Nasib Raja Ojol Makin Sengsara Usai Tutup di RI

3 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Bisnis transportasi Uber terus memburuk di Amerika Serikat (AS). Pendapatan perusahaan terus melambat sejak pandemi hingga sekarang.

Pendapatan Uber pada kuartal I-2025 naik 14% menjadi US$11,53 miliar (Rp 189,9 triliun). Sementara unit pemesanan naik 15% dan pengiriman bertambah 18%.

Perusahaan memperkirakan pemesanan dan laba pada kuartal kedua akan berada di atas target Wall Street. Reuters melaporkan perkiraan ini karena perkembangan Uber di dunia internasional dan bisnis pengiriman yang terus meluas.

Bisnis raksasa ojek online yang tutup di Indonesia pada 2018 itu masih tertolong dari pasar internasional dan kemitraan dengan kendaraan otonom.

"Perusahaan melihat perjalanan internasional lebih tinggi dan sedikit karena perjalanan masuk AS yang lebih rendah," kata CFO Uber, Prashanth Mahendra-Rajah, dikutip dari Reuters, Kamis (8/5/2025).

Sebelumnya, Uber diketahui membeli 85% saham Trendyl Go, sebuah platform pengiriman makanan dan bahan makanan. Jumlah saham yang dibeli mencapai US$700 juta (Rp 11,5 triliun).

Selain itu, Uber juga bermitra dengan perusahaan China bernama Pony AI. Kerja sama tersebut terkait penggunaan kendaraan pengembang robotaxi ke dalam platform ride hailing.

Uber telah meluncurkan robotaxi di Austin, Texas tahun 2025. Proyek tersebut adalah hasil kerja sama antara perusahaan dengan Waymo yang dimiliki Alphabet.

Menurut Uber, layanan tersebut mengalami peningkatan yang cukup tinggi dari pemanfaatannya. Perusahaan juga berencana terus meningkatkan jumlah kendaraannya.


(dem/dem)

Saksikan video di bawah ini:

Video: China Tembak Laser Siang Bolong ke Arah Bulan, Bikin NASA Kagum

Next Article RI Belum Punya, Ini Aturan Hukum Driver Online di Negara Lain

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |