Plt. Kadisdik Aceh, Murthala: Tiga Tahun Tidak Mandiri, SMK BLUD Ditutup

4 hours ago 4
AcehPendidikan

9 November 20259 November 2025

 Tiga Tahun Tidak Mandiri, SMK BLUD Ditutup

Ukuran Font

Kecil Besar

14px

ACEH TENGAH (Waspada.id): Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang sudah menerapkan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) namun tidak mampu membiayai diri sendiri selama tiga tahun berturut-turut akan ditutup.

Hal tersebut disampaikan oleh Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Murthalamuddin, S.Pd., M.SP, pada saat membuka Rapat Koordinasi (Rakor) MKKS SMK se-Aceh di Hotel Renggali, Takengon, Aceh Tengah, Sabtu, tanggal 8 November 2025.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Kata Murthala, kebijakan itu merupakan arahan langsung dari Gubernur Aceh, H. Muzakir Manaf, melalui Sekda Aceh, Nasir Syamaun.

“Arahan Gubernur melalui Sekda Aceh, semua BLUD yang tidak mampu mencukupi dirinya sendiri setelah tiga tahun akan kita tutup. Jadi, kelola dengan baik dan manfaatkan potensi yang ada,” pintanya.

Murthalamuddin mendorong seluruh Kepala SMK harus berani berinovasi dan mengembangkan produk lokal unggulan yang dapat menjadi sumber pendapatan sekolah. Ia mencontohkan ide sederhana namun bernilai ekonomi tinggi, seperti bakso berbahan ikan untuk SMK yang berada di wilayah pesisir.

“Ke depan, kalau ada orang mau jualan bakso goreng, maka mereka bisa mengambil baksonya di SMK,” ujarnya. Begitupun dengan SMK daerah lain, apakah itu sawit dan sebagainya. Ini dalam rangka menyongsong ketahanan pangan.

Menjawab Waspada.id, Minggu (9/11) pagi, Murthalamuddin menyebutkan untuk meningkatkan mutu pendidikan membutuhkan kerjasama dan kebersamaan tanpa sekat dengan membangun komunikasi tanpa batas.

“Saya bukan orang yang terlalu formal. Kalau ada masalah, sampaikan saja. Saya akan teruskan ke bidang-bidang terkait dan saya akan pantau langsung perkembangannya,” katanya.

Menurutnya, komunikasi yang cair dan kolaborasi lintas bidang menjadi kunci mempercepat perubahan di sektor pendidikan. Oleh karena itu Murthalamuddin mengajak seluruh kepala SMK untuk berani melakukan introspeksi terhadap kinerja masing-masing. “Kita harus jujur menilai diri. Tidak ada yang sempurna, termasuk saya. Tapi yang penting, kita terus berbenah.”

Dalam kesempatan itu, ia juga menyoroti kondisi anomali pendidikan Aceh, di mana besarnya alokasi anggaran pendidikan Aceh belum sejalan dengan mutu pendidikan yang diharapkan. “Anggaran pendidikan kita besar, tapi rapor mutu masih rendah, bahkan kalah dari Maluku, Papua, dan Gorontalo. Ini menjadi tugas kita bersama untuk berbenah,” ujarnya.

Pria yang pernah menjabat sebagai Kepala Biro Hubungan Masyarakat (Humas) Pemerintah Aceh itu juga menegaskan kembali esensi pendidikan vokasi: menyiapkan lulusan SMK yang benar-benar siap kerja.

“Tujuan kita satu — melahirkan anak-anak SMK yang siap menghadapi dunia industri. Dan Bapak Ibu di lapanganlah yang paling tahu bagaimana mencapainya,” pungkasnya. (id70)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |