rata-rata di sana juga lebih kecil.
Sebagian warga Israel juga mempertimbangkan peluang pendidikan, terutama karena universitas negeri di Eropa lebih mudah diakses dan menawarkan biaya kuliah yang lebih rendah bagi warga negara Uni Eropa.
Popularitas paspor ganda meningkat tajam sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang memicu ketidakpastian nasional dan membuat banyak warga Israel mencari "paspor cadangan" untuk keamanan tambahan. Dalam periode penuh gejolak yang sama, puluhan ribu warga juga dilaporkan meninggalkan Israel.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]

1 hour ago
1

















































