Putri Indonesia 2025, Miss dan Mister Supranational 2024 Kunjungi RSAB Harapan Kita

4 hours ago 6
Putri Indonesia 2025, Miss dan Mister Supranational 2024 Kunjungi RSAB Harapan Kita

Direktur Utama Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita, dr. Ockti Palupi Rahayuningtyas, MPH, MH.Kes, bersama Puteri Indonesia Firsta Yufi Amarta Putri, Miss Supranational 2024, Harashta Haifa Zahra dan Mister Supranational 2024 Mr. dr. Fezile Mkhize, membersamai anak anak yang dirawat saat mengunjungi RSAB Harapan Kita, Jakarta, Minggu (4/5). Waspada/Hasriwal AS

JAKARTA (Waspada) : Direktur Utama Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita, dr. Ockti Palupi Rahayuningtyas, MPH, MH.Kes, berkomitmen, terus menekan angka kematian ibu dan anak dan kelahiran anak tidak prematur. Indonesia berada di peringkat ketiga tertinggi dalam angka kematian ibu di ASEAN, dengan rasio kematian ibu (MMR) sebesar 173 per 100 ribu kelahiran hidup.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Putri Indonesia 2025, Miss dan Mister Supranational 2024 Kunjungi RSAB Harapan Kita

IKLAN

“Kita terus berkomitmen untuk mencegah angka kematian ibu dan anak. Dan kelahiran anak tidak prematur, dengan lahir tepat waktu, berat badan optimal dan tumbuh kembang maksimal,” kata dr. Okcti Palupi menjawab pertanyaan wartawan usai menerima kunjungan istimewa pemenang kontes kecantikan bergengsi, Puteri Indonesia Firsta Yufi Amarta Putri, dan tamu kehormatan Miss Supranational 2024, Harashta Haifa Zahra dan Mister Supranational 2024 Mr. dr. Fezile Mkhize, bersama Yayasan Putri Indonesia, di Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita, Jakarta, Minggu (4/5).

Indonesia berada di peringkat ketiga tertinggi dalam angka kematian ibu di ASEAN, di bawah Kamboja 218 kasus per 100 ribu kelahiran hidup, dan Myanmar 179 per 100 ribu kelahiran hidup. Kemudian setelah Indonesia, Laos menjadi peringkat keempat 132,l.

Kemudian disusul Vietnam 124, Filipina 78, Brunei Darussalam 44, Thailand 29, Malaysia 29 dan terendah angka kematian ibu adalah Singapura 7 per 100 ribu kelahiran hidup.

“Untuk angka kematian bayi, Indonesia berada di peringkat ketiga tertinggi di ASEAN dengan angka 16,85 per 1.000 kelahiran hidup. Penyebab utama kematian ibu di Indonesia adalah pendarahan dan eklamsia, sedangkan kematian bayi banyak disebabkan oleh bayi berat lahir rendah (BBLR) atau prematuritas dan asfiksia,” ungkap dr. Okcti Palupi.

Namun, target penurunan angka kematian ibu dan bayi masih perlu dikejar, dengan target AKI 183 per 100 ribu kelahiran hidup yang belum tercapai pada tahun 2024.

“Pencegahan kematian ibu dan anak dilakukan sejak pranikah kepada pasangan pengantin melakukan cek kesehatan, begitu pun untuk bisa mencegah turunan yang mendapat gangguan. Tapi yang terlanjur hamil, Putri Indonesia sebagai Duta Kesehatan mengedukasi para wanita melakukan cek kesehatan. Sehingga penyakit bisa dicegah sejak ibu hamil dan bisa mempertahankan kehamilan hingga kelahiran. Apabila dalam kelahiran anak ada kelainan yang berat maka di RS yang tepat untuk menangani. Anak yang mengalami kelainan bawaan kelahiran memang membutuhkan pembiayaan yang mahal. Untuk itu, pentingnya memastikan secara optimal tumbuh kembang anak sejak dini. RSAB ini cukup lengkap dengan penanganan ibu maupun anak yang ada kelainan,” tutur dr. Okcti Palupi.

Putri Indonesia Tersentuh

RSAB Harapan Kita memiliki harapan besar agar para finalis Puteri Indonesia 2025 dapat berperan sebagai duta kesehatan bagi masyarakat, dengan fokus utama pada kesehatan ibu dan anak. Sebagai rumah sakit pengampu nasional untuk kesehatan ibu dan anak, RSAB Harapan Kita menyadari pentingnya peran berbagai pihak dalam meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat terkait isu krusial ini.

Meskipun Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih sesuai dengan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2024, namun angka tersebut masih lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Oleh karena itu, dibutuhkan kolaborasi dari berbagai sektor, tidak hanya dari industri kesehatan, untuk mempercepat penurunan AKI dan AKB.

“RSAB Harapan Kita melihat potensi besar para Puteri Indonesia 2025 untuk menjadi agen perubahan dalam mengedukasi masyarakat, khususnya mengenai kesehatan ibu dan anak. Di era industri 5.0 seperti saat ini, kehadiran influencer di platform media sosial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap opini dan perilaku masyarakat,” kata dr. Okcti Palupi.

Dengan jumlah pengikut yang besar, para finalis Puteri Indonesia 2025 diharapkan dapat memberikan dampak positif yang luas dalam meningkatkan kesadaran kesehatan di masyarakat.

Sedangkan kunjungan Puteri Indonesia Firsta Yufi Amarta Putri yang dinobatkan sebagai Duta Kesehatan merupakan tindak lanjut dari perjanjian kerjasama yang telah terjalin antara RSAB Harapan Kita dan Yayasan Puteri Indonesia 2025, ditandatangani pada 11 April 2025 lalu. Dan sebelumnya, pada 27 April 2025, RSAB Harapan Kita juga telah menerima kunjungan dari 22 finalis Puteri Indonesia 2025. RSAB menjadi sponsor kesehatan para finalis dan Putri Indonesia guna memastikan kesehatan.

“RSAB Harapan Kita melihat potensi besar para Puteri Indonesia 2025 untuk menjadi agen perubahan dalam mengedukasi masyarakat, khususnya mengenai kesehatan ibu dan anak. Di era industri 5.0 seperti saat ini, kehadiran influencer di platform media sosial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap opini dan perilaku masyarakat. Sejatinya, Putri Indonesia sebagai Duta Kesehatan ke RSAB untuk ikut mengkampanyekan kesehatan dan mengedukasi ibu dan anak.” kata dr. Okcti Palupi.

Dalam kunjungannya, Firsta Yufi Amarta Putri yang mendapat Mahkota Putri Indonesia mengalahkan 21 finalis pada
Jumat (2/5), mengatakan hal ini menjadi pengalaman baru dapat membersamai dengan anak anak dan para ibu yang sedang mendapat perawatan di RSAB.

“Tadi kunjungan ke ruangan NICU perawatan untuk anak anak lahir prematur. Ini pengalaman pertama saya menyaksikan langsung bagiamana bayi bayi prematur berjuang d wgan alat alat yang dipasang di tubuhnya. Sangat menyentuh hati saya,” ucap Firsta.

Sebelum mengunjungi ruang NICU (Neonatal Intensive Care Unit), Firsta membersamai anak anak yang sedang dalam perobatan kanker memetik buah dan sayuran hidroponik yang ruang terbuka RSAB.

“Ke depan bisa terus membersamai anak anak yang memerlukan perhatian khusus dalam kesehatan dan tumbuh kembangnya. Begitu pula dapat mengedukasi kaum perempuan calon pengantin, bisa kita edukasi mulai pranikah dan setelah nikah tentang pentingnya kesehatan dan menjaga kesehatan anak dari kandungan hingga tumbuh kembang anak pascakelahiran,” ujar Firsta.

Senada dengan Putri Indonesia, Miss Supranational Harashta Haifa Zahra yang menjadi tamu kehormatan RSAB, mengatakan dirinya sangat terharu dan prihatin melihat kondisi bayi yang lahir prematur.

“Gak tega melihatnya, tidak pernah melihat bayi sekecil ini (prematur),” ungkapnya.

Harashta mengakui dirinya bukan bidang kesehatan hingga dia mendapatkan ilmu baru penanganan anak dan dan ibu di RSAB ini.

“Hal ini pening sekali dilaukannedukasi dan pencegahan dari hulunya, agar dapat dicegah kelahiran anak prematur.
Kemudian dapat dilakukan pengecekan kesehatan. Hadir di sini (RSAB) jadi lebih tahu apa yang terjadi. Saya akan share dilingkungan dan teman untuk mengantisipasi hal ini ke depan,” ucapnya.

Sedangkan Mister Supranational 2024, Mr. dr. Fezile Mkhize, yang merupakan seorang dokter mengaku pernah bekerja di RS menangani anak.

“RSAB sangat baik menangani anak, dan salah satu RS terbaik dalam menganani anak dan ibu. Saya telah memiliki pengalaman, seperti pernah bekerja di RS menangani kesehatan anak,” jelas Fezile Mkhize yang merupakan dokter spesialis bedah kardiotoraks, dan bekerja sebagai presenter televisi di Afrika Selatan.

Fezile Mkhize menjadi warga negara Afrika Selatan menjadi orang pertama dari Afrika Selatan dan Afrika, serta orang pertama kulit hitam yang memenangkan gelar Mister Supranational. (j01)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |