Penyaluran Zakat Fitrah Kepada Mustahik Di Batangkuis

1 day ago 5
Penyaluran Zakat Fitrah Kepada Mustahik Di Batangkuis JAMAAH sedang mendengarkan khutbah yang disampaikan Hasanudin Parinduri pada Salat I'ed Tahun 1446 H/2025 M di Masjid Jamik Ar Rasyid Batangkuis, Senin (31/3). (Waspada/Khairul K Siregar/B)

BATANGKUIS (Waspada) : Petugas pengumpul zakat Masjid Jamik Ar Rasyid Batangkuis menyalurkan zakat fitrah kepada 204 Kepala Keluarga yang berhak menerima.

Ketua Badan Kenaziran Masjid Jamik Ar Rasyid Batangkuis, H.OK Asnul Arifin, Senin (31/3) menjelaskan, pengumpulan zakat dimulai pada 27 Ramadhan 1446 H hingga malam takbiran. Hal ini dimaksudkan agar pembagian kepada yang mustahik berlangsung lebih cepat sesuai yang diharapkan.

Penyaluran zakat fitrah ini di fokuskan pada warga yang telah dilakukan pendataan sebelumnya dan tepat sasaran.

Seperti tahun-tahun sebelumnya bahwa ada beberapa jenis penerimaan zakat di Masjid ini yakni berbentuk beras per orang 2,7 Kg, dengan uang per orang Rp57.000 dan fidiyah puasa perhari Rp30.000. Untuk yang berbentuk beras berhasil terkumpul sebanyak 2.217 Kg, sedangkan berbentuk uang berjumlah Rp8.617.000 dan fidiyah Rp600.000. Baik yang berbentuk beras, uang seluruhnya telah tersalurkan kepada yang mustahik yakni sebanyak 204 KK”jelas Asnul Arifin.

Penyaluran Zakat Fitrah Kepada Mustahik Di BatangkuisPanitia zakat Masjid Jamik Ar Rasyid Batangkuis sedang menerima zakat fitrah dari muzakki di Masjid Jamik Ar Rasyid Batangkuis, Minggu (30/3) malam. (Waspada/Khairul K Siregar/B)

Masjid Ar Rahman

Di Masjid Ar Rahman Batangkuis Pekan, Panitia Zakat juga menyalurkan zakat fitrah kepada mustahik.

H. Hanafi Siregar didampingi Ahmad Qodri selaku Panitia Pengumpul zakat Masjid Ar Rahman Batangkuis Pekan menjelaskan, jumlah zakat fitrah yang berhasil dikumpulkan panitia masing-masing berupa beras sebanyak 1.256 Kg, berbentuk uang Rp1.786.000 dan fidiyah puasa Rp1.910.000.

“Seluruh zakat fitrah yang berhasil dikumpulkan Panitia tersebut selanjutnya dibagikan kepada 110 Kepala Keluarga yang telah di data sebelumnya.

Salat Ied

Sementara itu, pada Senin (31/3) pagi, masyarakat berbondong-bondong mendatangi Masjid Jamik Ar Rasyid Batangkuis untuk mengikuti Shalat I’ed.

Bertindak sebagai Imam dan Khatib pada Shalat I’ed yang dimulai pukul 07.30 Wib di Masjid tersebut Hasanuddin Parinduri.

Dalam khutbahnya, Hasanudin menjelaskan, pada Idul Fitri ini banyak masyarakat yang bersedih karena suatu musibah yang menimpa umat manusia. Mereka merasakan kesedihan yang mendalam karena ada sesuatu yang hilang yakni sesuatu yang didambakan kehadirannya kini telah pergi yaitu bulan suci Ramadhan.

Begitu bulan suci Ramadhan berlalu, maka berbagai makhluk ciptaan Allah pun menangis karena ditinggalkan Ramadhan untuk kemudian memasuki bulan Syawal yang juga hari Raya Idul Fitri.

Idealnya, lanjut Hasanudin, Idul Fitri menunjukkan kemenangan umat islam dalam perjuangan memerangi hawa nafsu, sekaligus persiapan menghadapi kehidupan yang baru dan penuh tantangan. Kemenangan inilah yang kemudian dikumandangkan dalam takbir, tahmid dan tahlil sejak terbenamnya matahari akhir Ramadhan hingga terbit fajar pada bulan Syawal ini.

“Ramadhan telah meninggalkan kita, serangkaian ibadah serta keutamaan yang menyertainya mungkin telah kita laksanakan dengan ikhlas karena Allah semata. Adakah kesan selama ramadhan, atau adakah rasa sedih ketika Ramadhan meninggalkan kita serta apa yang telah kita peroleh selama menjalankannya. Semua ini adalah rangkaian pertanyaan yang patut kita renungkan bersama”jelas Hasanudin.

Ada orang yang gembira dengan berlalunya bulan ramadhan karena seolah terlepas dari beban yang berat yakni kebebasan untuk memuaskan hawa nafsu yang setiap hari dapat dilampiaskan. Rangkaian ibadah yang dilakukan selama ramadhan ternyata sekedar rutinitas belaka, ketika ramadhan pergi ibadah berkurang bahkan tidak jarang terlupakan sama sekali.

Bagi yang tidak mengerti tentang makna yang terkandung dalam Idul Fitri itu mengharuskan untuk memperbarui segala sesuatu. Idul fitri adalah kesempatan untuk menjalin relasi, memperbaiki hubungan bisnis dan mengirimkan sesuatu kepada teman yang berkecukupan, sedangkan ia melupakan fakir miskin yang kekurangan.

“Rugilah orang yang seperti ini dan lebih rugi lagi yang menghuni perasaan dimana selama Ramadhan ternyata tidak melakukan apa-apa. Sebaliknya ada orang yang begitu sedih dengan kepergian Ramadhan. ia merasakan seperti musibah karena tidak mendapatkan lagi keutamaan ibadah yang lebih istimewa di bulan lain kecuali bulan Ramadhan. Bagaikan kesedihan bumi, langit dan malaikat berat hati melepas kepergian Ramadhan bahkan ia mengharapkan seluruh bulan itu adalah bulan Ramadhan,” kata Hasanudin.

Menurut pandangan islam, fitrah manusia itu menjalankan agama. Orang yang meninggalkan agama tidak akan hidup bahagia jiwanya karena tidak tahu mau dibawa kemana kehidupan ini. Fitrah hanya dapat dirasakan maknanya pada saat termenung seorang diri maka akan terdengar suara nurani yang akan mengajak untuk berdialog dengan Allah SWT.  (a14/a01/B)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Penyaluran Zakat Fitrah Kepada Mustahik Di Batangkuis

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |