Prabowo Tiba-Tiba Panggil Dirut Pertamina ke Istana, Ada Apa?

1 week ago 10

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Prabowo Subianto memanggil Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri ke Istana Negara, Jakarta, Rabu (5/3/2025).

Lantas, apa yang dibahas? Apakah ada kaitannya dengan kasus tata kelola minyak yang tengah disidik Kejaksaan Agung (Kejagung)?

Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri mengatakan, pertemuan dengan Presiden khusus membahas kesiapan perseroan untuk menyediakan dan mendistribusikan Bahan Bakar Minyak (BBM) jelang hari raya Idul Fitri mendatang.

"Bahas umum aja kesiapan menyambut mudik, kita pastikan operasional juga lancar penyediaan energi lancar semuanya," kata Simon kepada wartawan, usai rapat di Istana, Jakarta, Rabu (5/3/2025).

Namun, ia belum mau membeberkan lebih lanjut mengenai rapat yang dilakukan. Simon langsung bergegas menuju kendaraannya.

"Maaf saya Misa jam 5 di Katedral. Ada Rabu abu," kata Simon.

Sebelumnya, PT Pertamina Patra Niaga memperkirakan konsumsi BBM dan Liquefied Petroleum Gas (LPG) selama periode Ramadan dan Idul Fitri 2025 akan melonjak. Hal ini diungkapkan dalam RDP bersama Komisi XII DPR RI, Kamis (20/2/2025).

Peningkatan konsumsi terhadap produk BBM, misalnya saja untuk Pertamax yang diproyeksikan naik 16,7%. Peningkatan konsumsi ini dipicu oleh tingginya aktivitas masyarakat yang melakukan perjalanan mudik.

Sementara itu, untuk produk Pertalite juga diperkirakan mengalami kenaikan konsumsi sebesar 11,2%. Sedangkan untuk Pertamax Turbo diproyeksikan naik 14,9%.

Adapun, untuk produk Pertamax Green yang masih terbatas pemasarannya di Jakarta dan Jawa Timur juga diprediksi mengalami lonjakan konsumsi sebesar 92%.

Selain itu, di sektor penerbangan, Pertamina juga memprediksi adanya kenaikan konsumsi avtur sebesar 5%. Namun demikian, berbeda dengan BBM lainnya, konsumsi Biosolar justru diperkirakan akan mengalami penurunan.

Seperti diketahui, Kejaksaan Agung (Kejagung) juga tengah melakukan proses penyidikan dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina (Persero), Sub Holding, serta Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) pada periode 2018-2023.

Hingga saat ini Kejagung sudah menetapkan sembilan orang sebagai tersangka, di mana enam orang di antaranya merupakan petinggi di Sub Holding Pertamina.

Pada Selasa (4/3/2025) Kejaksaan Agung (Kejagung) RI memeriksa sebanyak 9 orang saksi yang berkaitan dengan perkara dugaan tindak pidana korupsi dalam tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina (Persero), Sub Holding dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) tahun 2018-2023.


(wia)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Dirut Pertamina Minta Maaf Soal Kasus Minyak-Jamin Kualitas BBM

Next Article Dirut Pertamina Sebut Penyaluran LPG 3 Kg Sudah Tembus 103% dari Kuota

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |