Pasokan Timah RI Sempat Turun, Ini Alasannya

3 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengakui bahwa pasokan timah domestik sempat mengalami penurunan dalam beberapa waktu belakangan ini. Hal tersebut menyusul operasi penertiban tambang ilegal di dalam dan sekitar wilayah izin usaha pertambangan (IUP) PT Timah Tbk.

Direktur Jenderal Minerba Kementerian ESDM Tri Winarno memaparkan bahwa produksi timah Indonesia saat ini berkisar antara 60 hingga 80 ribu ton per tahun. Namun, ia mengakui belakangan ini terdapat sedikit gangguan pada rantai pasok akibat penertiban kegiatan tambang yang tidak sesuai aturan.

"Untuk saat ini memang ada beberapa yang agak terganggu rantai pasoknya, tetapi ini juga sejalan dengan penertiban artinya yang memang betul-betul tidak comply, tidak punya izin, dan lain sebagainya memang tidak bisa untuk melakukan penambangan dan melakukan penjualan," kata Tri dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia Special Road to Hari Tambang dan Energi 2025, dikutip Selasa (21/10/2025).

Di sisi lain, Tri menegaskan posisi Indonesia di pasar global tidak hanya kuat pada komoditas nikel, tetapi juga pada timah. Adapun, kebutuhan timah dunia saat ini mencapai sekitar 350 ribu ton per tahun, dengan Indonesia menjadi salah satu pemasok utama.

"Kebutuhan dunia akan timah itu sekitar 350 ribu ton dalam satu tahun. Nah, Indonesia adalah salah satu pemain untuk timah itu sendiri," kata Tri.

Menurut Tri, dinamika harga timah di pasar internasional sangat bergantung pada stabilitas pasokan. Sehingga apabila pasokan terganggu, maka harga akan melonjak dan sebaliknya.

"Dan 48 persen dari komoditas timah ini digunakan untuk solder. Artinya apabila industri itu maju, maka kebutuhan solder juga akan naik. Apabila stabil, akan stabil. Jadi demand-nya ya segitulah," tambahnya.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Video: Arsari Tambang Ambisi Jadi Perusahaan Timah NZE Pertama di RI

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |