Jakarta, CNBC Indonesia - Suhu ekstrem bak "neraka bocor" kini menyerang tetangga RI, Filipina. Negeri itu pun terpaksa menutup sekolah di hampir separuh ibu kota Senin.
Sebuah badan peringatan cuaca nasional memperingatkan indeks panas, ukuran suhu udara dan kelembapan relatif, akan mencapai tingkat "bahaya" di Manila dan dua wilayah lain di negara tersebut. Suhu diperkirakan mencapai 33 Celcius.
"Lebih dari 68.000 siswa di 42 sekolah ditangguhkan kegiatan belajar mengajarnya," dikutip dari AFP, Selasa (4/3/2025).
"Kram panas dan kelelahan akibat panas mungkin terjadi," kata badan itu memperingatkan penduduk, dikutip Selasa (4/3/2025).
"Di distrik Valenzuela, pejabat sekolah Annie Bernardo mengatakan 69 sekolahnya telah diinstruksikan untuk beralih ke model pembelajaran alternatif, termasuk kelas daring."
Gelombang panas juga melanda sebagian besar wilayah Filipina pada bulan April dan Mei tahun lalu. Hal ini menyebabkan penangguhan kelas tatap muka hampir setiap hari, yang memengaruhi jutaan siswa.
Suhu di Manila mencapai rekor 38,8 Celsius pada 27 April tahun lalu. Suhu rata-rata global mencapai rekor tertinggi pada tahun 2024 dan bahkan sempat melampaui ambang batas pemanasan kritis 1,5 derajat Celsius.
Pada bulan Januari, badan anak-anak PBB UNICEF mengatakan cuaca ekstrem mengganggu sekolah sekitar 242 juta anak di 85 negara tahun lalu, termasuk Filipina, dengan gelombang panas yang memiliki dampak terbesar. Aktivitas manusia, termasuk pembakaran bahan bakar fosil tanpa batas selama beberapa dekade, telah menghangatkan planet ini dan mengubah pola cuaca.
Periode basah yang lebih basah dan periode kering yang lebih kering, meningkatkan panas dan badai di negeri itu. Hal ini membuat populasi lebih rentan terhadap bencana.
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Video: DPR Filipina Setujui Pemakzulan Wapres Sara Duterte
Next Article Badai Acak-Acak Tetangga Dekat RI, 110 Orang Tewas