Perkumpulan SMI Dan JRK Indonesia Jalankan Misi Kemanusiaan “Warga Bantu Warga”

2 hours ago 1

MEDAN (Waspada.id): Banjir dan longsor besar yang menerjang Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat akhir November 2025 telah berkembang menjadi bencana multidimensi, endapan lumpur melebihi tinggi pinggang orang dewasa di banyak wilayah kini mengeras.

Akibatnya tanah yang mengeras tersebut menutup akses rumah, menimbun jalan desa, memutus jembatan, merusak fasilitas umum, serta melumpuhkan pusat-pusat ekonomi rakyat, kondisi yang menambah penderitaan warga terdampak karena pembersihan manual dengan tenaga manusia hampir mustahil dilakukan.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Dalam situasi seperti ini, kebutuhan paling mendesak tidak lagi sekadar bantuan pangan, tetapi percepatan pengerahan alat berat berjenis loader–backhoe/tractor, excavator dalam jumlah ratusan unit untuk seluruh area terdampak.

Tanpa intervensi alat berat secara besar-besaran, pemulihan dasar tidak akan bergerak, endapan lumpur yang mengeras hanya dapat ditangani dengan mesin, bukan dengan sekop, cangkul, atau gotong-royong biasa.

Ini merupakan kewajiban penuh pemerintah baik pusat maupun daerah untuk memastikan keselamatan, kelayakan hidup dan percepatan pemulihan masyarakat

Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Perkumpulan Suluh Muda Inspirasi (SMI), Kristian Redison Simarmata bersama dewan pendiri Elfenda Ananda dalam keterangannya kepada Waspada.id, Senin (15/12/2025).

Sejak 25 November 2025, kata Kristian, Perkumpulan Suluh Muda Inspirasi (SMI) telah konsisten menyuarakan desakan pemberlakuan Status Darurat Bencana Nasional, termasuk tuntutan evaluasi menyeluruh terhadap kerusakan ekologis yang menjadi akar banjir bandang dan longsor di berbagai kabupaten.

‘’Krisis ekologis yang tidak datang dengan tiba-tiba, namun lahir dari tata kelola lahan yang longgar, pembalakan yang tak terkendali, ekspansi perkebunan, serta lemahnya pengawasan lingkungan, tanpa koreksi struktural, bencana akan terus berulang dan masyarakat akan terus menjadi korban,’’ cetusnya.

SMI menilai di tengah respon pemerintah yang terhambat dan terkesan lamban serta sering berputar pada retorika “negara mampu” yang tidak terbukti di lapangan.

Kesengsaraan warga tak dapat menunggu, karena itu, Jaringan Relawan Kemanusiaan (JRK) Indonesia dan Perkumpulan Suluh Muda Inspirasi (SMI) menggagas gerakan “Warga Bantu Warga”, sebuah kerja kemanusiaan yang mengutamakan solidaritas horizontal lintas daerah dan lintas komunitas, bersama Posko “Tapteng Bangkit – Pandan”, gerakan berusaha menjangkau area-area terdampak yang sebelumnya terisolasi.

Kristian menyebut, hingga 10 Desember 2025, total donasi yang berhasil dihimpun mencapai Rp69.000.000. Sebanyak Rp34.000.000 telah disalurkan pada 6–7 Desember dalam bentuk Beras, Sarden, Telur, Air mineral.

Selain itu, bantuan barang berupa 6 plastik besar (±1.000 lembar) pakaian anak yang baru dan 6 karung pakaian dewasa telah diserahkan ke wilayah-wilayah paling membutuhkan

Gelombang bantuan berikutnya akan dikirim Minggu, 14 Desember 2025 dengan rencana belanja logistic sekitar Rp35.000.000 yang tengah dipersiapkan oleh tim. Dan Donasi public masih terus dibuka, dan warga dapat mengirimkan bantuan barang maupun dukungan logistik ke SekretariatPerkumpulan Suluh Muda Inspirasi ( SMI ), Jl. Sei Sirah No. 11, Medan, seluruh donasi dan penggunaannya dilaporkan diwebsite Perkumpulan Suluh Muda Insipirasi ( SMI ) www.suluhmuda.org, dan media sosial SMI serta terbuka untuk umum.

Gerakan ini, lanjutnya, berangkat dari kesadaran sederhana, ketika negara tersendat, solidaritas warga tidak boleh berhenti, tidak ada bantuan yang terlalu kecil, masing-masing adalah percikan cahaya yang memperkuat daya tahan masyarakat.

‘’Di tengah bencana sebesar ini, setiap makanan, setiap pakaian layak pakai, setiap rupiah dan setiap tenaga yang disumbangkan adalah bagian dari jembatan menuju kehidupan yang lebih aman,’’ ungkapnya.

Oleh karena itu, Kristian menyampaikan bahwa Perkumpulan Suluh Muda Inspirasi ( SMI ) dan Jaringan Relawan Kemanusiaan (JRK) Indonesia juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh donatur, sahabat relawan, komunitas, organisasi dan individu di berbagai kota yang telah mengulurkan tangan.

‘’Semua yang terlibat dalam misi “Warga Bantu Warga”, dari yang memberi waktu, tenaga, gagasan, hingga bantuan paling sederhana, adalah bagian dari mata rantai kemanusiaan yang tidak boleh putus,’’ ujarnya.

Semua dukungan, sekecil apa pun, adalah butiran pasir di pantai yang jika dikumpulkan membentuk kekuatan besar bagi masyarakat korban terkena dampak bencana yang sedang berjuang bangkit.

‘’Gerakan ini lahir bukan dari kelimpahan, tetapi dari keikhlasan, bukan dari kekuasaan, tetapi dari nurani, bukan dari perintah, tetapi dari komitmen menjaga sesama. Selama warga masih bersedia menanggung beban bersama, bencana tidak akan pernah mengalahkan solidaritas manusia,’’ tandasnya.

SMI dan JRK Indonesia berkomitmen akan terus memantau perkembangan situasi, memperkuat kerja advokasi kebijakan, untuk memastikan distribusi bantuan berjalan transparan, tepat sasaran, dan menjangkau kelompok paling rentan

‘’Narasi pemulihan harus berdiri di atas data, tanggungjawab publik, keberanian politik dan kesediaan untuk belajar dari kesalahan, karena kemanusiaan bukan seremonial, tapi adalah kerja panjang yang dilakukan setapak demi setapak,’’ tuturnya.(id96)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |