Penyakit Ini Hantam Kelas Menengah RI - Jatuh Miskin, Obatnya Cuma 3

1 week ago 13
Daftar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia - Fear of Missing Out atau kondisi takut ketinggalan adalah perilaku yang merugikan karena mendorong seseorang berbelanja berlebihan. Bahkan FOMO ditengarai dapat menyebabkan kelas menengah jatuh ke lubang kemiskinan.

Walaupun fakta soal FOMO mengerikan, akan tetapi banyak terjadi di Indonesia. Sebut saja fenomena antrian panjang untuk membeli boneka Labubu. Harga boneka yang berkisar Rp 1 jutaan hingga RP 2,5 jutaan itu ramai diperebutkan oleh warga RI di tengah kondisi ekonomi yang bergejolak.

Pelemahan daya beli masyarakat terutama kelas menengah jadi perhatian serius karena dampaknya adalah peningkatan kemiskinan dan perlambatan pertumbuhan ekonomi. Bahkan saat badai ekonomi terjadi secara global, pelemahan daya beli di kelas menengah bisa sebabkan resesi.

Kelas menengah di Indonesia pun sudah menyusut. Buktinya menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kelas menengah pada 2024 jumlah kelas menengah sekitar 47,85 juta orang atau 17,44%. Padahal pada 2019 jumlahnya 21,45% dari total penduduk Indonesia.

Bagaimana FOMO Menyerang Kelas Menengah?

Berdasarkan laporan Pusat Riset Kependudukan BRIN pada 2024, FOMO adalah salah satu dari banyak faktor penyebab anjloknya jumlah kelas menengah di Tanah Air. Mereka turun kelas ke kelas "calon kelas menengah" atau aspiring middle class yang berada di antara kelas menengah dan rentan miskin.

Di sisi lain, kelas rentan miskin terus mengalami kenaikan. Menurut BOS pada 2024 kelompok rentan miskin di Indonesia berjumlah 67,69 juta orang. Ini meningkat drastis dibandingkan pada 2019 sebesar 54,97 juta orang.

"FOMO membuat masyarakat kelas menengah hobi mengeluarkan uang untuk kebutuhan non-primer untuk pemenuhan gaya hidup," ungkap Sonyaruri Satiti, Peneliti Bidang Kependudukan di Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan Universitas Gadjah Mada , Universitas Gadjah Mada, dikutip dari The Conversation, Sabtu (1/3/2025)

Menurut data BPS, adanya peningkatan belanja kelompok kelas menengah untuk kebutuhan hiburan dan pesta dalam 10 tahun terakhir.

Pengeluaran untuk hiburan, meningkat menjadi 0,38% pada 2024 menjadi 0,22% pada 2014 . Kemudian, pengeluaran untuk pakaian juga meningkat. Tercatat pengeluaran kelas menengah untuk pakaian pada 2024 mencapai 2,44%, mengingat dari 2014 mencapai 2,16% pada 2014.

Sonyaruri juga mengungkapkan bahwa FOMO sendiri bukan hal baru di Indonesia. Pada 2011 ada tren handphone Blackberry yang membuat antrian panjang calon membeli hingga harus dikawal polisi.

"Bedanya saat itu pertumbuhan ekonomi Indonesia melesat hingga 6,5% karena adanya commodity boom dan pertumbuhan ekonomi China yang signifikan," ungkap Sonyaruri.

"Perbedaan lainnya adalah dulu orang-orang terpicu FOMO adalah orang-orang yang gemar membaca koran atau artikel di majalah, iklan di radio, bahkan tetangga sebelah rumah. Saat ini, masyarakat yang mengalami kehadiran FOMO kemungkinan besar karena kecanduan bermain sosial media,"tambahnya.

Apa penyebab FOMO di masyarakat?

Media sosial memainkan peran besar dalam menciptakan perasaan FOMO. Dengan akses instan ke kehidupan orang lain melalui unggahan foto, video, dan cerita, banyak individu merasa mereka harus selalu mengikuti tren terbaru agar tidak tertinggal.

Medsos tidak jarang digunakan sebagai ajang pamer semata yang tanpa disadari menjadi standar kehidupan di masyarakat. Meskipun apa yang ada di media sosial acap kali tidak aktual dan penuh rekayasa.

Selain itu ada faktor lainnya yang menyebabkan FOMO seperti budaya konsumtif, kecepatan perubahan tren, dan psikologi individu.

Obat FOMO Paling Mujarab

Patrick McGinnis menjelaskan dalam bukunya Fear of Missing Out menjelaskan bahwa obat untuk sembuh dari FOMO adalah membatasi penggunaan media sosial, menerima kenyataan bahwa tidak semua peluang perlu diambil, dan berani berkata "tidak" pada hal-hal yang tidak sejalan dengan tujuan hidup yang telah ditetapkan.

Selain itu, Patrick juga memberikan panduan soal bagaimana membuat keputusan yang efektif dengan cara yang lebih percaya diri tanpa dihantui oleh rasa ragu-ragu atau takut kehilangan peluang.


(dce)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Duit Kelas Menengah Menipis, Pilih Beli Barang Murah

Next Article Kelas Menengah Turun Kelas Marak, Satgas Cipta Kerja Buka Suara

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |