“Jangan buru-buru. Pastikan kalimatmu berdiri karena fakta, bukan karena perasaan,” begitu ia sering mengingatkan wartawan muda.
Di ruang redaksi Harian Waspada, nama H. Teruna Jasa Said bukan hanya tercetak dalam bagan organisasi keredaksian. Ia adalah nafas yang menjaga jati diri surat kabar itu tetap tegak di tengah gelombang zaman—tajam dalam memilih kata, jeli membaca peristiwa, dan selalu mampu melahirkan judul yang membuat pembaca berhenti, menoleh, merenung, lalu terkesima.
Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN
Kini, sosok itu telah pergi pada usia 77 tahun. Kabar wafatnya meninggalkan keheningan yang dalam—bukan hanya bagi keluarga besar Waspada, melainkan juga bagi jagat jurnalisme Sumatera Utara yang kehilangan salah satu penjaga marwah dan integritasnya.
H. Teruna Jasa Said lahir dan tumbuh dalam lingkungan yang menjadikan pers bukan sekadar profesi, melainkan jalan hidup. Ia merupakan salah satu pewaris Harian Waspada, surat kabar yang didirikan pada 11 Januari 1947 oleh H. Mohammad Said dan Ani Idrus, lahir dari semangat perjuangan mempertahankan kemerdekaan dan menjaga suara rakyat di tengah tekanan kolonial.
Sejak kecil ia menyaksikan denyut ruang redaksi yang tak pernah padam—dering telepon, perdebatan panjang mengenai fakta, hingga ketukan mesin tik yang menjadi “musik” rutinitas di pagi hari. Dari pengalaman itulah ia menyerap nilai dasar Waspada: kesederhanaan, keberanian menyatakan kebenaran, dan keteguhan menjaga marwah jurnalisme independen—tradisi yang terus dijaganya hingga akhir hayat.
Dari rumah dan kantor yang seringkali melebur tanpa batas, ia menyerap nilai-nilai inti media yang diwariskan oleh para pendahulunya: kesederhanaan, keberanian berbicara benar, tidak terseret arus kepentingan, dan menjaga martabat berita. Prinsip-prinsip itu kelak menjadi fondasi utama ketika ia menapaki posisi sebagai Wakil Pemimpin Redaksi Harian Waspada.
Bagi banyak wartawan yang pernah bekerja bersamanya, H. Teruna Jasa Said adalah sosok yang tenang namun tegas. Ia tidak suka berbicara banyak, tetapi ketika memberi arahan, kata-katanya selalu jelas dan berjejak. Ia menolak segala bentuk sensasionalisme. Baginya, berita yang baik adalah berita yang jujur, dapat dipertanggungjawabkan, dan tidak merendahkan akal sehat pembaca.
“Jangan buru-buru. Pastikan kalimatmu berdiri karena fakta, bukan karena perasaan,” begitu ia sering mengingatkan wartawan muda.
Dalam rapat redaksi, ia dikenal sebagai penyeimbang. Ketika opini mulai mengaburkan pandangan terhadap peristiwa, dialah yang kembali menegakkan objektivitas. Ia menjaga agar Waspada tidak tergelincir menjadi corong kelompok manapun. Ini bukan sikap netral yang acuh, tetapi sikap tegak yang berprinsip—bahwa pers harus berada di sisi kebenaran, bukan di sisi kekuasaan atau kepentingan.
Di bawah kepemimpinannya, Harian Waspada melewati masa-masa krusial. Gelombang digital mengguncang dunia media. Banyak koran tiarap atau berganti haluan menjadi sekadar agregator berita tanpa ruh. Namun Teruna Jasa Said memilih jalan yang lebih sulit: bertransformasi dengan tetap berpegang pada jati diri.
Dua puluh tujuh tahun lalu, 11 Desember 1998, di tengah derasnya gelombang reformasi, H. Teruna Jasa Said melahirkan Harian Berita Sore sebagai saudara muda Harian Waspada. Di bawah dinamika sosial politik yang cepat berubah, media ini tumbuh dengan tekad menjaga fungsi pers: menyajikan informasi, mendidik, menghibur, sekaligus mengawasi jalannya kekuasaan. Berbeda dari koran pagi, Berita Sore hadir untuk memberikan kabar yang paling segar pada hari yang sama—hadir sebagai jawaban atas kebutuhan pembaca yang ingin mengikuti denyut peristiwa tanpa jeda waktu.
Namun, zaman bergerak begitu cepat. Era digital perlahan menggerus kedigjayaan era cetak. Ia pun mendorong pembaruan platform digital Waspada.id, memodernisasi alur pemberitaan, dan merangkul cara kerja baru tanpa meruntuhkan nilai-nilai lama. Transformasi itu tidak berlangsung mudah: ada tarik-menarik generasi, ritme, bahkan paradigma. Namun ia menjalankan peran itu dengan sabar—seperti seorang penjaga jembatan antara masa lalu dan masa depan.
Yang paling ia jaga adalah muruah sebuah berita agar cover both side.
Baginya, wartawan bukan hanya penulis berita. Wartawan adalah saksi zaman. Wartawan adalah penanggung jawab moral. Wartawan harus hadir dengan integritas yang tidak bisa dibeli.
Ia pernah berkata kepada seorang reporter muda yang terburu-buru menulis polemik politik tanpa verifikasi kuat:
“Tugasmu bukan mencari siapa benar dan siapa salah.
Tugasmu membuat kebenaran berbicara dengan sendirinya.”
Itulah kalimat yang kini mendengung sebagai warisan.
Kepergiannya meninggalkan duka yang dalam. Tidak ada lagi sosok yang berdiri menata kalimat dengan kelembutan namun berpijak pada ketegasan. Tidak ada lagi suara yang mengingatkan: “Periksa fakta, ulangi wawancara, biarkan berita bernafas.”
Namun jejaknya tidak pergi.
Ia hidup dalam setiap halaman Harian Waspada.
Dalam setiap gaya penulisan yang tetap bersih.
Dalam setiap keputusan redaksional yang tetap tegak.
Dalam setiap wartawan yang pernah ia didik untuk berjalan lurus tanpa perlu berteriak keras.
H. Teruna Jasa Said telah kembali kepada Sang Khalik dalam kedamaian.
Yang ia tinggalkan bukan hanya nama, bukan hanya jabatan, bukan hanya arsip.
Yang ia wariskan adalah nilai dan ruh sebuah berita yang tidak pernah mati.
Hari ini, Waspada mungkin berkabung.
Tetapi sebuah media tidak pernah benar-benar kehilangan penjaganya jika ia telah menanam karakter.
Dan Teruna Jasa Said telah melakukan itu sejak muda.
Dengan senyap.
Dengan keras kepala yang elegan.
Dengan cinta kepada kebenaran.
Selamat jalan Tokoh Pers Sumatera Utara—Sang Penjaga Nafas dan Karakter Berita Harian Waspada.
Warisanmu tetap hidup di setiap kata yang ditulis dengan hati yang jernih.
Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji‘ūn.
Allāhumma-ghfirlahu, warhamhu, wa ‘āfihi, wa‘fu ‘anhu.| RAMADAN MS
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.




















































